MDMC Sosialisasikan Program DiRiReCS dan Teken MoU dengan Pemkab Donggala

Ditulis oleh jf
Ditulis pada 23:33, 18/03/2021
Cover MDMC Sosialisasikan Program DiRiReCS dan Teken MoU dengan Pemkab Donggala

DONGGALA - Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) melaksanakan sosialisasi Program DiRiReCS (Disaster Risk Resilience in Central Sulawesi) dan menandatangai nota kesepahaman dalam penanggulangan bencana dengan Pemerintah Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Donggala, Senin (15/03).

Hadir dalam acara tersebut Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Donggala, Rustam Efendi, Kepala BPBD Kabupaten Donggala, Akris Fattah Yunus, dan beberapa kepala dinas terkait di lingkungan Pemkab Donggala.

Hadir pula dari MDMC, Koordinator Nasional Program DiRiReCS MDMC, Yocki Asmoro dan Manajer Program DiRiReCS MDMC, Ferry El Shirinja. Koordinator DiRiReCS MDMC, Syaltut, serta sejumlah Fasilitator MDMC.

Sementara dari Solidar Suisse Sam Lukas, Senior MEAL Solidar Suisse dan David, Koordinator PRB.

Dalam kesempatan tersebut, Budi Setiawan beserta rombongan mensosialisasikan Program DiRiReCS yang merupakan program bersama MDMC dan Solidar Suisse, sebuah NGO asal Swiss. 

Program DiRiReCS adalah program pengurangan resiko bencana dan pembentukan desa tangguh bencana di Sulawesi Tengah.

“Alhamdulillah siang hari ini telah berlangsung penandatanganan MoU antara MDMC PP Muhammadiyah dan Pemerintah Daerah Donggala yang diwakili oleh Bapak Sekda. MoU tersebut termuat dalam kerja sama penguatan kapasitas masyarakat yang kami sebut dengan ketahanan kebencanaan dan pengurangan resiko bencana,” ujarnya.

Menurut Budi Setiawan, pertemuan juga dihadiri oleh beberapa kepala dinas di lingkup Pemkab Donggala yang memberi masukan-masukan agar bisa tercapai integrasi dengan kegiatan pengurangan resiko bencana yang sudah pernah ada.

“Bapak Sekda menyebut kehadiran MDMC seperti sebuah “hujan rahmat”, karena dari yang sudah kami paparkan sangat berharap nanti dari dua puluh satu desa tersebut kalau lima desa saja tercapai dengan baik sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan maka bisa direplikasikan di daerah-daerah lain. Kepala Dinas Pendidikan mengharapkan integrasi dengan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB),” ungkapnya sebagaimana dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.

Sementara itu Koordinator Nasional Program DiRiReCS dari MDMC, Yocki Asmoro, maksut Program DiRiReCS adalah dalam rangka mendukung pelaksanaan program Pengurangan Risiko Bencana di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

“Program ini mempunyai tujuan secara berkesinambungan memperkuat keterampilan dan kapasitas teknis dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Donggala dan para pemangku kepentingan terkait,” katanya

Lebih lanjut Yocki menyampaikan tujuan program ini juga agar BPBD dan para pemangku kepentingan terkait dapat menyediakan bantuan teknis dan operasional sebelum, saat dan setelah bencana terjadi, serta mempromosikan praktek-praktek terbaik Penanggulangan Bencana (PB) kepada kabupaten-kabupaten terdekat.

Terkait sasaran program ini yang meliputi 21 desa di 3 kecamatan yaitu Sirenja, Balaesang dan Balaesang Tanjung, Yocki merinci nama desa-desa sasaran. 

“Dua puluh satu desa tersebut adalah Tondo, Dampal, Jonooge, Tanjung Padang, Sipi, Balentuma, Lompio, Tompe, Lende, Lende Tovea, di Kecamatan Sirenja. Kemudian Meli, Lombonga, Labean di Kecamatan Balaesang dan Walandano, Malei, Kamonji, Rano, Pomolulu, Palau, Ketong, Manimbaya di Kecamatan Balaesang Tanjung,” pungkasnya.

Reporter: Yusuf