MELALUI TERNAK AYAM TELURMOE, LAZISMU DAN MPM ANGKAT KESEJAHTERAAN DIFABEL

Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 08:31, 01/03/2024
Cover MELALUI TERNAK AYAM TELURMOE, LAZISMU DAN MPM ANGKAT KESEJAHTERAAN DIFABEL

KABUPATEN SLEMAN -- "Lazismu menggandeng seluruh komunitas untuk hidup berdigdaya," demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muarawati Nur Malinda saat acara Kick Off Program Peningkatan Ekonomi Difabel Melalui Ternak Ayam Petelur Fungsional "Telurmoe" pada Kamis (29/02). Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama Lazismu PP Muhammadiyah dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah sebagai bentuk kepedulian terhadap para difabel.

Konsep ternak ayam mengedepankan kesejahteraan hewan yang dilakukan oleh MPM PP Muhammadiyah juga mendapatkan apresiasi dari Muarawati. Menurutnya, hal tersebut bagian dari inovasi. Ia pun berharap agar model ini dapat direplikasi di daerah-daerah lainnya.

Muarawati juga mengungkapkan bahwa 70 persen dari dana yang masuk melalui Lazismu PP Muhammadiyah akan digunakan untuk mendukung program pemberdayaan masyarakat dalam jangka waktu yang panjang. "Artinya masyarakat dapat menikmati keuntungan dari program tersebut secara kontinyu," ujarnya.

Selain itu, Lazismu dan MPM memiliki pemahaman yang sama bahwa bantuan yang diberikan tidak karitatif. Muhammadiyah, sambung Muarawati, percaya bahwa bantuan yang diberikan dalam bentuk atau model pemberdayaan akan memberikan daya ungkit dan daya angkat lebih besar untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok difabel dan kelompok rentan lainnya.

Dalam sambutannya, Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin mengatakan, pemberdayaan yang dilakukan Muhammadiyah menjangkau seluruh komunitas, tak terkecuali komunitas difabel. Prinsip pemberdayaan tersebut adalah menjadikan mereka sebagai subjek dalam aktivitas pemberdayaan. "Prinsip utama dalam pemberdayaan masyarakat adalah menjadikan masyarakat itu sendiri sebagai subjek dalam setiap aktivitas pemberdayaan," ungkapnya.

Dalam konteks pemberdayaan difabel, sambung Yamin, jalan utama yang dapat ditempuh adalah dengan memberikan mereka ruang gerak serta fasilitas memadai yang mampu menunjang kemandirian. Dengan demikian, komunitas difabel dapat berdaya di atas kaki mereka. Dalam proyek ternak ayam telur fungsional ini, Yamin menjelaskan bahwa kandang didesain oleh MPM PP Muhammadiyah dengan mengedepankan welfare animal atau kesejahteraan hewan. Ayam dipelihara tidak dalam kandang sistem baterai, melainkan diumbar supaya tidak stres dan menjaga metabolisme ayam.

Setiap penyandang disabilitas mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan atau melakukan pekerjaan yang layak. Program ini merupakan langkah Lazismu dan MPM dalam membantu penyandang disabilitas dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui usaha mandiri.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]