PWM Sumatra Selatan Resmikan 12 KL Lazismu se Palembang
PALEMBANG - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatra Selatan meresmikan 12 Kantor Layanan Lazismu yang tersebar di Kota Palembang, di lapangan parkir Gedung dakwah PDM Palembang Balayudha, Jumat (12/2).
Ketua Lazismu Kota Palembang Syarif Ali S.P mengatakan ada tiga program yang akan menjadi fokus Lazismu Kota Palembang kedepannya. Tiga program tersebut adalah pendidikan dan kesehatan; ekonomi; serta dakwah, sosial dan kemanusiaan.
Ia juga berharap agar penyaluran tidak hanya membagikan, namun juga memberdayakan. Dengan demikian, seorang mustahik atau penerima zakat dapat menjadi muzzaki di masa yang akan datang.
"Kita juga punya program beasiswa mentari untuk anak sekolah. Di kesehatan kita ada ambulans. Kita juga menyiapkan 1.000 UMKM dari sisi ekonomi," ujarnya sebagaimana dilansir dari Tribun.
Menurut keterangan Syarif, potensi kehadiran Kantor Layanan Lazismu untuk menampung dan mengelola potensi dana umat seperti zakat, infak, da sedakah cukup besar.
“Potensi dana umat seperti zakat, infaq, dan sedekah sangat besar untuk dapat dihimpun dari masyarakat terutama lingkungan Muhammadiyah di Kota Palembang,” imbuh Syarif.
Pada saat yang sama, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumsel, Prof. Dr. Romli SA., M.Ag dalam kata sambutan mengapresiasi dan menyambut baik atas terobosan Lazismu untuk upaya penghimpunan dana umat tersebut.
Menurutnya, layanan seperti ini akan berdampak pada manajemen yang lebih tertib. Masyarakat dapat langsung menyampaikan zakat, infaq dan sedekahnya kepada lembaga yang terpercaya.
Romli mengingatkan agar pengurus memberikan wawasan kepada amil tentang zakat infak dan sedekah.
"Selama ini sudah 10 tahun berdiri, Lazismu hanya dikenal oleh masyarakat Muhammadiyah. Kini kita ingin agar dapat lebih berkembang hingga ke masyarakat luas," ujarnya.
Menurut Romli, di lingkungan internal Muhammadiyah ada potensi zakat sekitar Rp.2 Milyar per tahun yang dapat dikumpulkan melalui anggota amal usaha di setiap sekolah.
Dia menambahkan bahwa himpunan dana umat dapat dilakukan melalui kepala sekolah, misalnya satu murid menitipkan Rp. 20.000 pada pembayaran awal per tahun dikalikan sekitar 12.000 siswa Muhammadiyah di Palembang.
"Jadi kepala sekolah itu harus aktif dalam menghimpun dana khusus zakat, agar nantinya semakin banyak orang-orang yang dapat terbantu," ujarnya.