Tiga Desa Terpencil Di NTT ini Terima Kado Ramadhan Lazismu
NTT – LAZISMU. Safari ramadhan Lazismu di berbagai daerah dengan tajuk Ramadhan Mencerahkan dilaksanakan di daerah terpencil, tertinggal dan terdepan (3T). Kali ini sasarannya tiga desa yang ada di Kecamatan Amanuban, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur.
Melalui Lazismu Wilayah NTT, bantuan Kado Ramadhan ditujukan untuk warga yang duafa di Desa Oekam, Desa Tliu, dan Desa Oelet Kecamatan Amanuban, Kamis (30/5/2019).
Penyerahan Kado Ramadhan digelar di Masjid Umar Bin Khattom Tliu. Dihadiri Pimpinan PWM Muhammadiyah NTT dan tokoh masyarakat setempat dengan bentuk bantuan berupa pembagian beras zakat fitrah dan sumbangan pakaian layak pakai bagi anak yatim-piatu, mualaf dan keluarga tak mampu.
Area Manager Lazismu NTT, Sa’adiyah Siregar, saat dihubungi (2/6/2019) mengatakan, mengapa bantuan ini Lazismu prioritas di daerah terpencil, pertama memang karena daerah ini masih jauh dari perhatian masyarakat muslim pada umumnya.
“Kebanyakan penerima bantuan itu Mualaf yang kurang mampu ekonomi keluarganya,” katanya. Di desa ini juga Lazismu, TNP2K dan Yayasan Besi Pae pada 2017, melakukan uji coba perluasan listrik bagi masyarakat miskin dengan memberikan bantuan solar cell (lampu tenaga surya).
Kedua, lanjut Diyah rata-rata berasal dari keluarga yang jauh dari sejahtera. Mereka miskin akses, kondisi daerahnya seperti jalannya masih tanah. “Tidak ada air, jauh dari kota dan pasar, untuk ke kota saja membutuhkan biaya transportasi yang tidak sedikit,” jelasnya.
Karena itu, Lazismu tergerak untuk menjadikan sasaran program Ramadhan Mencerahkan dengan memeberikan bantuan Kado Ramdhan. Penyerahan Paket Sembako diberikan secara simbolis dari PWM NTT kepada penerima manfaat.
Ini amanah muzaki (donatur), ada 120 paket sembako, 100 paket Kado Ramadhan untuk anak-anak kurang mampu, 2 karung beras zakat fitrah, dan 11 karung pakaian pantas pakai.
Sekretaris Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) NTT, Muksin Masri, berharap anak-anak bias mendapatkan kebahagiaan. Menurutnya, warga di tiga desa ini bisa mendapatkan akses pendidikan. Di Tliu saja, lanjutnya, anak-anak ingin sekali bisa melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan berikutnya bahkan bisa menikmati kuliah di Kota Kupang. (na)