DI TENGAH KONFLIK SUDAN, IKTIKAF INTERNASIONAL LAZISMU BERJALAN LANCAR
SUDAN -- Ada yang tidak biasa dari Ramadhan 1444 H di Sudan. Pada penghujung bulan suci ini, kegiatan ibadah diwarnai dengan suasana tegang akibat konflik bersenjata di negara tersebut. Imbasnya dirasakan oleh amil Kantor Layanan (KL) Lazismu Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Sudan yang melaksanakan Iktikaf Internasional, sebuah kegiatan yang rutin dilaksanakan pada sepuluh hari terakhir Ramadhan dan mempertemukan umat Islam lintas negara di satu masjid.
Tepat pada hari keenam pelaksanaan Iktikaf Internasional atau tepatnya pada Sabtu (15/04) terjadi konflik antara paramiliter dan militer. Salah satu dampak yang dirasakan adalah adalah tutupnya restoran yang menjadi tempat panitia kegiatan tersebut untuk memesan makanan untuk sahur dan berbuka di sana. Stok minuman yang tersedia semakin menipis, ditambah makanan lainnya juga sudah hampir habis. Panitia pun berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
"Syukur alhamdulillah, untuk buka bersama sudah disediakan oleh takmir masjid di sini. Untuk sahur kemungkinan kita akan mengandalkan mie instan saja dan beberapa makanan yang masih ada. Untuk keamanan insyaAllah di sini lebih aman dari pada tempat lainnya dan insyaAllah iktikaf bisa terus berjalan. Kalau misalnya ada yang memungkinkan membawa tambahan ke sini lebih baik. Bismillah kita bisa tuntaskan program iktikaf ini dan mari sama-sama berdoa semoga kita semua dimudahkan dan diselamatkan oleh Allah," tutur Masykur, mewakili penyelenggara saat rapat darurat dengan tim Ramadhan KL Lazismu PCIM Sudan.
Selang sehari kemudian terdengar kabar bahwa kedua pihak yang berseteru menerima mengadakan jeda kemanusiaan selama tiga jam, dimulai dari pukul 4 sore hingga pukul 7 malam. Hal ini guna memberikan ruang kepada masyarakat sipil untuk memenuhi kebutuhan logistiknya. Kabar ini disambut baik oleh penyelenggara Iktikaf Internasional lantaran akhirnya dapat menyalurkan amunisi tambahan ke tempat iktikaf.
Kegiatan Iktikaf Internasional pun berjalan lancar. Persoalan untuk makanan berbuka puasa dan sahur sudah teratasi. Untuk menu berbuka puasa bekerja sama dengan tetangga sekitar masjid, sementara untuk sahur disiapkan langsung oleh penyelenggara. "Pertama bersyukur bisa melayani peserta iktikaf dan berkumpul dengan teman-teman dalam kebaikan. Kedua, dapat beberapa kenalan baru, pengalaman baru yang sebelumnya belum dapat, dan terakhir minta maaf belum bisa maksimal untuk memberikan pelayanan yang terbaik," ujar Abdur Rozaq selaku Koordinator Program Iktikaf KL Lazismu PCIM Sudan.
Ramadhan 1444 H menjadi kali ketiga kegiatan ini berlangsung. Tahun ini penyelenggara memilih Masjid Ali Al-Halaby, Jiref Khartoum sebagai tempat untuk pelaksanaan kegiatan. Selain tempatnya yang nyaman, keramahan penerimaan dari para penduduk sekitar menjadikan tempat ini dipilih kembali oleh panitia. Iktikaf Internasional ini diikuti empat puluh orang jamaah dari berbagai negara, seperti Yaman, Sudan, Nigeria, Mesir, serta Indonesia.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah//Dimas Muhammad Hanif Arkaan]