LAZISMU DAN AISYIYAH BERBAGI KADO LEBARAN UNTUK BILAL JENAZAH
KOTA MEDAN -- Bertempat di aula Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Medan, Lazismu menggelar kegiatan berbagi Kado Lebaran. Kado Lebaran merupakan salah satu dari beberapa program unggulan yang diselenggarakan oleh Lazismu Kota Medan pada Ramadhan 1445 H ini. Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara Lazismu dan Aisyiyah Kota Medan.
Acara ini dihadiri oleh Ketua PDA Kota Medan Kholisani Nasution dan unsur pengurus lainnya seperti Hidayati, Huzaimah, Ari Yanti, dan Cici Farianti. Dari pihak Lazismu Kota Medan dihadiri oleh Ketua Badan Pengurus Muhammad Arifin Lubis dan Dewan Pengawas Syariah Sudirman. Pada kesempatan ini sebanyak 85 paket sembako didistribusikan kepada bilal jenazah.
Muhammad Arifin Lubis menjelaskan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Medan mengamanahkan agar Lazismu dapat memberikan dukungan dan berkolaborasi bersama majelis, lembaga, dan ortom dalam penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah ZIS yang dikelola oleh pihaknya. "Penyaluran Kado Lebaran bersama PDA Kota Medan adalah bentuk dari implementasi sinergi itu," ujarnya.
Ada beberapa program Ramadhan yang dijalankan oleh Lazismu Kota Medan, lanjut Arifin. Di antaranya adalah Pesantren Mualaf, Pesantren Lansia, Back to Masjid, Berbagi Tajil, Kado Ramadhan sampai Belanja Baju Hari Raya untuk anak-anak fakir miskin. Beberapa program sudah dilaksanakan oleh Lazismu Kota Medan seperti Back to Masjid di Masjid Taqwa An-Nur, kemudian Pesantren Lansia bersama Pimpinan Aisyiyah Tanjung Mulia Darat dan Pengurus Aisyiyah Medan Denai. Kemudian, program Kado Lebaran dilakukan bersama Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Medan.
Apresiasi diberikan oleh Ketua PDA Kota Medan, Kholisani Nasutuion atas kolaborasi yang telah dilakukan ini. Kerja sama Lazismu dan Aisyiyah dilakukan dengan pembukaan Kantor Layanan (KL) Lazis di Aisyiyah Kota Medan. "Terima kasih, kami bisa berbagi dengan bilal jenazah perempuan yang berasal dari anggota Aisyiyah," ungkapnya.
Dewan Pengawas Syariah Lazismu Kota Medan, Sudirman menjelaskan betapa pentingnya dana dalam menjalankan dakwah persyarikatan. Saat awal berdiri, dana Muhammadiyah didukung oleh para pedagang batik di Jawa, kemudian Muhammadiyah terus berkembang dengan berbagai amal usaha yang ikut mendorong dakwah persyarikatan. "Alhamdulillah saat ini Muhammadiyah punya Lazismu yang bisa mendukung program-program dakwah Muhammadiyah dan Aisyiyah," tutupnya.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah]