LHKI DAN LAZISMU INISIASI PROGRAM BINA DAMAI PALESTINA
JAKARTA -- Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang didukung oleh Lazismu menggelar Launching dan Press Conference program Peacebuilding Palestine. Bermitra dengan lembaga lokal Palestina Witness-Syahid, LHKI dan Lazismu akan memulai program inovatif berupa pembinaan perdamaian yang bertajuk "Multicultural Dialogue and Capacity Building for Palestine: Peace Building Lab, Being a Change Agent" yang selanjutnya disingkat "Palestine Peacebuilding Lab: Being a Peace Agent". Acara ini berlangsung pada Senin (27/05) di Aula Masjid At Tanwir PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya No. 62 Jakarta Pusat.
Sekretaris LHKI PP Muhammadiyah, Yayah Khisbiyah yang menjadi Pemimpin Program menjelaskan, Indonesia mendukung kemerdekaan dan perdamaian Palestina serta berusaha membantu melalui berbagai cara. Rakyat Indonesia pun mendukung kebijakan pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri. Ada banyak donasi yang disalurkan, salah satunya melalui Lazismu.
"Di antara berbagai program yang kita bantu melalui Muhammadiyah terdapat Humanitarian Relief atau bantuan untuk kebutuhan dasar ketika warga Palestina yang ada di wilayah perang menjadi korban seperti sandang, pangan, dan obat-obatan," ungkap Yayah.
Sejak tahun lalu, cita-cita untuk membuat program bantuan selain Humanitarian Relief mulai terlaksana, yaitu berupa Community Development. Bantuan yang diberikan berupa modal dengan berbagai program. Saat ini, perancangan program dilakukan bersama lembaga lokal yang berada di Palestina.
"Supaya manfaatnya langsung dirasakan oleh warga Palestina. Jadi tidak ada yang tercecer di tengah jalan," terang Yayah.
Program Bina Damai Palestina ini akan melengkapi berbagai bentuk bantuan nyata yang selama ini dilakukan Muhammadiyah untuk Palestina, utamanya oleh Lazismu, Majelis Diktilitbang, MDMC-LRB, dan MuhAid-LHKI, yaitu Humanitarian Relief, Emergency Medical Team, beasiswa bagi mahasiswa/mahasiswi Palestina di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), serta program Community Development. Semua program ini merupakan dukungan komprehensif Muhammadiyah bagi upaya kemerdekaan dan perdamaian Palestina.
Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Ahmad Imam Mujadid Rais dalam sambutannya menyebutkan, pertemuan hari ini merupakan bagian dari program Muhammadiyah untuk mewujudkan perdamaian di Palestina. Ia berharap, langkah kecil yang dilakukan melalui dialog multikultural ini menjadi bagian dari kontribusi Lazismu untuk rakyat Palestina.
Rais kemudian menceritakan bahwa pihaknya menerima surat elektronik dari Bulan Sabit Merah Palestina yang menyampaikan apresiasi atas bantuan yang telah diberikan berupa dua unit mesin hemodialisis atau cuci darah serta bantuan makanan pada bulan Ramadhan lalu. Bantuan ini diberikan beberapa bulan yang lalu.
"Daripada mengutuk dalam kegelapan, lebih baik kami membuat langkah demi langkah dengan aksi yang nyata untuk membantu Palestina. Komitmen kami sejalan dengan Pemerintah Indonesia agar pada masa depan rakyat Palestina mendapatkan kemerdekaannya," tegas Rais.
Imam Addaruqutni selaku Ketua LHKI PP Muhammadiyah dan juga Pengarah Program menyampaikan, ia berharap agar program ini dapat mencapai target. "Kami berdiri bersama-sama untuk mendukung Palestina mengembalikan apa yang menjadi miliknya. Permasalahan yang terjadi di Palestina adalah merupakan permasalahan dunia," ujarnya.
Program ini, lanjut Imam Addaruqutni, merupakan langkah Muhammadiyah untuk membantu generasi di sana. Selain itu, melalui program ini diharapkan dapat membangun kembali peradaban di Palestina.
Pelaksana Program ini yaitu Direktur Witness-Shahid, Mr. Kayed Ma'ari menerangkan, ada tiga tujuan dari pelaksanaan program ini. Pertama adalah dukungan terhadap perdamaian. Kedua, memberdayakan generasi muda. Ketiga, berkontribusi terhadap masyarakat inklusif yang lebih damai.
Lebih jauh, Kayed Ma'ari menjabarkan bahwa program tersebut akan dilaksanakan melalui tiga pilar yaitu pendidikan non formal dan jejaring, kemudian peningkatan kapasitas dan pendampingan, serta kemanusiaan dan aspek mental. Sementara itu, aktivitas yang akan dilakukan berupa pertukaran atau kunjungan antara Muhammadiyah dan Witness, program pelatihan dan sesi informasi, serta kampanye Gaza.
Program Bina Damai Muhammadiyah untuk Palestina ini memfasilitasi kampanye/advokasi melalui storytelling, peningkatan kapasitas kaum muda dan perempuan Palestina dalam bidang dialog multikultural nir-kekerasan dan diplomasi bina damai, dukungan psikososial untuk pemulihan trauma perang, serta pertukaran kunjungan untuk internasionalisasi dakwah Muhammadiyah di Palestina serta memperluat dukungan publik bagi kemerdekaan dan perdamaian positif bagi Palestina. LHKI PP Muhammadiyah bekerjasama dengan beberapa NGO lokal non-profit berdomisili di Palestina, dengan mitra utama Witness-Shahid Center yang berfokus pada hak asasi warga, kesetaraan gender, dan keadilan sosial-ekonomi, serta The Holy Land Trust yang bergerak di bidang nir-kekerasan, penciptaan perdamaian, dan peningkatan kesadaran sosial-politik di Palestina, serta beberapa organisasi akar-rumput yang akan dikoordinir oleh Witness Center.
Inisiatif program ini mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Mengembangkan kapasitas kaum muda dan perempuan dalam dialog multikultural berpendekatan nir-kekerasan, kemampuan diplomasi untuk penyelesaian konflik
2. Peningkatan kesadaran melalui media untuk memerangi ujaran kebencian, misinformasi, stereotip dan diskriminasi
3. Menguatkan resiliensi psikososial melalui konseling psikoedukasi pemulihan trauma perang
4. Advokasi kebijakan melalui kampanye global untuk Gaza/Palestina
5. Kunjungan timbal-balik antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan delegasi mitra multi stakeholders Palestina ke Jakarta-Yogyakarta (Indonesia), dan ke Tepi Barat-Ramallah (Palestina)
Program Palestina Peacebuiding Lab merupakan strategi kebudayaan untuk melengkapi strategi advokasi, kampanye global, pembangunan masyarakat, dan diplomasi track-1 bagi penyelesaian perang Israel-Palestina. Tujuan-tujuan utama program ini adalah memperjuangkan pemberdayaan dan inklusi kaum muda sebagai katalis transformasi konflik, dan memperkuat keamanan manusia (human security) bagi pengungsi dan korban perang khususnya dari Gaza. Program ini diharapkan dapat berkontribusi dalam proses bina damai yang dilakukan oleh berbagai mitra dan stakeholders untuk masa depan Palestina merdeka yang berkeadilan dan berkemakmuran. Penerima manfaat antara lain mencakup korban perang dan genosida Israel di Gaza, pengungsi Gaza, kaum muda dan perempuan sebagai aktivis perubahan maupun sebagai korban yang terkena dampak konflik, serta penyandang disabilitas di Tepi Barat bagian utara.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah]