Mendorong Peluang Usaha Baju Bakar Milik Fauzi

Ditulis oleh jf
Ditulis pada 00:00, 12/04/2021
Cover Mendorong Peluang Usaha Baju Bakar Milik Fauzi
Kudus – LAZISMU.  Baju bakar sudah terlihat di gerobaknya. Namun tidak ada tanda-tanda sisa pembakaran. Mestinya baju bakar itu tidak ada jika sudah terbakar. Setiap sisi gerobak diperiksanya, tidak ditemukan juga di situ. Lantas seorang pemuda datang, memastikan kembali baju bakar itu ada. Hanya ada di dalam dandang yang masih tertutup.

Ini baju bakarnya. Kata Fauzi (25) tersenyum. Baju Bakar (Bakso Keju Bakar) buatan saya, tegasnya. Warga Desa Klumpit, Kecamatan  Gebog, Kudus ini menjadi salah satu pemuda yang beruntung. Ia memperoleh bantuan gerobak dan modal usaha dari Lazismu Kudus.

Ia tumpuan perekonomian keluarga, ayahnya sudah berpulang. Ibunya sedang tidak bekerja karena sudah tua. Sementara adiknya sedang menempuh pendidikan di Jakarta. Sebelumnya Fauzi bekerja di warung ayam geprek. Pengalaman bekerja yang diperolehnya diwujudkan dengan tekad untuk berwirausaha.

Lazismu Kudus menyambut baik impiannya untuk bisa memiliki usaha mandiri. Harapannya bisa membantu perekonomian keluarganya. Lalu ia menerima bantuan gerobak dari Lazismu yang di antar langsung oleh tim fundraising (21/3/2018). Direktur Lazismu Kudus, Nadhif mengatakan bantuan gerobak dan modal usaha tersebut untuk program pemberdayaan ekonomi. “Supaya Fauzi bisa usaha sendiri tanpa bekerja dengan ikut orang lain,” jelasnya.

Gerobak yang diterimanya untuk usaha jualan Baju Bakar. Lokasinya untuk berjualan di depan Universitas Muria Kudus. Melalui motto “Yang Muda Yang Berdaya” program ini bertujuan membangun etos kewirausahaan generasi muda dalam 3 ranah strategis.

Pertama, ranah kognitif yaitu membangun mental dan spirit kewirausahaan, kedua, ranah afektif berupa pengembangan skill dan manajerial usaha, dan terakhir ranah psikomotorik dalam bentuk kemampuan untuk mendirikan dan mengelola usaha.

Sobat zakat, kehadiran program ini adalah bentuk kepedulian atas tingginya angka pengangguran usia produktif. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya etos kewirausahaan. Lemahnya etos kewirausahaan akan berujung pada krisis kemandirian kaum muda.

Program ini didesain kedalam beberapa aktifitas program diantaranya; pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, beasiswa kewirausahaan, pendampingan dan fasilitasi pendirian usaha serta pengguliran bantuan permodalan. Di mana, peserta program akan dididik dan didorong untuk mampu mendirikan usaha berbasis kreatifitas.  (lk)