TANAM SERIBU POHON MANGROVE, AKSI LAZISMU UNTUK PEDULI LINGKUNGAN
Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 12:19, 27/12/2021
KABUPATEN BANTUL -- Meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida dan gas lainnya di atmosfer dapat menyebabkan terjadinya efek gas rumah kaca, sehingga dalam jangka waktu yang lama akan memicu perubahan pada iklim dan menimbulkan kerugian yang berdampak negatif dalam semua sektor, termasuk ekonomi. Hal ini menjadi perhatian Lazismu Wilayah DI Yogyakarta (DIY) melalui aksi peduli alam dengan menanam seribu bibit pohon Mangrove guna mengurangi efek gas rumah kaca. Aksi ini dilakukan di wilayah konservasi Mangrove Baros, Kabupaten Bantul pada Rabu (22/12) untuk pelestarian lingkungan alam dan mengangkat nilai pemberdayaan masyarakat secara ekonomis.
Peluncuran program aksi peduli lingkungan yang berada di bawah Pilar Lingkungan Lazismu ini dihadiri oleh elemen pemerintah daerah setempat, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Majelis dan Lembaga Muhammadiyah tingkat wilayah dan daerah, Lazismu Daerah se-DIY, Ortom tingkat wilayah, serta Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Penyerahan bibit pohon Mangrove secara simbolis dilakukan oleh Ketua PWM DIY, Gita Danupranata didampingi Jefree Fahana mewakili Lazismu Wilayah DIY kepada pihak Keluarga Pemuda Pemudi (KP2B) Baros untuk menindaklanuti program selanjutnya, kemudian dilakukan penanaman perdana oleh seluruh tamu undangan yang hadir.
Jefree Fahana selaku Badan Pengurus Lazismu Wilayah DIY mengungkapkan, program pada Pilar Lingkungan Lazismu memiliki kontribusi yang besar terhadap lingkungan, terutama dengan situasi dan kondisi alam yang kini sudah memprihatinkan. "Situasi dan kondisi alam sudah sangat memprihatinkan, perlu kontribusi besar terhadap lingkungan. Oleh karenanya Lazismu mempunyai Pilar Lingkungan, namun program penanaman mangrove ini tidak hanya sekedar tanam saja, harus juga ada pemberdayaan masyarakat," tegas Jefree.
Ia juga mengajak lembaga filatropi seperti Lazismu untuk memperhatikan dan memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk menjaga alam. Selain itu, ia juga menghimbau agar menjadikan napas lingkungan sebagai gerakan penyelamatan bumi.
Senada dengan Jefree, Rudy Suharta selaku Kabid Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul mengingatkan, program rehabilitasi Mangrove harus dapat memberikan kontribusi besar secara nasional. Menurutnya, pemberdayaan selanjutnya harus melihat nilai ekonomis sehingga ada keterlibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan. "Kita harus ciptakan nilai ekonomis untuk program kelestarian alam," harapnya.
Ketua PWM DIY, Gita Danupranata juga menyambut baik aksi penanaman pohon Mangrove ini. "Pilar lingkungan dengan menanam pohon Mangrove ini bukti bahwa Lazismu punya program kreatif dan variatif, ini akan menjadi wahana edukasi oleh PSMPB UAD dan Studi Energi dan Lingkungan UAD. Potensi ini akan jadikan lahan kita untuk beramal dan berpraktik. Jadi Ortom, PDM dan Majelis yang terkait ikut berkontribusi, ini menggambarkan kegiatan lintas batas," ujarnya.
Tanaman Mangrove ini memiliki nilai manfaat yang cukup tinggi, sehingga perlu melibatkan kajian mendalam dari banyak pihak. Lazismu Wilayah DIY pun menggandeng pihak kampus melalui Pusat Studi Mitigasi dan Penanggulangan Bencana (PSMPB) UAD dan Pusat Studi Energi dan Lingkungan UAD untuk menyukseskan program pemberdayaan secara nyata.
Tujuan program penanaman pohon Mangrove selain sebagai upaya untuk mengembalikan ekosistem laut, memulihkan dan meningkatkan fungsi lindung, serta sebagai pemberdayaan ekonomi masyarakat, juga dapat bertujuan sebagai dakwah lingkungan hidup akan pentingnya menjaga alam sekitar. Selain dapat mengurangi emisi karbon, pohon Mangrove dapat dijadikan nilai ekonomis dengan memanfaatkan sumber daya alam oleh masyarakat terutama nelayan, sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai.
Program rehabilitasi mangrove memiliki tiga kegiatan, yaitu dengan cara memulihkan, meningkatkan, dan mempertahankan. Program memulihkan dilakukan dengan penanaman bibit Mangrove dan bersih-bersih pantai, kemudian program meningkatkan dilakukan dengan persemaian atau pengembangan bibit dan perluasan lahan penanaman Mangrove. Sementara itu, program mempertahankan adalah dengan cara mengedukasi, sosialisasi, penyuluhan, dan memberdayakan masyarakat agar mendapatkan nilai berguna.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Marzuki]
Peluncuran program aksi peduli lingkungan yang berada di bawah Pilar Lingkungan Lazismu ini dihadiri oleh elemen pemerintah daerah setempat, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Majelis dan Lembaga Muhammadiyah tingkat wilayah dan daerah, Lazismu Daerah se-DIY, Ortom tingkat wilayah, serta Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Penyerahan bibit pohon Mangrove secara simbolis dilakukan oleh Ketua PWM DIY, Gita Danupranata didampingi Jefree Fahana mewakili Lazismu Wilayah DIY kepada pihak Keluarga Pemuda Pemudi (KP2B) Baros untuk menindaklanuti program selanjutnya, kemudian dilakukan penanaman perdana oleh seluruh tamu undangan yang hadir.
Jefree Fahana selaku Badan Pengurus Lazismu Wilayah DIY mengungkapkan, program pada Pilar Lingkungan Lazismu memiliki kontribusi yang besar terhadap lingkungan, terutama dengan situasi dan kondisi alam yang kini sudah memprihatinkan. "Situasi dan kondisi alam sudah sangat memprihatinkan, perlu kontribusi besar terhadap lingkungan. Oleh karenanya Lazismu mempunyai Pilar Lingkungan, namun program penanaman mangrove ini tidak hanya sekedar tanam saja, harus juga ada pemberdayaan masyarakat," tegas Jefree.
Ia juga mengajak lembaga filatropi seperti Lazismu untuk memperhatikan dan memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk menjaga alam. Selain itu, ia juga menghimbau agar menjadikan napas lingkungan sebagai gerakan penyelamatan bumi.
Senada dengan Jefree, Rudy Suharta selaku Kabid Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul mengingatkan, program rehabilitasi Mangrove harus dapat memberikan kontribusi besar secara nasional. Menurutnya, pemberdayaan selanjutnya harus melihat nilai ekonomis sehingga ada keterlibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan. "Kita harus ciptakan nilai ekonomis untuk program kelestarian alam," harapnya.
Ketua PWM DIY, Gita Danupranata juga menyambut baik aksi penanaman pohon Mangrove ini. "Pilar lingkungan dengan menanam pohon Mangrove ini bukti bahwa Lazismu punya program kreatif dan variatif, ini akan menjadi wahana edukasi oleh PSMPB UAD dan Studi Energi dan Lingkungan UAD. Potensi ini akan jadikan lahan kita untuk beramal dan berpraktik. Jadi Ortom, PDM dan Majelis yang terkait ikut berkontribusi, ini menggambarkan kegiatan lintas batas," ujarnya.
Tanaman Mangrove ini memiliki nilai manfaat yang cukup tinggi, sehingga perlu melibatkan kajian mendalam dari banyak pihak. Lazismu Wilayah DIY pun menggandeng pihak kampus melalui Pusat Studi Mitigasi dan Penanggulangan Bencana (PSMPB) UAD dan Pusat Studi Energi dan Lingkungan UAD untuk menyukseskan program pemberdayaan secara nyata.
Tujuan program penanaman pohon Mangrove selain sebagai upaya untuk mengembalikan ekosistem laut, memulihkan dan meningkatkan fungsi lindung, serta sebagai pemberdayaan ekonomi masyarakat, juga dapat bertujuan sebagai dakwah lingkungan hidup akan pentingnya menjaga alam sekitar. Selain dapat mengurangi emisi karbon, pohon Mangrove dapat dijadikan nilai ekonomis dengan memanfaatkan sumber daya alam oleh masyarakat terutama nelayan, sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai.
Program rehabilitasi mangrove memiliki tiga kegiatan, yaitu dengan cara memulihkan, meningkatkan, dan mempertahankan. Program memulihkan dilakukan dengan penanaman bibit Mangrove dan bersih-bersih pantai, kemudian program meningkatkan dilakukan dengan persemaian atau pengembangan bibit dan perluasan lahan penanaman Mangrove. Sementara itu, program mempertahankan adalah dengan cara mengedukasi, sosialisasi, penyuluhan, dan memberdayakan masyarakat agar mendapatkan nilai berguna.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Marzuki]