LAZISMU GELAR BEDAH HASIL SURVEI INDEKS LITERASI ZAKAT KAUM MUDA

Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 17:11, 16/03/2023
Cover LAZISMU GELAR BEDAH HASIL SURVEI INDEKS LITERASI ZAKAT KAUM MUDA
JAKARTA -- Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang sosial keagamaan, upaya penuntasan kemiskinan menjadi salah satu tujuan utama Muhammadiyah dalam pergerakannya. Melalui pengelolaan zakat secara profesional sebagai bagian dari rukun Islam yang ketiga, solusi untuk kemiskinan diharapkan dapat terwujud melalui Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah atau Lazismu yang dibentuk pada tahun 2022. Pada tahun 2022, potensi zakat di Indonesia sebesar Rp. 327 triliun dengan realisasi penghimpunan ZIS maupun Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL) sebesar Rp. 21,3 triliun atau hanya sekitar 6%. Gap besar tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya pemahaman tentang zakat dan regulasi yang belum mengikat. Berdasarkan kedua potensi tersebut, hasil penghimpunan lembaga masih belum mampu mencapai titik optimal.

The Theory of Planned Behavior (Ajzen, 2000) mengungkap bahwa salah satu faktor yang menentukan keputusan perilaku seseorang diantaranya adalah "pengetahuan" atas suatu tindakan tertentu. Tingkat literasi yang baik akan berpengaruh pada intensi seseorang untuk melakukan tindakan tersebut. Oleh karena itu pengukuran dan pemetaan tingkat literasi zakat masyarakat berdasarkan segmen penting untuk dilakukan guna memprediksi perilaku dalam menunaikan zakat.

Segmen generasi milenial dan generasi Z harus menjadi prioritas objek dakwah (Amanah Muktamar 48). Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 merilis angka mayoritas penduduk Indonesia berada pada rentang usia 10-25 tahun atau generasi Z (27,94%) dan usia 26-41 tahun atau generasi Milenial (25,87%). Dengan demikian, generasi muda berpeluang tinggi untuk menjadi menjadi objek sekaligus subjek dakwah.

Direktur Utama Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Edi Suryanto menyebutkan, Lazismu saat ini menjadikan generasi Milenial dan generasi Z sebagai bagian dari dakwah. Hal ini sejalan dengan agenda Muhammadiyah yang diputuskan melalui Muktamar 48 di Surakarta beberapa waktu yang lalu. "Lazismu sebagai salah satu Unit Pembantu Pimpinan Muhammadiyah telah melakukan survei kepada generasi Milenial untuk melihat sejauh mana pemahaman mereka tentang kewajiban menjalankan rukun zakat. Survei tersebut telah memberikan beberapa rekomendasi dan masukan strategi penguatan literasi yang akan ditindaklanjuti dan dirumuskan dalam program kerja Lazismu mendatang," terang Edi.

Tak hanya itu, lanjut Edi, jajaran manajemen Lazismu pun sudah diwarnai oleh amil-amil muda. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi komunikasi dalam merangkul generasi muda melalui gerakan filantropi. "Era ini khususnya dalam jajaran manajemen Lazismu dan gerakan filantropi pada umumnya juga mulai diwarnai oleh amil-amil muda sebagai penggerak dakwah zakat dan filantropi untuk membangun kesadaran berbagi pada Generasi Z dan millenial melalui penyesuaian gaya komunikasi, digitalisasi, dan optimalisasi berbagai media sosial," ujarnya.

Dalam mengukur tingkat kepahaman masyarakat mengenai zakat, Lazismu menggunakan instrumen yaitu Indeks Literasi Zakat (ILZ) berdasarkan kajian dari Pusat Kajian Strategis  Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS). ILZ ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana program-program edukasi zakat yang dilaksanakan lembaga zakat berhasil dijalankan, sehingga ke depan program yang disusun akan lebih efektif. Saat ini, Lazismu PP Muhammadiyah telah selesai menjalankan Survei Indeks Literasi Zakat Generasi Muda Muhammadiyah. Upaya di atas dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mendalam tingkat literasi zakat generasi Z dan generasi milenial di persyarikatan serta strategi edukasi yang tepat guna meningkatkan kesadaran berzakat di tengah masyarakat. Harapannya, kesadaran generasi muda dalam berzakat semakin tinggi sehingga zakat mampu menjadi solusi dalam mengurai permasalahan bangsa.

Sita Rahmi BS selaku Manajer R&D Lazismu PP Muhammadiyah menjelaskan, pihaknya telah 2 kali melakukan Survei Indeks Literasi Zakat Warga Muhammadiyah, yaitu pada tahun 2020 dan 2022. Secara umum, Nilai Indeks Literasi Zakat di Muhammadiyah mengalami kenaikan. Meskipun begitu perlu penguatan edukasi di beberapa materi dasar. "Kajian literasi zakat tahun 2022 lebih menitikberatkan pada keterlibatan generasi muda Muhammadiyah dalam gerakan literasi dan aksi zakat nasional," ungkapnya.

Tahun 2020 Lazismu PP Muhammadiyah berhasil merilis Hasil Indeks Literasi Zakat Warga Muhammadiyah pada angka rata-rata 76,58 (menengah). Tahun 2022 hasil nilai Indeks Literasi Zakat berdasarkan hasil survei di angka 77,37 (menengah) atau naik sekitar 0,79 poin. Kajian Indeks Literasi Zakat tahun ini akan menitikberatkan pada segmen generasi muda Muhammadiyah. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran mendalam tingkat literasi zakat generasi Milenial dan generasi Z di lingkungan persyarikatan serta strategi edukasi yang tepat guna meningkatkan kesadaran berzakat di tengah masyarakat.

Dalam rangka menyemarakkan Ramadhan 1444 H, Lazismu PP Muhammadiyah menggelar EDUZISKA, salah satunya adalah "Diskusi Hasil Survei Indeks Literasi Zakat Generasi Muda Muhammadiyah 2022" yang dirancang sebagai alat sosialisasi dan edukasi pentingnya meningkatkan literasi zakat Generasi Muda Muhammadiyah. Diskusi dengan tema "Yang Muda Yang Beraksi!" ini akan berlangsung secara daring pada Jumat, 17 Maret 2023 pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai melalui aplikasi Zoom Meeting dan kanal Youtube Lazismu Pusat. Acara ini akan menghadirkan Sita Rahmi BS (Manajer R&D Lazismu PP Muhammadiyah), Amelia Fauzia (Peneliti Filantropi Islam/Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah), Beta Pujangga Mukti (Dai Muda/Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah), Barry Aditya (Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah), dan Kusuma Dyah Sekararum (Youth Leaders Ashoka Indonesia), serta sambutan dari Ahmad Imam Mujadid Rais (Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah).

[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]