TANDA TANGANI NOTA KESEPAHAMAN, KOMITMEN BERSAMA BKKBN, LAZISMU, DAN AISYIYAH CEGAH STUNTING DI DIY

Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 21:45, 14/03/2022
Cover TANDA TANGANI NOTA KESEPAHAMAN, KOMITMEN BERSAMA BKKBN, LAZISMU, DAN AISYIYAH CEGAH STUNTING DI DIY
KOTA YOGYAKARTA -- Pencegahan stunting di wilayah DI Yogyakarta (DIY) menjadi perhatian Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKBBN), Lazismu Wilayah DIY, dan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) DIY. Wujud komitmen bersama ini dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman program "Atasi Stunting" dalam Rapat Kerja Daerah Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2022 di Eastparc Hotel Yogyakarta pada Kamis (10/03). Acara ini dihadiri Kepala Perwakilan BKBBN DIY, Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah DIY, serta Ketua PWA DIY, didampingi Wakil Gubernur Sri Paduka Paku Alam X dan Kepala BKKBN Pusat.

Kepala Perwakilan BKBBN DIY, Shodiqin, SH, MM. dalam sambutannya mengajak mitra kerja dan pemangku kebijakan untuk mendukung kegiatan penurunan stunting. "Tentunya BKKBN tidak dapat bekerja sendiri, sangat memerlukan dukungan dari mitra kerja atau stakeholder dalam setiap pelaksana kegiatan penurunan stunting agar bisa terwujud keluarga berkualitas dan pertumbuhan seimbang," ajaknya.

Shodiqin menambahkan, upaya penurunan stunting harus dilakukan sejak sebelum kehamilan atau dimulai pada usia remaja, dan sampai dengan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) dengan pola asuh dan lingkungan yang mendukung upaya penurunan bahkan pencegahan stunting. "Diperlukan penguatan sinergitas, integrasi, dan akselerasi, serta komitmen para pemangku kebijakan dan mitra kerja dalam peningkatan penggerakan sebagai upaya dalam pencapaian target sasaran serta penurunan prevalensi angka stunting," ujarnya.

Kerjasama program ini juga diapresiasi oleh Cahyono, S.Ag dan Hj. Siti Zulaihah selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah DIY dan Ketua PWA DIY. Menurut Cahyono, kemitraan ini dapat menjalin kerjasama dengan baik, dapat membantu program-program pemerintah dalam penanggulangan stunting dan mendatangkan banyak manfaat melalui amanat para muzakki yang menyalurkan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) melalui Lazismu Wilayah DIY.

"Muhammadiyah turut bertanggung jawab dalam mempersiapkan generasi emas untuk kemajuan bangsa Indonesia di masa-masa mendatang. Maka melalui Pilar Kesehatan dari program Lazismu ini, amanat ZIS dari para muzakki kami salurkan kepada yang berhak, bekerja sama dengan PWA dan BKKBN DIY," terangnya.

Komitmen Muhammadiyah dalam upaya pencegahan stunting dilakukan dengan memberikan sosialiasasi di tengah masyarakat, pemberian nutrisi gizi seimbang, pelayanan kesehatan, dan program-program lainnya yang mendukung agar percepatan penurunan stunting secara nasional bisa terwujud. Kiprah Muhammadiyah dalam program kerjasama pencegahan stunting dibangun atas dasar situasi kemiskinan di Yogyakarta yang menyebabkan munculnya stunting pada keluarga dhuafa. Program yang dinamakan TIMBANG (Tingkatkan Kemampuan Gizi Seimbang) telah dilaksanakan dan dijadikan isu penting bagi Muhammadiyah.

Alur program TIMBANG melalui tiga tahap. Pertama perencanaan, yaitu memulai penyusunan konsep program bersama BKBBN dan Aisyiyah untuk memulai sosialisasi program stunting. Pada tahap kedua berupa pelaksanaan, yaitu distribusi bantuan nutrisi sehat kepada anak dan ibu hamil atas koordinasi bersama. Sementara tahap ketiga adalah monitoring dan evaluasi atau monev, yaitu melaksanakan penyusunan laporan program dan survei dampak kajian.

Bentuk kegiatan kerja sama ini berupa pemberian nutrisi kepada ibu hamil dan anak secara bertahap, serta sosialisasi pencegahan stunting kepada calon ibu, calon pengantin, dan remaja. Selain itu juga dilaksanakan program lain yaitu pendampingan ekonomi keluarga agar kebutuhan gizi keluarga tercukupi dengan kemandirian ekonomi dari usaha yang sedang dijalankan.

[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Marzuki]