Gelorakan Tani Bangkit, Lazismu Aceh Tengah Gelar Pelatihan Budidaya dan Pengelolaan Kopi Di Kampung Atu Gajah

Ditulis oleh berita
Ditulis pada 14:05, 13/08/2024
Cover Gelorakan Tani Bangkit, Lazismu Aceh Tengah Gelar Pelatihan Budidaya dan Pengelolaan Kopi Di Kampung Atu Gajah

ACEH TENGAH --- Serbuk hitam beraroma khas asal Aceh di mata penggemar kopi menyisakan citarasa yang tak terlupakan. Di tanah Rencong, kopi menjadi komoditas pertanian unggulan yang pengelolaan tanamannya dikelola profesional. Dan sejauh mana prospeknya bagi kesejahteraan petani, melalui program Tani Bangkit, Lazismu Aceh Tengah menyuguhkan awal model pemberdayaannya di Kampung Atu Gajah.

Nuansa filosofi kopi di Serambi Mekah menghadirkan gerakan praktis berbasis filantropi dengan menyelenggarakan Pelatihan Budidaya dan Pengelolaan Kopi yang dilaksanakan oleh Lazismu Aceh Tengah. Berlokasi di Kampung Atu Gajah, Kecamatan Bebasen, Program Tani Bangkit digelar pada Sabtu, 10 Agustus 20024, kepada puluhan kelompok tani.

Dalam sambutannya, Yuhdi Safuan, Ketua Lazismu Aceh Tengah mengatakan, tanaman holtikultura khususnya tanaman Kopi, merupakan salah satu sub sektor pertanian yang didorong untuk meningkatkan kesejahteraan petani. “Dengan program bina tani masyarakat bisa mengelola tanaman kopi secara profesional dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Sebagai salah satu komoditas unggulan, kata Yuhdi, Kopi di Kabupaten Aceh Tengah, perlu mendapat perhatian serius. Melalui penanganan yang baik dalam pengelolaannya hasil kopi yang berkualitas dapat diproduksi dengan kuantitas yang baik juga sehingga dapat mendongkrak perkonomian masyarakat.

Yuhdi mengungkapkan di masa yang akan datang, program ini akan terus dilanjutkan sehingga petani kopi mendapatkan pengetahuan tentang budi daya kopi mulai dari hulu hingga ke hilirnya. Lazismu Aceh Tengah terus berupaya agar pertanian di Aceh Tengah terus bangkit.

“Diharapkan komoditas pertanian unggulan ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lewat sektor pertanian kopi dan nantinya dapat memberikan kontribusi pada penghimpunan zakat, infak dan sedekah,” pungkasnya.

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan bersama, sambung Armiyadi selaku narasumber pelatihan, adalah motivasi petani untuk maju. Pada pelatihan budidaya dan pengolahan kopi, ia mengatakan semua peserta dapat menerapkan ilmu yang didapat di kebun masing masing. “Melalui kopi sistem tanam pagar atau pun dengan sistim tanam biasa dengan cara profesional sebetulnya dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat,” tandasnya.

Sementara itu, Silahudin perwakilan dari peserta menuturkan bahwa dengan adanya pelatihan budidaya kopi di Kabupaten Aceh Tengah semoga semakin meningkatkan produksi kopi. Ihwal pelatihan ini hasil dari pengetahuan yang diterima dapat diimplementasikan. “Budidaya tanaman kopi yang baik dan benar adalah jalan menuju citarasa kopi yang berkualitas, tutupnya.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]