Kabut Asap Bercampur Debu, 2000 Masker Dibagikan Relawan MDMC Jambi

Ditulis oleh N Author 2017
Ditulis pada 23:33, 19/09/2019
Cover Kabut Asap Bercampur Debu, 2000 Masker Dibagikan Relawan MDMC Jambi

Jambi – LAZISMU. Dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi memiliki jumlah titik api paling banyak. Dalam laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat ada 555 titik api yang tersebar. Tebalnya kabut asap di Bumi Melayu menghasilkan udara kotor sehingga BNPB menyatakan statusnya tidak sehat.

 

Menyikapi persoalan kabut asap di kota Jambi, Muhammadiyah Disater Management Center (MDMC) Jambi bersama Organisasi Otonom Muhammadiyah (Ortom) melakukan pembagian 2000 masker serta oksigen kepada masyarakat Kota Jambi. Pembagian masker dilakukan di di berbagai persimpangan jalan Kota Jambi, sejak kemarin (18/9/2019). 


Dikabarkan oleh Tarmizi selaku Koordinator MDMC, Posko Pengaduan juga didirikan untuk melayani kebutuhan masyarakat termasuk memfasilitasi masyarakat yang ingin menyumbangkan bantuannya berupa masker dan oksigen di Simpang IV BI, Telanai Pura, Kota Jambi.

 

Langkah lain yang dilakukan MDMC, selain meminta pihak berwenang menyelesaikan persoalan kabut asap tersebut, MDMC melakukan audiensi ke BPBD dan Korem 04 Garuda Putih untuk bersama-sama berkolaborasi menyelamatkan masyarakat dari bahaya kabut asap.

 

MDMC juga secara nasional mengajak kepada masyarakat untuk saling bahu-membahu membantu saudara-saudara kita di enam provinsi yang terdampak kabut asap. Berdasarkan agenda, MDMC kembali akan menggerakan relawan kembali yang melibatkan Lazismu Jambi dan Muhammadiyah Bengkulu dengan mengirimkan ambulans dari sana, terang Tarmizi.

 

Adapun kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga terdampak berdasarkan hasil penilaian Lazismu di lapangan, masyarakat membutuhkan masker, tabung oksigen, rumah oksigen, oxycan, makanan siap saji, obat-obatan, makanan balita dan anak, pemurnia air, tenaga kesehatan dan tenaga pemadam kebakaran.  

 

Tarmizi menjelaskan, di Kota Jambi, kondisinya memang berbeda. Di malam hari saja, kabut asap yang terbawa angin bercampur debu. “Beberapa kabupaten yang tidak terdapat titik api karena arah angin tidak menentu turut terdampak,” katanya. (na)