MUKTAMAR DAN HARAPAN UNTUK LAZISMU

Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 11:15, 28/11/2022
Cover MUKTAMAR DAN HARAPAN UNTUK LAZISMU
KOTA SURAKARTA -- Berbagai harapan disampaikan untuk masa depan Lazismu. Lembaga pengelola dana zakat, infak, dan sedekah milik Muhammadiyah ini turut ambil bagian dalam semarak Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48. Berbagai agenda dan kegiatan digelar, di antaranya yaitu membuka stand di Muktamar Fair dan meluncurkan buku berjudul "Jejak Kebajikan, Cerita Aksi Layanan Lazismu".

Salah satu harapan untuk Lazismu disampaikan oleh Dodok Sartono. Ketua Lazismu Wilayah Jawa Tengah ini di sela-sela peluncuran buku mengemukakan harapannya agar Lazismu dapat tumbuh menjadi semakin profesional sehingga menjadi lembaga zakat terpercaya. "Saya kira Lazismu sebagai pilar utama Muhammadiyah, antara schooling, feeding, dan healing, maka feeding ini jadi gerakan utama Muhammadiyah. Maka Lazismu harus selalu tumbuh dan semakin profesional, membangun sistem dan membangun organisasi sehingga ke depan Lazismu akan menjadi lembaga zakat yang terpercaya," ungkapnya.

Dodok yang juga menjadi satu di antara sekian orang yang menerima bingkisan buku "Jejak Kebajikan, Cerita Aksi Layanan Lazismu" ini memuji peluncuran buku tersebut. Menurutnya, panggung literasi yang digelar ini memiliki muatan edukasi yang baik untuk masyarakat. Ia juga mengajak untuk membaca buku tersebut, sehingga bisa merasakan berbagai aksi nyata Lazismu dalam memberikan layanan.

"Alhamdulillah hari ini di tengah-tengah kesibukan muktamar, Lazismu mewarnai dengan baik, dengan panggung literasi di tengah orang sibuk berjualan. Ini edukasi yang baik bagi masyarakat, bahwa sesibuk apapun, kita menyempatkan untuk membaca dan berdiskusi. Salah satunya adalah buku ini, saya kira layak untuk dibaca, bagaimana kita bisa menyelami aksi-aksi nyata Lazismu yang memberikan pelayanan luar biasa," ujar Dodok.

Fauzan Sandiah, penulis buku tersebut memiliki kesan tersendiri atas buku yang ditulisnya. Dalam proses penulisan, ia bisa bertemu langsung dengan para penggiat Lazismu sehingga bisa merasakan langsung perjuangan amil Lazismu. "Yang paling berkesan itu, pertama adalah kalau ada kesempatan turun ke lapangan. Di sana kita bisa selain silaturahmi dengan Lazismu di lokasi, kita bisa melihat perjuangan mereka secara langsung. Jadi kita bisa ikut merasakan semangat dan komitmen mereka untuk melakukan program-program mereka," terangnya.

Ketika ditanya tentang kesulitan dalam menulis buku tersebut, Fauzan mengungkapkan bahwa pemilihan sekitar 30 dari ribuan cerita menjadi hal yang tidaklah mudah. Ini lantaran kisah-kisah di Lazismu menarik untuk diangkat. "Yang paling sulit adalah memilih cerita, mana yang akan diprioritaskan. Semua kisah di Lazismu adalah kisah yang menarik untuk diangkat. Kesulitannya adalah kami terpaksa harus memilih dari ribuan cerita itu kami hanya bisa memilih sekitar 30 cerita saja," ungkapnya.

Terakhir, Fauzan pun menyampaikan harapannya agar Lazismu menjadi pilihan utama bagi warga persyarikatan. "Harapan buat Lazismu, semoga Lazismu itu menjadi pilihan utama terutama bagi warga Muhammadiyah dalam menyalurkan dana filantropi sehingga Lazismu bisa semakin banyak lagi program-program yang inovatif, bukan hanya untuk warga Muhammadiyah namun juga untuk warga muslim pada umumnya," pungkasnya.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Fathin Robbani Sukmana]