JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak serius bagi kelompok penyandang disabilitas, baik dari segi ekonomi, sosial, kesehatan, maupun pendidikan. Untuk menjawab tantangan ini, Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bersama dengan Lazismu, Alfamart, dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) meluncurkan "Gerakan Ekonomi Inklusi (GEI)" bagi penyandang disabilitas dan keluarga disabilitas. Program ini menyediakan dukungan bagi penyandang disabilitas untuk beradaptasi dengan kondisi baru.
Peluncuran program ini berlangsung pada Rabu (23/08) di Aula Ahmad Dahlan PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya 62 Jakarta. Acara ini menghadirkan 30 orang perwakilan penerima manfaat, Ketua PP Muhammadiyah dr. Agus Taufiqurrahman, Ketua MPKS PP Muhammadiyah Dr. Mariman Darto, M.Si., Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kementerian Sosial RI Nur Syamsu, serta perwakilan dari PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) dan BAZNAS RI. Kegiatan ini didukung pula oleh Institute Teknologi Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) dengan menurunkan tim Pusat Inkubasi Bisnis ITB-AD untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan para penerima manfaat. Ayi Muhyidin, S.E., M.M. selaku Direktur Pusat Inkubasi Bisnis ITB-AD ikut hadir dalam acara ini.
Dr. Mariman Darto, M.Si. selaku Ketua MPKS PP Muhammadiyah menyampaikan bahwa GEI bagi penyandang disabilitas merupakan tindak lanjut dari hasil keputusan
Muktamar ke-48 di Surakarta. Menurutnya, Muhammadiyah meletakkan terkait gerakan inklusi ekonomi sebagai salah satu isu kebangsaan yakni penataan ruang publik yang inklusif dan adil. Penyandang cacat sebagai warga negara yang sangat rentan terdampak perkembangan jumlah penduduk, industri dan perubahan sosial, kepemilikan, ketersediaan dan akses terhadap ruang publik.
"Tegaknya aturan, jaminan terhadap hak-hak disabilitas, penataan ruang publik dan kesempatan berusaha dalam memperjuangkan hak ekonomi disabilitas harus terjamin. Karena itu Muhammadiyah turut serta mendukung pemerintah untuk menjamin hak hak dasar disabilitas, khususnya pemerataan kesempatan berusaha dengan melaukukan inisiasi gerakan ekonomi inklusif ini," tegas Mariman Darto.
Data survei yang dirilis oleh Jaringan Difabel Indonesia (JDI) menunjukkan bahwa penyandang disabilitas mengalami dampak serius dari sektor ekonomi selama pandemi. Sebanyak 86 persen responden yang bekerja di sektor informal mengalami penurunan pendapatan signifikan. Kehadiran program GEI dapat memberi angin segar untuk membantu penyandang disabilitas.
Program GEI bagi penyandang disabilitas dan keluarga disabilitas bertujuan untuk memberikan dukungan dan peluang bagi penyandang disabilitas pada aspek ekonomi, sosial, dan kewirausahaan. Program ini meliputi penguatan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan, pemberian modal usaha, serta pendampingan sesuai dengan rintisan masing-masing penerima manfaat. 50 orang akan menjadi penerima manfaat program ini yang berasal dari Jakarta, Depok, Tangerang, dan Surabaya. Sebagian besar penerima manfaat bergerak dalam bidang usaha retail/warung, pijat, dan tata rias. Melalui inisiatif ini diharapkan para penyandang disabilitas beserta keluarga mereka akan lebih mampu dalam meningkatkan pendapatan ekonomi.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]