LAZISMU dan BAZNAS Revitalisasi Masjid Al-Iman Di Mijen Kota Semarang
SEMARANG --- Masjid ini sebelumya terletak di pinggir jalan raya. Berada di kelurahan Cangkiran, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah. Transformasi tata ruang kota membuat masjid ini direlokasi. Roda dakwah harus tetap bergerak, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Mijen membangun kembali masjid agar revitalisasi dan perannya bisa memakmurkan jamaahnya.
Keputusan memindahkan masjid ke lokasi yang tepat telah dikoordinasikan oleh PCM Mijen kepada PDM Kota Semarang. Jamaah Masjid Al-Iman berkomitmen untuk membangun kembali masjid tersebut. Hal itu disampaikan Ketua PDM Kota Semarang Fachrurrazi, saat serah terima program revitalisasi masjid yang diselenggarakan oleh Lazismu dan Baznas, pada Rabu (6/11/2024) di Kompleks Masjis Al-Iman, Mijen Kota Semarang.
Perlu disampaikan kepada Baznas dan pimpinan pusat Muhammadiyah, bahwa masjid ini memang luar biasa. Karena masjid ini didirikan dalam rangka menggantikan masjid di depannya yang terdampak pelebaran jalan. “Maka rencana pembangunan masjid itu sudah didiskusikan bersama jika masjid dirobohkan sudah ada penggantinya,” ujarnya.
Menurut informasi dari PCM Mijen, kata dia, pembangunan masjid ini segera dimulai prosesnya. Ada seorang jamaah yang mewakafkan tanahnya. Ini merupakan pengorbanan seorang jamaah dan semoga menjadi amal jariyah.
“Atas nama suluruh warga muhammadiyah kota Semarang, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada Baznas yang melalui pimpinan pusat muhammadiyah ada pengalokasian anggaran untk revitalisasi masjid,” pungkasnya. Alhamdulilah acara serah terima ini bisa ditempatkan di Masjid Al- Iman. Terima kasih atas perhatiannya sehingga masjid ini telah direvitalisasi dengan tepat waktu.
Menanggapi program revitalisasi masjid di PCM Mijen, Ketua PP Muhammadiyah Dahlan Rais dalam sambutannya mengungkapkan masjid itu harus indah dan nyaman. Bersih dan wangi. “Rumah Allah harus nyaman dan indah serta bersih, karena itu harus dijaga dan dirawat,” katanya di depan para jamaah yang hadir.
Karena masjid ini ada di lingkungan pimpinan cabang muhammadiyah, kebersihan masjid nomor satu. Bersih itu sehat. Bersih itu indah dan berkemajuan, jadi sesuatu yang bersih itu indah. Dengan masjid yang bersih dan berkemajuan maka masyarakat harus maju.
“Masyarakat yang terbelakang adalah yang tidak bersih, desain masjid ini sudah bagus. Sarana dan prasarananya juga harus bersih sebagai konsekuensinya,” imbuhnya. Dalam manajemen masjid muazinnya juga harus merdu dan imamnya pun harus satu yang ditugaskan dengan satu imam cadangan.
Marbot itu tidak sekadar menjaga dan membersihkan, sambung Dahlan Rais. Tapi juga mengelola masjid dengan baik. Masjid ini Alhamdulillah memperoleh perhatian oleh muhammadiyah dengan dilengkapi oleh kegiatan pembinaan masjid dan lembaga pembinaan cabang dan ranting.
“Masjid makmur dan memakmurkan, dari masjid kita bangkit. Apapun masalahnya masjid solusinya. Yang makmur jamaahnnya dan majelis talimnya. Jadi harus nampak betul ilmunya jangan sampai kegiatannya hanya satu, harus berkreasi dan dimulai dari jamaah dengan memberikan masukan dan saran,” jelasnya.
Anak-anak, remaja dan lainnya bisa mengikuti kegiatan di masjid. Sebagai tempat yang dekat dengan kesejahteraan, maka masjid sebagai wadah mengenal bagi sesama jamaah. Agar menarik simpati jamaah maka masjid perlu ada nilai manfaat sehingga ada perubahan secara keilmuan dan kemampuan bagi para jamaahnya.
Sementara itu, Sekretaris Badan Pengurus Lazismu Pusat, Gunawan Hidayat menilai apa yang telah disinergikan oleh Baznas dan Lazismu merupakan bagian dari melaksanakan amanah dari pimpinan pusat Muhammadiyah.
“Program revitalisasi masjid Al-Iman merupakan program penyaluran dana dari Baznas atas nama pimpinan pusat muhammadiyah. Lazismu hanya mengadministrasikan dan Baznas menyalurkannya ke muhammadiyah. Sementara Lazismu sebagai unit pembantu pimpinan ditugaskan untuk mengawasi, mengalokasikan dan membuat laporan,” tandasnya.
Laporan pembangunan masjid ini langsung disampaikan kepada Baznas yang juga diaudit oleh auditor. Karena itu, sambung Gunawan, Lazismu menjadi bagian dari pimpinan pusat muhammadiyah yang mendapat amanah dan menjalankannya dengan sebaik-baiknya. Lazismu mengucapkan terima kasih atar keterlibatan semua pihak dalam program renovasi masjid ini.
Salah seorang takmir masjid menceritakan bahwa betul sebelumnya masjid Al-iman semula berada di pinggir jalan raya karena dampak dari tata kota sehingga dipindah ke tampat ini dan ada tanah wakaf dari seorang jamaah.
Alhamdulillah, sumber dana yang ada sudah terserap. Dana revitaslisasi itu digunakan untuk pembangunan lantai satu pada 15 September 2024 yang dulu masih berupa parkir mobil. Selanjutnya pada 6 November 2024 masjid ini sudah seperti yang disaksikan bersama saat ini telah selesai Sembilan puluh persen.
“Kami mulai revitasisasi dan sanggup dengan target satu bulan untuk menyelesaikan. Alhamdulillah dari badan pengurus Lazismu Kota Semarang turut memantau prosesnya agar pelaksanaannya sesuai target yang direncanakan,” tuturnya.
Selain itu, penutup lantai satu dengan granit, kedua lantai kamar mandi pria dan wanita, ketiga penutup dinding kramik wanita dan tempat wudlunya hingga plafon yang modelnya hasil dari aspirasi dan masukan jamaah yang tampilannya bagus seperti ini. Terakhir pekerjaan mihrab. “Jadi semuanya ada lima alur pekerjaan dalam revitalisasi masjid ini,” katanya.
Di lantai satu ini, kata dia, sebagai tempat serba guna sehingga bermanfaat untuk para jamaah, mudah-mudahan berkah untuk semuanya dan kewajiban takmir adalah mengelola dan memakmurkan masjid ini. Puji sykur hampir tiga tahun masjid ini dalam perjalanan pembangunannya bisa terlaksana dan terwujud. Dan di agenda serah terima kali ini kami juga mengundang Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah Amika Wardana, Ketua DMI Mijen Rubai dan Lazismu Wilayah dan Kota Semarang, PCM Mijen serta panitia pembangunan Masjid Al – Iman.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]