Bantuan Back to Masjid di Jaring Nelayan Kampung Beting, Bekasi
Ditulis oleh Super Admin
Ditulis pada 19:33, 08/05/2021
BEKASI - Suara mesin motor yang ditempel di perahu kayu mengiringi perajalan amil Lazismu menyusuri kali muara sebaagai akses masuk ke Kampung Beting, Desa Pantai Bahagia di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kurang lebih 3 kilometer jarak yang harus ditempuh ke sana. Tanaman Mangrove dan gerak kepiting yang berlarian di pinggir kali muara mewarnai perjalanan itu.
Di sepanjang perjalanan, letak rumah warga yang mayoritas berkarya sebagai nelayan tidak serapat rumah pada umumnya. Beberapa perahu kayu bersandar di pinggiran kali muara persis di sisi pohon Mangrove.
Taja, lelaki berusia 30 tahun memegang kendali perahu sambil bercerita tentang dua mushola yang menjadi target bantuan program Ramadhan Lazismu yakni Back to Masjid. Katanya, dua mushola itu berada di lingkungan RW yang sama tetapi RT yang berbeda.
Informasi tentang mushola itu, pertama kali dikantongi Lazismu dari salah seorang karyawan Pimpinan Pusat Muhammadiyah bernama Kirno yang pernah mengunjungi Kampung Beting. Menurut Kirno, program Back to Masjid akan tepat jika disalurkan di Muara Gembong. Daerahnya terisolir dan warganya sangat membutuhkan, cerita Kirno meyakinkan dengan alasan kuat.
Ihwal informasi dari Kirno inilah yang akhirnya membawa amil Lazismu ke Kampung Beting, dan bertemu dengan Sunarta dan Sailun selaku pengurus mushola. Koordinator program Back to Masjid, Nazhori Author mengaku bahwa kedatangannya di sini untuk dua hari dari 7 – 8 Mei 2021 dalam rangka syiar Ramadhan yang kebetulan juga untuk menyampaikan amanah donatur.
Sailun menyambut gembira. Dia mengatakan mushola Darul Muklimin masuk di wilayah Rt 02 RW 02, Kampung Beting. Mushola di sini, ungkapnya tidak memiliki pengeras suara. Bahkan jika musim pasang air laut, mushola ini banjir. “Dinding mushola sebagian rusak karena air laut. Untuk berwudhu airnya juga asin," paparnya.
Di lokasi berbeda di mushola Al-Husna, amil Lazismu disambut Musda dan Jejen. Selaku pengurus mushola, Musda mengatakan tepat jika Lazismu datang ke kampung yang dihuni 50 lebih kepala keluarga ini. Mushola di sini sangat membutuhkan perhatian. Warga sangat senang mendengar kabar bahwa mereka akan mendapat bantuan untuk mushola.
Ada banyak hal yang Musda ceritakan perihal kondisi Kampung Beting. Mulai dari pendidikan, pola hidup bersih, sampai nasib nelayan yang kondisi ekonominya jauh dari sejahtrera. Musda mengatakan nelayan di sini tak sebahagia nama desanya.
"Sebelumnya ada 10 kepala keluarga yang rumahnya hancur akibat abrasi," kata Musda yang sejak 1991 mengadu nasib menjadi nelayan. Belum lagi jaring ikan (sero) setelah dipasang di titik spot yang ada ikan dan udang laut rawan untuk dicuri orang. Senada dengan Sailun, katanya, mushola Al-Husna tidak memiliki pengeras suara.
Ketika amil Lazismu diajak ke mushola itu, benar adanya. Bahwa pengeras suara yang ada tergeletak rusak. Musda dan Sailun saling mengenal meski rumahnya berjauhan. Musda dan Sailuin mengucapkan terima kasih kepada Lazismu atas bantuan ini.
Mereka tak menyangka Lazismu selain membawakan bantuan pengeras suara juga menyerahkan masing-masing ke mushola itu 5 paket mukena dan sarung, 20 Al-Qur'an dan terjemahannya, 2 dus masker, 2 jerigen hand sanitizer, dan karpet gulung.
Dari informasi keduanya, Lazismu semakin yakin bahwa program Back to Masjid tepat sasaran. Nazhori Author mengungkapkan, tidak hanya di Jabodetabek program ini dilaksanakan, tetapi secara nasional dilaksanakan oleh Lazismu di Wilayah, Daerah, dan Kantor Layanan lainnya di cabang dan ranting.
Author berharap dari program ini penerima manfaat dapat merasakan manfaatnya dan menambah kepercayaan masyarakat untuk dapat menunaikan zakat, infak dan sedekahnya melalui Lazismu. Di Ramadhan yang masih diselimuti pandemi, Lazismu yakin dengan tema Zakat Bangkitkan Indonesia, program-program Ramadhan tahun ini dapat berdampak terhadap peningkatan penghimpunan. (na)
Di sepanjang perjalanan, letak rumah warga yang mayoritas berkarya sebagai nelayan tidak serapat rumah pada umumnya. Beberapa perahu kayu bersandar di pinggiran kali muara persis di sisi pohon Mangrove.
Taja, lelaki berusia 30 tahun memegang kendali perahu sambil bercerita tentang dua mushola yang menjadi target bantuan program Ramadhan Lazismu yakni Back to Masjid. Katanya, dua mushola itu berada di lingkungan RW yang sama tetapi RT yang berbeda.
Informasi tentang mushola itu, pertama kali dikantongi Lazismu dari salah seorang karyawan Pimpinan Pusat Muhammadiyah bernama Kirno yang pernah mengunjungi Kampung Beting. Menurut Kirno, program Back to Masjid akan tepat jika disalurkan di Muara Gembong. Daerahnya terisolir dan warganya sangat membutuhkan, cerita Kirno meyakinkan dengan alasan kuat.
Ihwal informasi dari Kirno inilah yang akhirnya membawa amil Lazismu ke Kampung Beting, dan bertemu dengan Sunarta dan Sailun selaku pengurus mushola. Koordinator program Back to Masjid, Nazhori Author mengaku bahwa kedatangannya di sini untuk dua hari dari 7 – 8 Mei 2021 dalam rangka syiar Ramadhan yang kebetulan juga untuk menyampaikan amanah donatur.
Sailun menyambut gembira. Dia mengatakan mushola Darul Muklimin masuk di wilayah Rt 02 RW 02, Kampung Beting. Mushola di sini, ungkapnya tidak memiliki pengeras suara. Bahkan jika musim pasang air laut, mushola ini banjir. “Dinding mushola sebagian rusak karena air laut. Untuk berwudhu airnya juga asin," paparnya.
Di lokasi berbeda di mushola Al-Husna, amil Lazismu disambut Musda dan Jejen. Selaku pengurus mushola, Musda mengatakan tepat jika Lazismu datang ke kampung yang dihuni 50 lebih kepala keluarga ini. Mushola di sini sangat membutuhkan perhatian. Warga sangat senang mendengar kabar bahwa mereka akan mendapat bantuan untuk mushola.
Ada banyak hal yang Musda ceritakan perihal kondisi Kampung Beting. Mulai dari pendidikan, pola hidup bersih, sampai nasib nelayan yang kondisi ekonominya jauh dari sejahtrera. Musda mengatakan nelayan di sini tak sebahagia nama desanya.
"Sebelumnya ada 10 kepala keluarga yang rumahnya hancur akibat abrasi," kata Musda yang sejak 1991 mengadu nasib menjadi nelayan. Belum lagi jaring ikan (sero) setelah dipasang di titik spot yang ada ikan dan udang laut rawan untuk dicuri orang. Senada dengan Sailun, katanya, mushola Al-Husna tidak memiliki pengeras suara.
Ketika amil Lazismu diajak ke mushola itu, benar adanya. Bahwa pengeras suara yang ada tergeletak rusak. Musda dan Sailun saling mengenal meski rumahnya berjauhan. Musda dan Sailuin mengucapkan terima kasih kepada Lazismu atas bantuan ini.
Mereka tak menyangka Lazismu selain membawakan bantuan pengeras suara juga menyerahkan masing-masing ke mushola itu 5 paket mukena dan sarung, 20 Al-Qur'an dan terjemahannya, 2 dus masker, 2 jerigen hand sanitizer, dan karpet gulung.
Dari informasi keduanya, Lazismu semakin yakin bahwa program Back to Masjid tepat sasaran. Nazhori Author mengungkapkan, tidak hanya di Jabodetabek program ini dilaksanakan, tetapi secara nasional dilaksanakan oleh Lazismu di Wilayah, Daerah, dan Kantor Layanan lainnya di cabang dan ranting.
Author berharap dari program ini penerima manfaat dapat merasakan manfaatnya dan menambah kepercayaan masyarakat untuk dapat menunaikan zakat, infak dan sedekahnya melalui Lazismu. Di Ramadhan yang masih diselimuti pandemi, Lazismu yakin dengan tema Zakat Bangkitkan Indonesia, program-program Ramadhan tahun ini dapat berdampak terhadap peningkatan penghimpunan. (na)