Lazismu Bersama Umsida dan UM Surabaya Borong 2,5 Ton Telur di Magetan dan Blitar

Ditulis oleh berita
Ditulis pada 09:36, 07/09/2021
Cover Lazismu Bersama Umsida dan UM Surabaya Borong 2,5 Ton Telur di Magetan dan Blitar
SURABAYA - Lazismu Jawa Timur bersama Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo  (Umsida) memborong 2,5 ton telur ayam dari peternak di Magetan dan Blitar, Jawa Timur, Sabtu (4/9).

Dua kampus besar tersebut memborong telur peternak melalui Lazismu Jawa Timur seharga 15,5 ribu rupiah per kilogram telur. Menurut keterangan Ketua Lazismu Jawa Timur Drh Zainul Muslimin, telur yang diborong oleh UM Surabaya kemudian dibagikan secara gratis. Sedangkan Umsida menjual kembali telur tersebut dengan harga murah dengan subsidi 1,5 ribu rupiah per kilogram.

"Waktu yang lain sibuk Tanwir Muhammadiyah & Aisyiyah, ada berita yang masuk ke kami bahwa telur di beberapa peternak tidak bisa terjual, sehingga stoknya menumpuk. Sedangkan harganya sangat murah. Apalagi beberapa peternak yang tidak bisa mengakses pasar. Kita langsung lobi rektor UM Surabaya dan Umsida, alhamdulillah bersedia membantu," ujar Zainul Muslimin kepada Lazismu.org.

Sebelumnya, Lazismu Jawa Timur juga memborong cabai dari petani di Mijen, Demak, Jawa Tengah sebanyak 4,35 ton. Dalam hal ini Lazismu Jawa Timur bekerja sama dengan Lazismu Jepara, Lazismu Demak, PD Aisyiyah Jepara, dan PD Aisyiyah Demak.

"Jenis yang ada di Mijen itu kebetulan sedang tidak diminati sehingga tidak laku. Akhirnya kita bantu bersama dengan Lazismu Demak, Jepara, dan ibu-ibu Aisyiyah. Itu jenisnya cabai merah kriting, bentuknya kecil," imbuh Zainul.

Menurutnya, kondisi petani dan peternak belakangan relatif lebih buruk. Hal ini dirasakan oleh hampir semua produk. Sehingga, ia berharap agar Lazismu di berbagai daerah hadir untuk membantu petani dan peternak.

"Para produsen, petani, dan peternak ini agak terpuruk. Demandnya memang lagi rendah. Dan itu terjadi di banyak produk. Jahe merah, kunyit, lele, dan lain-lain. Kita juga terus komunikasi dengan berbagai petani dan peternak," ujarnya.

Program Tani Bangkit yang dimiliki oleh Lazismu diharapkan dapat menjadi jaring pengaman sosial bagi peternak dan petani di seluruh Indonesia. Ia juga menyebut bahwa pihaknya sedang mempersiapkan untuk memborong lele yang juga sulit dijual. Pihaknya sedang melakukan asesmen untuk melihat tingkat keparahan penjualan ikan lele.

"Produk itu kalau sudah murah, maka kita harus menjadi kepanjangan tangan mereka agar segera tersalur. Kalau tidak segera tersalur, cost mereka juga semakin membengkak. Harus segera ditolong," ujar Zainul yang juga merupakan seorang peternak.

Reporter: Yusuf