LAZISMU DAN LLHPB AISYIYAH GELAR PROGRAM KETANGGUHAN BENCANA UNTUK PEREMPUAN DI KAWASAN PESISIR
KABUPATEN DEMAK -- Berdasarkan peta Indeks Risiko Bencana (2023), hampir sebagian besar wilayah Indonesia memiliki ancaman bencana tinggi dan beragam. Ancaman bencana tersebut meliputi tsunami, abrasi, banjir, longsor, gempa bumi, cuaca ekstrim akibat perubahan iklim, kebakaran, kekeringan, wabah penyakit, dan sebagainya. Oleh karena itu perlu diperbanyak kegiatan penguatan kapasitas dalam membangun kesiapsiagaan bencana. Kelompok rentan (usia tua, anak dan balita, ibu hamil, kaum difabel) harus menjadi perhatian bersama agar mendapat prioritas untuk diberikan penguatan kapasitas dalam kesiapsiagaan bencana disesuaikan dengan karakteristik masing-masing.
Kesiapsiagaan bencana merupakan bagian dari keterampilan untuk kelangsungan hidup bersama. Oleh karena itu, pemberdayaan kelompok rentan dalam kesiapsiagaan bencana merupakan langkah awal untuk membangun masyarakat sadar bencana dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disesuaikan dengan kondisi lokal masing-masing. Perempuan pun memiliki potensi untuk mengambil peran penting dalam upaya penanggulangan bencana yang dapat dijalankan dalam setiap tahapan manajemen penanggulangan bencana, mulai dari prabencana, pada saat tanggap darurat, hingga pada masa pasca bencana.
Dengan dukungan Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PP Aisyiyah menggagas program Ketangguhan Bencana untuk Perempuan di Kawasan Pesisir. Program ini merupakan implementasi dari program Kesiapsiagaan Bencana bagi Kelompok Rentan di Wilayah Rawan Bencana Indonesia. Bertempat Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, aksi ini menyasar 10 desa yang ada di kawasan tersebut yaitu Bedono, Sri Wulan, Purwosari, Gemulak, Sido Gemah, Tugu, Timbulsloko, dan Surodadi yang notabene merupakan kawasan multihazard.
Kegiatan yang berlangsung pada Ahad (12/05) ini dihadiri oleh Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Orbayinah, Ketua LLHPB PP Aisyiyah Rahmawati Husein, dan Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Lazismu PP Muhammadiyah, Ardhi Lutfi Kautsar. Ada dua agenda utama yang diusung, yaitu penanaman mangrove dan sosialisasi yang bertempat di SMK Muhammadiyah Sayung.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Orbayinah menekankan pentingnya kolaborasi yang berkelanjutan dalam pengawasan penanaman mangrove agar hasilnya dapat maksimal. Ia turut mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkolaborasi serta mendukung program ini.
Sementara itu, Ketua LLHPB PP Aisyiyah, Rahmawati Husein menjelaskan, program Ketangguhan Bencana untuk Perempuan di Kawasan Pesisir memiliki tujuan untuk memberikan dorongan kepada masyarakat yang terkena dampak perubahan alam di kawasan pesisir. Caranya adalah dengan mengadopsi metode pola asuh dalam penanaman mangrove. "Penanaman mangrove tidak hanya bertujuan untuk memperlambat perubahan iklim tetapi juga untuk menciptakan sumber ekonomi alternatif bagi masyarakat yang sebelumnya menggantungkan diri pada pertanian," jelasnya.
Sebagai mitra yang mendukung program ini, Lazismu PP Muhammadiyah yang diwakili oleh Ardhi Lutfi Kautsar selaku Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan menyampaikan apresiasi atas terlaksananya program Ketangguhan Bencana untuk Perempuan di Kawasan Pesisir tersebut. "Program ini sebagai bagian dari komitmen Lazismu terhadap isu lingkungan," terangnya.
Untuk mencapai tujuan-tujuan Muhammadiyah, lanjut Ardhi, kolaborasi pun dijalin dengan semua majelis, lembaga, dan ortom yang ada di lingkungan persyarikatan. Selain itu, program ini juga merupakan bentuk implementasi dari hasil Muktamar Muhammadiyah di Solo tentang lingkungan.
Program ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kesiapsiagaan bencana bagi kelompok rentan di wilayah rawan bencana. Selain itu, program ini juga dapat meminimalisir dampak bencana bagi kelompok rentan di wilayah tersebut.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah]