SIAGA HADAPI BENCANA, LAZISMU BERSAMA MDMC DAN LLHPB BERLATIH KESIAPSIAGAAN DAPUR UMUM

Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 16:31, 28/09/2022
Cover SIAGA HADAPI BENCANA, LAZISMU BERSAMA MDMC DAN LLHPB BERLATIH KESIAPSIAGAAN DAPUR UMUM
KABUPATEN PASURUAN -- Bertempat di Gedung Aisyiyah Training Center (ATC) Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Lazismu bersama Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) menggelar kegiatan "Diklat Manajemen Kebencanaan, Kesiapsiagaan Logistik dan Dapur Umum". Acara ini dilaksanakan dalam rangka edukasi kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. 40 orang peserta dari 7 daerah di Jawa Timur yang berasal dari staf, relawan, dan pimpinan Lazismu, MDMC dan LLHPB Aisyiyah klaster kawasan Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kota Batu antusias mengikuti rangkaian kegiatan ini.

Sekretaris Badan Pengurus Lazismu Wilayah Jawa Timur, Aditio Yudono dalam sambutannya pada acara yang berlangsung Sabtu (10/09) menekankan pentingnya pembagian peran dan tugas kebencanaan antar MDMC atau Lembaga Penanggulangan Bencana di internal Muhammadiyah, sehingga ketika ada kegiatan penanganan atau penanggulangan bencana tidak terjadi tumpang tindih tugas antar relawan. "Kita berharap agar kegiatan penanggulangan bencana di lapangan dapat berjalan dengan baik dan lancar, tentunya harus ada pembagian peran dan tugas antar relawan dan antar masing-masing Lembaga Penanggulangan Bencana, khususnya di internal Muhammadiyah. Sehingga tidak terjadi relawan hanya grudak-gruduk pada saat penanganan terjadi bencana yang mengakibatkan adanya surplus relawan di lokasi. Banyak relawan yang hanya menonton dan tidak tahu apa yang menjadi tugasnya dan bahkan apa yang harus dilakukannya," tegasnya.

Aditio kemudian melanjutkan, "Oleh sebab itu mari kita atur bersama. Lazismu bertugas hanya menghimpun dana dan bantuan untuk korban bencana. Tugas MDMC, selain mitigasi, juga yang senantiasa sigap dan bergerak pertama kali turun ke lapangan pada saat tanggap darurat bencana. LLHPB Aisyiyah bisa membantu MDMC pada masa pemulihan penyintas bencana dan menjaga ketersediaan logistik plus mengelola dapur umum. Sedangkan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Muhammadiyah melayani pos kesehatan dan medis," terangnya.

Sementara untuk amal usaha Muhammadiyah (AUM), tambah Aditio, dapat memberikan dukungan berupa dana dan logistik. "Untuk AUM bisa mendukung dengan bantuan dana dan logistik. Ortom AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) bisa mengerahkan tenaga relawan bantuan umum secara insidentil. Dengan demikian semua berjalan sesuai tupoksinya. Di lapangan tidak terjadi timpang tindih antar relawan sehingga tugas penanggulangan bencana dapat berjalan dengan baik, rapi, teratur dan sesuai tujuan yang hendak dicapai," tambahnya.

Siti Dalilah Candrawati selaku Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur mengapresiasi kegiatan adanya ini dan berharap agar sinergi antara Lazismu, MDMC, dan LLHPB Aisyiyah dapat terus berkelanjutan dan semakin tanggap dalam merespon terjadinya bencana alam di Jawa Timur. "Di Jawa Timur baru terdapat 7 Daerah Aisyiyah yang memiliki LLHPB. Padahal potensi bencana ada di 38 daerah kabupaten kota se-Jatim," ujarnya.

Agung Wijaya, perwakilan MDMC Jawa Timur saat memberikan materi tentang Manajemen Kebencanaan menjelaskan, ada tiga fase penanggulangan bencana, yaitu pra bencana, respon bencana, dan pemulihan bencana. Ketiga fase inilah yang menjadi bidang garap bersama Lazismu, MDMC, dan LLHPB. "Pada masa pra bencana ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu mitigasi dan preparedness, yaitu adanya rencana kontijensi atas resiko bencana. Ketika merespon terjadinya bencana ada fase atau tahapan yang harus dilakukan seperti siaga bencana, tanggap bencana dan transisi bencana, dengan standar pelayanan minimal respon," jelasnya.

Sedangkan pada masa pemulihan, lanjut Agung, terdapat pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi berupa pemukiman, infrastruktur, sosial dan ekonomi. "Pada masa pemulihan terdapat pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang hal itu harus dilakukan oleh lintas sektoral yaitu pemerintah, lembaga penanggulangan bencana, NGO/LSM, swasta, ormas, dan masyarakat luas," imbuhnya.

Diklat singkat sehari ini diisi dengan materi Penguatan Relawan Bencana, Manajemen Kebencanaan, Juknis Penggunaan Food Truck dan Praktik Memasak Dapur Umum Berbasis Food Truck. Materi inti tentang Praktik Memasak di Dapur Umum dipilih karena hal ini sering dianggap remeh atau sepele oleh berbagai pihak, sementara dalam pengelolaannya membutuhkan kecermatan, ketelatenan, dan kehati-hatian. Hal tersebut menyangkut apa yang dikonsumsi secara langsung oleh para penyintas dan relawan bencana.

Para peserta antusias memasak untuk dapur umum.


Pada kesempatan ini didatangkan Kendara Saji Makanan atau Food Truck Lazismu Wilayah Jawa Timur, yaitu kendaraan berbasis truk yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan memasak secara lengkap. Food truck memiliki kemampuan mobilitas tinggi karena dapat berpindah-pindah tempat sesuai dengan kebutuhan. Ketika terjadi peristiwa kebencanaan, food truck ini bisa digerakkan ke lokasi bencana dan melayani kegiatan dapur umum untuk kebutuhan makan para penyintas dan relawan.

Kegiatan ini masih akan berlanjut ke klaster kawasan lainnya di Jawa Timur, seperti kawasan selatan yang terdiri dari Tulungagung, Pacitan, Blitar, Trenggalek, dan Ponorogo serta kawasan timur seperti Jember, Banyuwangi Bondowoso, dan Situbondo. Dari kegiatan ini diharapkan terjadi peningkatan kerja sama dalam hal kesiapsiagaan bencana antara Lazismu, MDMC dan LLHPB Aisyiyah. Kerjasama ini terutama adalah pembagian peran dan tugas masing-masing dalam menghadapi peristiwa bencana di berbagai daerah di Jawa Timur pada khususnya dan di tanah air pada umumnya.

[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Aditio Yudono]