Program Pemberdayaan Generasi Muda Palestina Kolaborasi Lazismu dan Witness, Membuka Jalan Dialog Multikultural Antar Bangsa

Ditulis oleh berita
Ditulis pada 19:59, 16/12/2024
Cover Program Pemberdayaan Generasi Muda Palestina Kolaborasi Lazismu dan Witness, Membuka Jalan Dialog Multikultural Antar Bangsa

JAKARTA --- Satu tahun sudah Israel melancarkan aksinya membumi-hanguskan Palestina. Serangan tersebut sampai detik ini terus bergulir. Akibat serangan Israel ini, yang telah menelan banyak korban dalam catatan United Nations Relief and Works Agency for Palesine Refugees in The Near East (UNRWA), setidaknya 42.718 warga Palestina dilaporkan tewas menurut Kementerian Kesehatan Gaza dan dilansir OCHA  (United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs) 100.282 orang dialporkan terluka.

Secara rinci OCHA melaporkan, pada 20 Oktober 2024, Kementerian Kesehatan Palestina menerbitkan rincian 40.717 dari 42.010 peristiwa kematian pada 07 Oktober 2024. Jumlah tersebut dilaporkan mencakup 13.319 anak-anak, 7.216 perempuan, 3.447 lansia, dan 16.735 laki-laki. Di antara kematian anak-anak, 786 anak-anak berusia di bawah satu tahun, mewakili sekitar enam persen dari anak-anak yang terbunuh yang rincian identifikasi lengkapnya telah didokumentasikan. Kementerian Kesehatan juga melaporkan bahwa 35.055 anak telah kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya selama setahun terakhir.

Lazismu sebagai lembaga amil zakat nasional di Indonesia, setidaknya telah melakukan respons berupa penyaluran bantuan yang melibatkan banyak pihak baik di dalam negeri dan luar negeri. Antara lain untuk di dalam negeri bersama Pemerintah Indonesia, Forum Zakat, POROZ dan MuhammadiyahAID serta PCIM di Mesir, Turki, Yordania dan Libanon. Sementara itu bersama mitra luar negeri terdiri dari GDD, Wafaa, IESCO, Takween, Hayat Yolu, Witness Center, dan lainnya.

Di samping bantuan kemanusiaan, Lazismu berkolaborasi dengan Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang sejak Juni 2024 mengaktivasi Program Peacebuilding Lab.  “Suatu program Bina Damai Palestina yang menyediakan program konseling, penyembuhan trauma, hingga pelatihan bagi 200 pemuda Palestina untuk menjadi agen perubahan dan melakukan diplomasi tanpa kekerasan,” demikian disampaikan Ketua Pimpinan Pusat Muhammmadiyah Syafiq A. Mughni.

Target program tersebut menurut Syafiq A Mughni adalah generasi muda Palestina yakni pemuda dan pemudi yang memiliki kesempatan bersama mitra lokal untuk mencari solusi berbuat sesuatu agar tidak putus asa dan bangkit menatap masa depan dengan pendekatan psikologis. Mereka memperoleh bantuan program peningkatan kapasitas secara signifikan dari program-program yang dikembangkan oleh Muhammadiyah dengan mitra kolaborasi.

Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais mengatakan kegiatan Peace Building and Multiculture Dialogue yang diselenggarakan oleh Lazismu dan Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKI) PP Muhammadiyah, serta Withneess, bertujuan memperkuat dialog lintas budaya dan membangun perdamaian global dalam bingkai Prospect of Palestine Peacebuilding Program and the Future of Gaza.

Rangkaian kegiatan ini sebetulnya berlangsung dari 11 – 18 Desember 2024 di UMY dan UAD (Yogyakarta), UMS (Surakarta) dan di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta. Agenda khusus Lazismu pada Senin, 16 Desember akan menjadi momen strategis untuk menyampaikan kontribusi nyata dalam mendukung masyarakat Palestina.

“Tujuan paparan publik ini yang dilanjutkan dengan dialog multikultural untuk meningkatkan transparansi program bantuan Palestina, mempromosikan solidaritas global dan memperkuat kolaborasi antara Lazismu, delegasi Palestina, perwakilan Organisasi Kerjasama Islam (The Organisation of Islamic Cooperation/OIC), dan mitra global lainnya,” ungkap Mujadid Rais.

Di samping itu, lanjut Mujadid Rais, Lazismu akan memaparkan capaian program Lazismu dalam mendukung masyarakat Palestina serta memperkuat komitmen Lazismu terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian global.

Dari tahun 2018 – 2024 bantuan yang diberikan antara lain, pendidikan mahasiswa di Universitas Gaza, beasiswa untuk mahasiswa Gaza yang belajar di Indonesia, bantuan kemanusiaan, bantuan Ramadhan dan kurban, serta dana kemanusiaan lainnya untuk makanan dan sembako, family kit, hygiene kit, Penyaluran dana pembangunan rumah sakit Indonesia di Hebron, bantuan emergency aid untuk 600 orang dan 2 rumah sakit, pemberdayaan peternakan dan pertanian, bantuan 2 unit alat cuci darah, bantuan pakaian hangat uintuk musim dingin dan lain sebagainya.

Melalui kolaborasi strategis ini, semoga lazismu dapat meningkatkan keterlibatan di kancah internasional dalam program-program kemanusiaan untuk Palestina. Lebih jauh lagi, dapat memfasilitasi dialog lintas budaya untuk memperkuat solidaritas antar bangsa.

Sementara itu, Sekretaris LHKI PP Muhammadiyah, Yayah Khisbiyah mengatakan,  LHKI berusaha untuk fokus pada keberlangsungan program pemberdayaan yang didukung Lazismu, di samping ada bantuan kemanusiaan lainnya. Para pemuda dan pemudi ini mendapatkan bantuan berupa peningkatan kapasitas.

“Bersama komunitas lokal secara komprehensif mengeksplorasi program-program pemberdayaan seperti peternakan, petarnian dan program pemberdayaan lainnya yang terhubung dengan Witness Center sebagai mitra kolaborasi” ungkapnya.   

Yayah mengungkapkan jauh sebelum peritiwa 07 Oktober 2023, LHKI dan Lazismu telah merencanakan program di Palestina yang pada akhirnya tertunda karena alasan keamanan. Kami mengembangkan program berbasis dialog multikultural yang mengedepankan kemanusiaan dan nir-kekerasan sehinga tujuan program ini adalah mempromosikan bina damai dengan pendekatan inklusif yang melibatkan mitra strategis. 

Pada kesempatan itu, Al-houcine Rhazoui Director The Organisation of Islamic Cooperation (OIC) of Cultural Affairs, menilai isu dan aksi kemanusiaan yang dibawa oleh Muhammadiyah merupakan isu baru yang memberikan harapan bagi gerasi muda di Palestina dan kami mengapresiasi program kolaborasi ini.  Apalagi Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia turut menyuarakan untuk pembebasan Palestina dari cengkraman Israel.

Peran OIC sebagai organisasi yang berkolaborasi dengan negara-negara muslim di dunia sejak berdiri tahun 1969, sebagai respons terhadap kebakaran Masjid Al-Aqsha. Kita semua melihat bahwa bencana kemanusiaan di Palestina yang disebabkan oleh Israel dalam waktu yang sangat lama merupakan kejahatan kemanusiaan.   

Kolaborasinya bersama Witness Center, kata dia, merupakan kerja-kerja kolaboratif antar negara muslim yang menggerakan masyarakat sipil dan kaum muslim di dunia untuk merawat bersama nilai-nilai kemanusiaan dengan pendekatan multikultural.  

Dari perspektif yang lain disampaikan Kayed al-Meary dari Witness-Syahid Center For Zitizens Rights and Social Development, generasi muda di Palestina tumbuh dan bertahan dalam program-program pemberdayaan dalam skala yang masih terbatas. Isreal dengan kekuasaannya berusaha untuk mengokupasi setiap wilayah di Palestina dengan target generasi muda Palestina.

Israel tidak hanya merusak rumah dan fasilitas umum, tapi juga merusak tatanan kohesi sosial yang ada di Palestina. Oleh Karena itu, kehadiran Witness Center di Palestina sebagai lembaga kemitraan untuk pemberdayaan, advokasi dan media literasi.

“Witness juga berupaya menghubungkan pemuda dan pemudi di Palestina agar mereka memliki harga diri, kedaulatan dan misi cinta kemanusiaan,” pungkasnya. Ini bukan sekadar isu ekonomi dan politik, lebih jauh lagi identitas dan harga diri. Maka program kerja kami adalah menciptakan peningkatan kapasitas bagi generasi muda Palestina supaya tumbuh kerelawannanya untuk menolong saudara-saudara yang lain.

Memotivasi mereka dengan spirit kepemimpinan agar bisa memproteksi masyarakat dan identitasnya. Ini tidak hanya memberikan nilai manfaat yang menguatkan komunitas pemuda di palestina. Program yang dikolaborasikan bersama Muhammadiyah yang didukung penuh Lazismu untuk menguatkan komunitas lokal.        

Dalam program ini juga bersama Muhammadiyah, Witness senantiasa memberikan wawasan, ketrampilan dan spirit kepemimpinan dengan ragam pendekatan seperti pelatihan dan workshop sehinga bisa mengkreasikan gerakan transformasi sosial melalui komunitas lokal.

Agenda seminar internasional Strategic Global Partnership for Palestine ini dengan tema “Prospect of Palestine Peacebuilding Program and the Future of Gaza” dipandu oleh Yasmi Andriansyah anggota LHKI PP Muhammadiyah, yang juga menghadirkan Kedutaan Besar Palestina Untuk Indonesia Mr.  Zuhair Alshun, Badan Pengurus Lazismu Pusat dan jajaran Direksi Lazismu Pusat serta mitra kolaborasi Lazismu  lainnya baik korporat dan individu.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]