MELALUI LAZISMU, BPKH WUJUDKAN ASRAMA PUTRI MBS SELONG
Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 16:57, 25/10/2022
KABUPATEN LOMBOK TIMUR -- Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak upaya Muhammadiyah dalam memajukan bangsa. Melalui amal usaha di bidang pendidikan yang tersebar di tanah air hingga mancanegara, Muhammadiyah hadir dalam rangka memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta. Salah satunya adalah dengan pembangunan fasilitas penunjang pendidikan di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat dengan pembangunan Asrama Putri Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) Selong.
Melalui Program Kemaslahatan 2021 dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI, pembangunan asrama putri ini dapat terwujud. Peresmiannya dilakukan pada Kamis (20/10) dengan dihadiri oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Nusa Tenggara Barat, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Lombok Timur, Kepala Divisi Pelaksanaan dan Monev, Anggota Komisi VIII DPR RI, Direktur Muhammadiyah Boarding School Selong, serta para tamu undangan.
Ketua PDM Kabupaten Lombok Timur, Abdul Malik dalam laporannya menyebutkan, cikal bakal bangunan Pondok Pesantren MBS Selong adalah pembangunan gedung pada tahun 2019 lalu. Setelah itu, pengembangan MBS Selong terus dilakukan. Saat ini, sekolah yang telah dua tahun mendapatkan izin dari Kementerian Agama RI ini telah memiliki banyak santri.
"Santri kita untuk menopang sekolah yang ada, SMA Muhammadiyah yang MBS, alhamdulillaah yang tinggal menjadi santri. Didalamnya ada LKSA, jumlahnya sampai saat sekarang ada 125an santri," sebut Abdul Malik.
Alasan pembangunan pondok pesantren di Kabupaten Lombok Timur ini dikemukakan oleh Marliadi yang mewakili PWM Nusa Tenggara Barat. Berawal dari keresahan akan berkurangnya ulama di Muhammadiyah menjadi dasar. Meski ada banyak kader Muhammadiyah yang bahkan bersekolah hingga ke luar negeri, namun kebutuhan untuk membangun karakter keindonesiaan pada diri santri tentunya harus melalui pondok pesantren.
"Tentu Muhammadiyah berkepentingan untuk membangun karakter keindonesiaannya itu melalui pondok pesantren. InsyaAllah kalau sudah dididik, diberikan modal dasar dari pesantren, dari Boarding School Muhammadiyah, insyaAllah karakter keindonesiaannya itu akan kuat," ujar Marliadi.
Dalam pengelolaan pondok pesantren di lingkungan Muhammadiyah, menurut Marliadi, harus taat kepada aturan-aturan yang ditetapkan oleh persyarikatan. Ada tiga bentuk pengelolaan pesantren di Muhammadiyah. Yang pertama adalah bentuk regulasi. Kedua, standarisasi kurikulum. Ketiga, melakukan monitoring dan evaluasi.
Terakhir, Marliadi berharap agar bantuan yang telah disalurkan ini dapat dikelola dengan sebaik-baiknya. "PWM memberikan semacam dorongan motivasi, bagaimana sumbangan bantuan dari siapa saja yang ikut memberikan bantuan itu dikelola dengan sebaik-baiknya. Jangan cuma pandai menerima tetapi tidak pandai memanfaatkan. Kami yakin karakter Muhammadiyah tidak hanya cuma pandai menerima," tegasnya.
Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin yang hadir langsung dalam peresmian ini mengajak untuk bersyukur atas bantuan yang telah diberikan oleh BPKH RI. Bentuk rasa syukur ini adalah dengan memanfaatkan bantuan secara optimal. "Bagaimanapun proses sampai terbangunnya asrama putri ini memerlukan perjuangan waktu yang tidak singkat. Oleh karena itu, setelah ini bisa menjadi kenyataan, kita syukuri dengan pemanfaatan yang optimal. Ustadz-ustadz menjadi lebih nyaman untuk mengajar dan adik-adik santri bisa tinggal di asrama dengan suasana belajar yang makin nyaman, sehat, sehingga tujuan visi misi pesantren ini bisa terlaksana dengan optimal," ajaknya.
Mahli pun mengingatkan kembali tagline Lazismu yang mengajak untuk berbagi. Dengan semangat ini diharapkan dapat menumbuhkan Muhammadiyah di manapun berada. "Lazismu taglinenya adalah memberi untuk negeri. Di mana-mana Muhammadiyah berkembang, di situ ada semangat memberi yang luar biasa. Semangat berbagi inilah yang membuat Muhammadiyah di berbagai tempat itu tumbuh begitu dahsyatnya," terang Mahli.
Mewakili BPKH RI, Indriayu Afriana selaku Kepala Divisi Pelaksanaan dan Monev menjelaskan, dalam menjalankan program-program kemaslahatan, pihaknya juga menggandeng mitra kemaslahatan, salah satunya adalah Lazismu. Selain mengucapkan terima kasih kepada Lazismu, ia juga memberikan apresiasi kepada anggota Komisi VIII DPR RI, Nanang Samoedra yang telah membantu mengarahkan hingga program ini terlaksana di Kabupaten Lombok Timur.
"Bapak Nanang Samoedra sebagai anggota Komisi VIII DPR RI yang alhamdulillah beliau menjadi wasilah BPKH dalam membantu bapak ibu di wilayah Selong, Kabupaten Lombok Timur. Kami tidak punya cabang, bagaimana kami bisa mengetahui kebutuhan yang ada di Lombok Timur? Alhamdulillah kami dibantu oleh bapak Nanang Samoedra yang sudah memberikan masukan mengenai bantuan yang layak di wilayah Lombok Timur. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Nanang Samoedra sehingga peran dari BPKH dalam meningkatkan kemaslahatan umat ini dapat terus berlangsung," ungkapnya.
Indriayu yang hadir secara daring juga mengharapkan agar bantuan ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memberikan manfaat bagi kemaslahatan umat. "Terakhir kami mohon bantuan ini digunakan sesuai fungsinya, dirawat, dan dijaga. Mudah-mudahan dapat dimanfaatkan luas untuk kemaslahatan umat di wilayah Lombok Timur," pungkasnya.
Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR RI, Nanang Samoedra mengungkapkan ketertarikannya kepada pondok pesantren atau boarding school. "Saya sangat senang dengan boarding school. Jadi boarding school itu adalah lembaga pendidikan impian saya. Akan kita bandingkan, orang-orang yang bersekolah di boarding school dengan sekolah umum hasilnya seringkali beda," ucapnya.
Nanang juga mengucapkan selamat dan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya pembangunan asrama putri ini. "Saya ingin mengucapkan selamat kepada para pimpinan di sini bahwa akhirnya sampai juga asrama santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Selong ini bisa terwujud. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam mewujudkannya dan mudah-mudahan semua mendapatkan nilai ganjaran dari Allah SWT," harapnya.
Acara Serah Terima Pembangunan Asrama Putri Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Selong, Kabupaten Lombok Timur ini ditandai dengan penyerahan simbolis dari Anggota Komisi VIII DPR RI, Nanang Samoedra Direktur Muhammadiyah Boarding School Selong, Abdul Khalid. Setelah itu dilanjutkan dengan pemotongan pita oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin, menandai dimulainya penggunaan asrama putri ini. Dengan adanya fasilitas asrama putri, Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Selong diharapkan dapat menyerap santri lebih banyak lagi pada tahun-tahun berikutnya.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]
Melalui Program Kemaslahatan 2021 dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI, pembangunan asrama putri ini dapat terwujud. Peresmiannya dilakukan pada Kamis (20/10) dengan dihadiri oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Nusa Tenggara Barat, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Lombok Timur, Kepala Divisi Pelaksanaan dan Monev, Anggota Komisi VIII DPR RI, Direktur Muhammadiyah Boarding School Selong, serta para tamu undangan.
Ketua PDM Kabupaten Lombok Timur, Abdul Malik dalam laporannya menyebutkan, cikal bakal bangunan Pondok Pesantren MBS Selong adalah pembangunan gedung pada tahun 2019 lalu. Setelah itu, pengembangan MBS Selong terus dilakukan. Saat ini, sekolah yang telah dua tahun mendapatkan izin dari Kementerian Agama RI ini telah memiliki banyak santri.
"Santri kita untuk menopang sekolah yang ada, SMA Muhammadiyah yang MBS, alhamdulillaah yang tinggal menjadi santri. Didalamnya ada LKSA, jumlahnya sampai saat sekarang ada 125an santri," sebut Abdul Malik.
Alasan pembangunan pondok pesantren di Kabupaten Lombok Timur ini dikemukakan oleh Marliadi yang mewakili PWM Nusa Tenggara Barat. Berawal dari keresahan akan berkurangnya ulama di Muhammadiyah menjadi dasar. Meski ada banyak kader Muhammadiyah yang bahkan bersekolah hingga ke luar negeri, namun kebutuhan untuk membangun karakter keindonesiaan pada diri santri tentunya harus melalui pondok pesantren.
"Tentu Muhammadiyah berkepentingan untuk membangun karakter keindonesiaannya itu melalui pondok pesantren. InsyaAllah kalau sudah dididik, diberikan modal dasar dari pesantren, dari Boarding School Muhammadiyah, insyaAllah karakter keindonesiaannya itu akan kuat," ujar Marliadi.
Dalam pengelolaan pondok pesantren di lingkungan Muhammadiyah, menurut Marliadi, harus taat kepada aturan-aturan yang ditetapkan oleh persyarikatan. Ada tiga bentuk pengelolaan pesantren di Muhammadiyah. Yang pertama adalah bentuk regulasi. Kedua, standarisasi kurikulum. Ketiga, melakukan monitoring dan evaluasi.
Terakhir, Marliadi berharap agar bantuan yang telah disalurkan ini dapat dikelola dengan sebaik-baiknya. "PWM memberikan semacam dorongan motivasi, bagaimana sumbangan bantuan dari siapa saja yang ikut memberikan bantuan itu dikelola dengan sebaik-baiknya. Jangan cuma pandai menerima tetapi tidak pandai memanfaatkan. Kami yakin karakter Muhammadiyah tidak hanya cuma pandai menerima," tegasnya.
Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin yang hadir langsung dalam peresmian ini mengajak untuk bersyukur atas bantuan yang telah diberikan oleh BPKH RI. Bentuk rasa syukur ini adalah dengan memanfaatkan bantuan secara optimal. "Bagaimanapun proses sampai terbangunnya asrama putri ini memerlukan perjuangan waktu yang tidak singkat. Oleh karena itu, setelah ini bisa menjadi kenyataan, kita syukuri dengan pemanfaatan yang optimal. Ustadz-ustadz menjadi lebih nyaman untuk mengajar dan adik-adik santri bisa tinggal di asrama dengan suasana belajar yang makin nyaman, sehat, sehingga tujuan visi misi pesantren ini bisa terlaksana dengan optimal," ajaknya.
Mahli pun mengingatkan kembali tagline Lazismu yang mengajak untuk berbagi. Dengan semangat ini diharapkan dapat menumbuhkan Muhammadiyah di manapun berada. "Lazismu taglinenya adalah memberi untuk negeri. Di mana-mana Muhammadiyah berkembang, di situ ada semangat memberi yang luar biasa. Semangat berbagi inilah yang membuat Muhammadiyah di berbagai tempat itu tumbuh begitu dahsyatnya," terang Mahli.
Mewakili BPKH RI, Indriayu Afriana selaku Kepala Divisi Pelaksanaan dan Monev menjelaskan, dalam menjalankan program-program kemaslahatan, pihaknya juga menggandeng mitra kemaslahatan, salah satunya adalah Lazismu. Selain mengucapkan terima kasih kepada Lazismu, ia juga memberikan apresiasi kepada anggota Komisi VIII DPR RI, Nanang Samoedra yang telah membantu mengarahkan hingga program ini terlaksana di Kabupaten Lombok Timur.
"Bapak Nanang Samoedra sebagai anggota Komisi VIII DPR RI yang alhamdulillah beliau menjadi wasilah BPKH dalam membantu bapak ibu di wilayah Selong, Kabupaten Lombok Timur. Kami tidak punya cabang, bagaimana kami bisa mengetahui kebutuhan yang ada di Lombok Timur? Alhamdulillah kami dibantu oleh bapak Nanang Samoedra yang sudah memberikan masukan mengenai bantuan yang layak di wilayah Lombok Timur. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Nanang Samoedra sehingga peran dari BPKH dalam meningkatkan kemaslahatan umat ini dapat terus berlangsung," ungkapnya.
Indriayu yang hadir secara daring juga mengharapkan agar bantuan ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memberikan manfaat bagi kemaslahatan umat. "Terakhir kami mohon bantuan ini digunakan sesuai fungsinya, dirawat, dan dijaga. Mudah-mudahan dapat dimanfaatkan luas untuk kemaslahatan umat di wilayah Lombok Timur," pungkasnya.
Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR RI, Nanang Samoedra mengungkapkan ketertarikannya kepada pondok pesantren atau boarding school. "Saya sangat senang dengan boarding school. Jadi boarding school itu adalah lembaga pendidikan impian saya. Akan kita bandingkan, orang-orang yang bersekolah di boarding school dengan sekolah umum hasilnya seringkali beda," ucapnya.
Nanang juga mengucapkan selamat dan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya pembangunan asrama putri ini. "Saya ingin mengucapkan selamat kepada para pimpinan di sini bahwa akhirnya sampai juga asrama santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Selong ini bisa terwujud. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam mewujudkannya dan mudah-mudahan semua mendapatkan nilai ganjaran dari Allah SWT," harapnya.
Acara Serah Terima Pembangunan Asrama Putri Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Selong, Kabupaten Lombok Timur ini ditandai dengan penyerahan simbolis dari Anggota Komisi VIII DPR RI, Nanang Samoedra Direktur Muhammadiyah Boarding School Selong, Abdul Khalid. Setelah itu dilanjutkan dengan pemotongan pita oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin, menandai dimulainya penggunaan asrama putri ini. Dengan adanya fasilitas asrama putri, Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Selong diharapkan dapat menyerap santri lebih banyak lagi pada tahun-tahun berikutnya.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]