SEMANGAT BERQURBAN NEGERI DUA NIL

Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 16:24, 19/07/2022
Cover SEMANGAT BERQURBAN NEGERI DUA NIL
SUDAN -- Idul Adha 1443 H. Takbir berkumandang menandakan hari raya besar umat Islam telah tiba, hewan qurban pun mulai berdatangan di Markas Dakwah Muhammadiyah Sudan. Delapan ekor kambing dan tiga ekor sapi dituntun panitia qurban untuk dimasukkan ke tempat yang sudah disediakan, lengkap dengan rumput segar sebagai makanan utama. Beberapa penduduk Sudan juga ikut menyaksikan kedatangan hewan qurban. Senyum dan kebahagiaan terpancar dari wajah mereka, menanti aksi Muhammadiyah Sudan untuk memberikan daging sesembelihan kepada mereka keesokan harinya.

Sudan sudah memasuki musim hujan, pagi hari pun mulai terasa sejuk. Pukul 06.30 waktu Sudan bertepatan tanggal 9 Juli 2022, imam shalat Idul Adha bersigap memulai ibadah yang dilaksanakan setahun sekali itu. Terselip motivasi sang khatib dalam khutbah usai shalat tentang pengorbanan Nabi Ibrahim 'alaihissalam ketika diperintahkan untuk mengorbankan Ismail 'alaihissalam. Dalam peristiwa itu yang diuji bukanlah tentang harta yang dimiliki atau merelakan anak yang sudah dinanti sekian tahun untuk menjadi sembelihan, melainkan ujian ketakwaan dari Allah Subhanahu wata’ala kepada hamba-Nya. Seberapa besar kecintaan Hamba-Nya kepada-Nya, itulah keutamaan dari peristiwa Nabi Ibrahim 'alaihissalam. "Allah tidak menerima daging ataupun darah, tetapi yang Allah terima adalah ketakwaan hamba-Nya", demikian refleksi dari surah Al-Haj ayat 37.

Pukul 07.30, warga Muhammadiyah sudah kembali ke rumah masing-masing setelah menyelesaikan shalat Idul Adha, termasuk mereka yang tinggal di Markas Dakwah Muhammadiyah Sudan. Dengan cekatan dan penuh semangat, masing-masing bergegas menyiapkan peralatan yang akan dipakai untuk penyembelihan hewan qurban. Setengah jam kemudian penyembelihan dimulai, diawali dengan hewan qurban sapi. Dua ekor hewan qurban sapi disembelih di tempat tersebut dan satu ekor lainnya dikirim ke daerah Haj Yusuf Sudan untuk disembelih, kemudian didistribusikan dagingnya kepada masyarakat Sudan yang membutuhkan. Hari pertama ini, lima ekor kambing disisakan untuk disembelih pada hari berikutnya.

Sore hari, di depan Markas Dakwah Muhammadiyah Sudan nampak antrian untuk pengambilan daging qurban. Tim yang bertugas untuk mendistribusikan dengan sigap memberikan beberapa bungkus daging yang sudah disiapkan oleh panitia. "Syukran," demikian kata yang terlontar dari masyarakat Sudan setelah menerima daging qurban. Ada juga anak kecil yang sumringah saat menerimanya. Ketika ditanya, "Kenapa seperti itu?" Dengan tersenyum ia menjawab, "Ini untuk keluargaku." Seketika itu panitia pun tertegun dan bersyukur bisa memberikan kepada mereka yang membutuhkan, "Alhamdulillah."

Selain berbagi kepada masyarakat Sudan, Muhammadiyah Sudan juga memberikan daging qurban kepada para warga Muhammadiyah yang datang untuk bersilaturahmi. Banyak diskusi yang dihasilkan dan menambah keakraban. Daging yang diberikan kepada kader Muhammadiyah mayoritas dimanfaatkan untuk membuat rendang, gulai, sate, dan ada juga yang memanggang bersama-sama. "Alhamdulillah makan enak dan perbaikan gizi," ujar salah seorang teman.

"Alhamdulillah, Maasyaa Allah eksistensi Lazismu luar biasa. Semoga eksistensinya semakin terjaga dan juga kepercayaan masyarakatnya meningkat serta manfaatnya lebih luas lagi. Manfaat Lazismu sudah terasa baik di Indonesia ataupun di luar negeri. Banyak orang yang merasa bahwa manfaat keberadaaan Lazismu benar-benar terasa, seperti di kegiatan besar Ramadhan dan Idul Adha. Lazismu bisa menjadi inspirasi bagi lembaga filantropi lainnya. Sejauh ini KL Lazismu PCIM Sudan sudah menjadi inspirasi bagi lembaga lainnya," tutur Wahidin, Kepala KL Lazismu PCIM Sudan yang selalu menyertai berbagai kegiatan Idul Adha ini.

Hari kedua, yaitu hari pertama Tasyriq dimulai pada pukul 11 siang. Lima orang menuju kawasan Haj Yusuf untuk menyaksikan penyembelihan satu ekor sapi yang merupakan amanah organisasi Masyarakat Ekonomi Sudan. Perjalanan menuju Haj Yusuf menggunakan Muwasholat, sejenis bus umum, di Indonesia dikenal sebagai metromini atau sejenisnya. Ada alasan tersendiri mengapa kami menggunakan kendaraan umum. Selain untuk menghemat pengeluaran, juga bisa menambah kehangatan antar masyarakat yang berbeda negara. Ada banyak cerita yang keluar dari bus umum tersebut, baik berasal dari ibu-ibu, anak kuliah, bahkan preman yang sudah tobat. Kejadian yang paling unik adalah ketika adzan berkumandang. Hampir seluruh aktivitas dihentikan, masing-masing menuju ke tempat ibadah atau menggelar tikar untuk menunaikan shalat di pinggir jalan.

Sesampainya di tempat pemberhentian Muwasholat, tim Kantor Layanan (KL) Lazismu Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Sudan melanjutkan dengan mobil. Medan yang berkelok menjadi tantangan dan pengalaman tersendiri. Perjalanan terasa mengasyikkan seperti berpetualang di jalanan dengan medan yang berat, namun menggunakan mobil seadanya. Penjelajahan ini melintasi pemukiman warga yang hanya beratapkan batu bata dan beralas pasir. Tempat tidurnya pun hanya menggunakan ranjang yang dikaitkan antara tiang satu ke tiang berikutnya dengan tali. Ketika tiba, terlihat jelas sapi berwarna coklat telah siap untuk disembelih pada hari itu. Masyarakat sangat antusias dengan kedatangan tim Muhammadiyah ini, anak-anak kecil mengucapkan salam dan mengangkat tangan kebahagiaan. Mereka berkerumun di tempat penyembelihan hewan qurban.

Di tengah teriknya matahari siang hari, tim KL Lazismu PCIM Sudan bersama masyarakat memulai penyembelihan sapi berwarna coklat tersebut. Meski hanya dengan jumlah yang sedikit, kolaborasi ini mampu merobohkan sapi qurban dan juga menyembelihnya. Selepas penyembelihan, daging pun dipotong-potong dan dimasukkan ke dalam tempat yang sudah disediakan untuk didistribusikan kepada masyarakat sekitar. Setelah acara selesai, keakraban pun terjalin kala masyarakat mengajak rombongan tim untuk memanen tebu di daerah sekitar dan juga sebagai ajang ramah tamah di antara mereka.

Tim KL Lazismu PCIM Sudan


Pengalaman hari pertama Tasyriq sangat berarti bagi tim KL Lazismu PCIM Sudan. Tidak hanya untuk menyebarluaskan dakwah Muhammadiyah, namun juga sebagai duta internasional Muhammadiyah di negeri dua Nil ini. Dengan semangat berqurban, tim yang berjumlah lima orang ini berhasil mengenalkan Muhammadiyah yang berusaha memberi dan melayani, bukan untuk warga Indonesia, namun lebih luas dari itu. Muhammadiyah berusaha untuk selalu memberi dan melayani warga internasional. Islam yang rahmatan lil'alamin juga berhasil dikumandangkan melalui dakwah sosial, bukan hanya sekedar merekatkan warga Muhammadiyah dan masyarakat di Sudan, namun lebih jauh lagi, dapat merekatkan dua negeri ini, Indonesia dan Sudan.

"20 tahun atau dua dekade bukanlah usia yang muda lagi bagi sebuah lembaga. Tentu banyak rintangan dan dinamika permasalahan yang telah berhasil dilalui, pastinya banyak hikmah juga pembelajaran yang didapatkan dari itu semua. Semua yang kita lakukan sejatinya hanya sebagai wasilah untuk menggapai ridha-Nya, setiap bisikan kotor atas niat baik kita mari kita bersihkan dan perbaiki hanya untuk menggapai ridho-Nya. Selamat milad yang ke-20 Lazismu. Tetaplah istiqomah dan amanah dalam menebarkan manfaat," demikian ucap Sidiq Beni Saputra, salah satu amil KL Lazismu Sudan.

[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Dimas Muhammad Hanif Arkaan]