Titik Evakuasi Diperluas, Bogor dan Banten Target Tanggap Darurat Berikutnya
Jakarta – LAZISMU. Hari ini adalah hari ke -10, penanganan pasca-banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Jabodetabek, Banten dan Jawa Barat. Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Indonesia mengabarkan perkembangan terkini. Dari proses tanggap darurat Jabodetabek, relawan Muhammadiyah menggeser titik fokus penanggulangan dan evakuasi ke wilayah Bogor dan Banten.
Informasi ini sebetulnya sudah disampaikan Ketua MDMC, Budi Setiawan pada 6 Januari 2020. Mengapa perlu digeser, menurutnya, semua sudah turun di lapangan. Khusus untuk Jakarta hampir semua pengungsi sudah kembali, karena tidak ada kerusakan yang masif. Tahap ini relawan hanya melakukan upaya kebersihan, juga pelayanan kesehatan,” ungkapnya seperti dilansir dalam laman resmi Muhammadiyah (8/1/2020).
Budi menilai, pengalihan konsentrasi, terutama karena beberapa wilayah di Bogor dan Banten, masih belum sepenuhnya aman dan pulih dari potensi bencana susulan.
“Di Bogor, Kecamatan Sukajaya, dan Lebak Banten kami masih was-was. Tadi malam dan tadi pagi ada longsor lagi di Kecamatan Ciputih, katanya Rabu kemarin. Pengungsi harus segera dievakuasi karena waktu saya meninjau lokasi, terlihat ada tanah (bukit) yang merekah dan pada sore hari rekahannya bertambah. Jadi ini di lapangan masih kita back up,” pungkasnya.
Rilis Kebutuhan Mendesak Warga Terdampak
Selain kendala di lapangan seperti medan yang sulit diakses, para pengungsi membutuhkan bantuan yang sifatnya mendesak. Budi menambahkan, di samping logistik, kebutuhan mendesak yang segara disalurkan adalah obat-obatan, warga juga membutuhkan tenda dan selimut untuk menghadapi cuaca dingin.
“Di sukajaya banyak warga yang minta pendampingan. Kemarin mereka minta pengadaan tenda, dan kami minta BNPB untuk melaksanakan. Karena mereka bingung mau mengungsi di mana, sebab balai desa sudah penuh semuanya,” terangnya.
Menurutnya, logistik yang terdiri dari makanan dan obat-obatan sebetulnya mencukupi, tapi karena akses jalan menuju lokasi bencana yang rusak parah sepanjang lebih dari 15 km dan tidak dapat diakses kecuali dengan jalan kaki membuat proses evakuasi berjalan penuh hambatan.
Dengan kondisi itu, MDMC fokus memerioritaskan mengirim secepatnya pendampingan kesehatan dan sosial, pembangunan sekolah darurat dan penyediaan air bersih di lokasi bencana. Kegiatan lainnnya juga melakukan penyambungan pipa air sepanjang 300 meter dengan rincian 100 batang pipa berdiameter 2,50 inch karena air kebutuhan mutlak di Sukajaya,” bebernya.
Sementara itu untuk penanggulangan dan evakuasi bencana di Lebak, Banten Budi selain melakukan proses penanggulangan kebencanaan yang sama juga mencarikan solusi agar para korban juga mendapatkan hak-haknya yang masih menggantung di pemerintah.
“Di Lebak masih ada persoalan pengungsi yang rumahnya habis. Mereka masih punya uang di pemerintah, karena lahannya dipakai untuk Waduk Jaya dan ganti rugi uangnya belum selesai. Kita akan cari cara agar mereka segera mendapatkan hak-haknya,” tutup Budi. (afandi)