PANEN RAYA LAZISMU BANGKITKAN PEMBERDAYAAN PETANI DI KABUPATEN WAJO
Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 09:06, 07/10/2022
KABUPATEN WAJO -- Melalui program Tani Bangkit yang ada di bawah Pilar Ekonomi, acara bertajuk "Panen Raya Lazismu Wajo" digelar di Tomodi, Kelurahan Pattirosompe, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo pada Rabu (05/10). Kegiatan ini juga dalam rangka menyambut Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 yang akan diselenggarakan pada bulan November di Kota Solo, Jawa Tengah. Program Tani Bangkit di Kabupaten Wajo merupakan jalinan sinergi antara Lazismu dan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah.
Kegiatan yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh Bupati Wajo, Amran Mahmud; Ketua DPRD Wajo, Andi Muhammad Alauddin Palaguna; jajaran Forkopimda; Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Mahli Zainuddin Tago; Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah Sulawesi Selatan, Alimuddin; dan Ketua Lazismu Wajo, Sulaeman Nyampa. Selain itu juga turut berhadir Direktur Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM (LPDB KUMKM) Kementerian Koperasi RI, Supomo bersama jajaran; Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Wajo, Syekh Haedar Kadir; Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Wajo, Ambo Mai; Camat Tempe, Supardi bersama para lurah; para kader Muhammadiyah serta undangan lainnya.
Bupati Wajo, Amran Mahmud dalam sambutannya menegaskan, dengan luas lahan persawahan yang dimiliki, Kabupaten Wajo jadi salah satu penyangga utama produksi padi terbesar di Sulawesi Selatan. Sektor terkait diharapkan terus berinovasi untuk pengembangan ke depan. Meski luas lahan persawahan di Kabupaten Wajo bukanlah yang terbesar di Sulawesi Selatan, dari segi produksi kabupaten yang memiliki julukan Bumi Lamaddukelleng ini dapat bersaing. "Hal ini disebabkan karena Wajo memiliki lahan persawahan yang beragam. Ada yang tadah hujan, ada semi teknis, dan ada lahan persawahan teknis," tegasnya.
Pujian pun dilontarkan oleh Amran Mahmud kepada Lazismu Kabupaten Wajo. Program Tani Bangkit yang dijalankan oleh Lazismu, menurutnya, telah sejalan dengan program yang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Wajo berupa pengembangan sektor pertanian. Hal ini merupakan peluang bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan sektor tersebut. "Kabupaten Wajo memiliki potensi pertanian yang sangat luas tentu. Tentu hal ini menjadi peluang bagi pemerintah dan masyarakat Wajo untuk terus berinovasi mengembangkan sektor pertanian," terangnya.
Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin Tago pada kesempatan ini menyampaikan, Lazismu mendorong penuh program pemberdayaan petani melalui program Tani Bangkit, termasuk di Kabupaten Wajo. Apa yang dilakukan oleh Lazismu Kabupaten Wajo, tandas Mahli, sangat inspiratif. Sebab mempunyai program inovatif untuk membuka sumber-sumber zakat di bidang pertanian dan hasil bumi lainnya. Mahli pun berpesan agar Lazismu harus lebih meningkatkan program kemitraan dengan para petani sehingga petani akan berdaya karena mendapatkan dukungan dari Lazismu dan Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) yang siap menampung hasil panen sekaligus pemberdayaan pengolahan padi.
Terakhir, Mahli juga berpesan agar upaya pemberdayaan petani ini dapat diiringi dengan pembenahan pasar. Hal ini penting dilakukan agar hasil panen dapat diserap dengan baik oleh pasar. "Jangan sampai kita sukses memberdayakan petaninya, tetapi kita terkendala oleh pasar. Akhirnya apa yang kita lakukan menjadi sia-sia karena hasil panen petani tidak terserap oleh pasar," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Wajo, Sulaeman Nyampa menerangkan, kegiatan pemberdayaan petani di daerahnya sudah mengarah kepada kesadaran untuk membayar zakat pertanian. Dengan zakat yang dibayarkan tersebut, hasil pertanian bertambah berkah dan berlipat. Adapun para petani yang terlibat dalam program ini merupakan binaan dari Lazismu bekerja sama dengan MPM Muhammadiyah yang sudah menjalin kemitraan sekitar empat bulan sejak awal tanam hingga panen.
"Menariknya, petani mitra Lazismu ini mendapatkan edukasi spiritual bahwa di dalam Islam ada yang namanya zakat pertanian. Zakat ini harus dikeluarkan. Alhamdulillah dari edukasi ini petani yang sudah mencapai nisab zakat langsung mengeluarkan zakatnya, sementara yang masih belum mencapai nisab memberikan infak atau sedekah ke Lazismu," terang Sulaeman Nyampa.
Sulaeman Nyampa menambahkan, selain padi, pada kegiatan ini juga dilakukan panen raya ikan nila yang dibudidayakan oleh para santri Darul Huffadz Al Muqarrabin Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sabbangparu. Ikan nila tersebut juga merupakan bentuk pemberdayaan ekonomi dari Lazismu Kabupaten Wajo kepada para santri. Di samping itu juga diserahkan bantuan uang tunai kepada 97 orang guru honorer di lingkungan amal usaha Muhammadiyah. "Semoga bantuan yang sangat terbatas ini dapat meringankan beban para guru honorer di tengah tingginya kebutuhan ekonomi," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama dilakukan pula pengukuhan Jatam Kabupaten Wajo. Dengan terbentuknya Jatam ini, para petani akan terbantu untuk mendapatkan pasokan pupuk yang selama ini sulit didapatkan. Salah satu program Jatam adalah membuat jamu atau penyubur tanaman padi secara organik sehingga petani bisa mendapatkan dan memproduksi sendiri dengan pelatihan dan pemberdayaan oleh Jatam. Sementara padi yang dipanen tersebut adalah padi lokal yang nantinya dikemas dalam produk beras "Tunas Perkasa" dan "Tunas Melati" yang sebelumnya sudah menjadi merek beras Lazismu dan Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Wajo.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]
Kegiatan yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh Bupati Wajo, Amran Mahmud; Ketua DPRD Wajo, Andi Muhammad Alauddin Palaguna; jajaran Forkopimda; Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Mahli Zainuddin Tago; Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah Sulawesi Selatan, Alimuddin; dan Ketua Lazismu Wajo, Sulaeman Nyampa. Selain itu juga turut berhadir Direktur Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM (LPDB KUMKM) Kementerian Koperasi RI, Supomo bersama jajaran; Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Wajo, Syekh Haedar Kadir; Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Wajo, Ambo Mai; Camat Tempe, Supardi bersama para lurah; para kader Muhammadiyah serta undangan lainnya.
Bupati Wajo, Amran Mahmud dalam sambutannya menegaskan, dengan luas lahan persawahan yang dimiliki, Kabupaten Wajo jadi salah satu penyangga utama produksi padi terbesar di Sulawesi Selatan. Sektor terkait diharapkan terus berinovasi untuk pengembangan ke depan. Meski luas lahan persawahan di Kabupaten Wajo bukanlah yang terbesar di Sulawesi Selatan, dari segi produksi kabupaten yang memiliki julukan Bumi Lamaddukelleng ini dapat bersaing. "Hal ini disebabkan karena Wajo memiliki lahan persawahan yang beragam. Ada yang tadah hujan, ada semi teknis, dan ada lahan persawahan teknis," tegasnya.
Pujian pun dilontarkan oleh Amran Mahmud kepada Lazismu Kabupaten Wajo. Program Tani Bangkit yang dijalankan oleh Lazismu, menurutnya, telah sejalan dengan program yang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Wajo berupa pengembangan sektor pertanian. Hal ini merupakan peluang bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan sektor tersebut. "Kabupaten Wajo memiliki potensi pertanian yang sangat luas tentu. Tentu hal ini menjadi peluang bagi pemerintah dan masyarakat Wajo untuk terus berinovasi mengembangkan sektor pertanian," terangnya.
Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin Tago pada kesempatan ini menyampaikan, Lazismu mendorong penuh program pemberdayaan petani melalui program Tani Bangkit, termasuk di Kabupaten Wajo. Apa yang dilakukan oleh Lazismu Kabupaten Wajo, tandas Mahli, sangat inspiratif. Sebab mempunyai program inovatif untuk membuka sumber-sumber zakat di bidang pertanian dan hasil bumi lainnya. Mahli pun berpesan agar Lazismu harus lebih meningkatkan program kemitraan dengan para petani sehingga petani akan berdaya karena mendapatkan dukungan dari Lazismu dan Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) yang siap menampung hasil panen sekaligus pemberdayaan pengolahan padi.
Terakhir, Mahli juga berpesan agar upaya pemberdayaan petani ini dapat diiringi dengan pembenahan pasar. Hal ini penting dilakukan agar hasil panen dapat diserap dengan baik oleh pasar. "Jangan sampai kita sukses memberdayakan petaninya, tetapi kita terkendala oleh pasar. Akhirnya apa yang kita lakukan menjadi sia-sia karena hasil panen petani tidak terserap oleh pasar," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Wajo, Sulaeman Nyampa menerangkan, kegiatan pemberdayaan petani di daerahnya sudah mengarah kepada kesadaran untuk membayar zakat pertanian. Dengan zakat yang dibayarkan tersebut, hasil pertanian bertambah berkah dan berlipat. Adapun para petani yang terlibat dalam program ini merupakan binaan dari Lazismu bekerja sama dengan MPM Muhammadiyah yang sudah menjalin kemitraan sekitar empat bulan sejak awal tanam hingga panen.
"Menariknya, petani mitra Lazismu ini mendapatkan edukasi spiritual bahwa di dalam Islam ada yang namanya zakat pertanian. Zakat ini harus dikeluarkan. Alhamdulillah dari edukasi ini petani yang sudah mencapai nisab zakat langsung mengeluarkan zakatnya, sementara yang masih belum mencapai nisab memberikan infak atau sedekah ke Lazismu," terang Sulaeman Nyampa.
Sulaeman Nyampa menambahkan, selain padi, pada kegiatan ini juga dilakukan panen raya ikan nila yang dibudidayakan oleh para santri Darul Huffadz Al Muqarrabin Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sabbangparu. Ikan nila tersebut juga merupakan bentuk pemberdayaan ekonomi dari Lazismu Kabupaten Wajo kepada para santri. Di samping itu juga diserahkan bantuan uang tunai kepada 97 orang guru honorer di lingkungan amal usaha Muhammadiyah. "Semoga bantuan yang sangat terbatas ini dapat meringankan beban para guru honorer di tengah tingginya kebutuhan ekonomi," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama dilakukan pula pengukuhan Jatam Kabupaten Wajo. Dengan terbentuknya Jatam ini, para petani akan terbantu untuk mendapatkan pasokan pupuk yang selama ini sulit didapatkan. Salah satu program Jatam adalah membuat jamu atau penyubur tanaman padi secara organik sehingga petani bisa mendapatkan dan memproduksi sendiri dengan pelatihan dan pemberdayaan oleh Jatam. Sementara padi yang dipanen tersebut adalah padi lokal yang nantinya dikemas dalam produk beras "Tunas Perkasa" dan "Tunas Melati" yang sebelumnya sudah menjadi merek beras Lazismu dan Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Wajo.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]