“Kami tiga orang yang sedang mengajar di sana adalah hanyalah berijazah SMA. Namun, kami harus mengajar pada dua sekolah yang berbeda tingkatan pendidikannya yakni SD dan SMP,” inilah salah satu relita yang disampaikan guru yang mengabdi di Pelosok Papua, tepatnya di Kampung Abouyaga, Mapia Barat Kabupaten Dogiyai Papua.

Pendidikan adalah salah satu kebutuhan primer manusia. Dengan pendidikan, martabat, kesejahteraan dan kualitas hidup akan terangkat.

Indonesia yang memiliki ribuan pulau terluar dan daerah-daerah pelosok yang tersebar di hampir semua wilayah menghadapi permasalahan penyebaran guru yang profesional.

Akhirnya permasalahan ini menjadikan tingkat pendidikan dan kesejahteraan penduduk juga mengalami ketimpangan.

Kebutuhan guru dan juga pemenuhan hak-hak mereka sebagai pendidik perlu kita perhatikan bersama.

 

“Saat awal-awal ia bertandang ke lokasi tersebut, fasilitas penerangan hanya mengandalkan listrik yang hanya aktif beberapa kali dalam seminggu. Ia mengaku lebih sering menggunakan pelita sebagai penerangan dibandingkan listrik,” kisah tenaga pendidik lainnya yang bertugas di Kabupaten Supriori, Papua.

 

Menurut Akademisi Universitas Papua Agus Sumule, Papua mengalami kekurangan tenaga pendidik hingga 30.000 orang. Sementara menurut Data Pokok Pendidikan Nasional (Dapodik) Dirjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, ada 1.070.662 guru berstatus honorer. Pendapatan di bawah UMR karena rata-rata Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu sebulan.

 

Hal ini sungguh miris karena pendidikan adalah hak seluruh anak-anak Indonesia dimanapun berada. Dan Guru sebagai pilar utama pendidikan masih banyak yang jauh dari kata sejahtera.

 

 

 

Donasi Anda semoga bisa memacu semangat para pahlawan tanpa tanda jasa di pelosok negeri untuk terus mengabdi.

Sumber foto: GTP UGM via voaindonesia.com
Sumber data: jubi.co.id I radarmadura.jawapos.com