Tri Julia Wulandari, Mahasiswi dan Amil KL Lazismu Turki Raih Penghargaan Tübitak 2209-A di Bidang Environmental Engineering

Ditulis oleh berita
Ditulis pada 13:31, 16/04/2025
Cover Tri Julia Wulandari, Mahasiswi dan Amil KL Lazismu Turki Raih Penghargaan Tübitak 2209-A di Bidang Environmental Engineering

ANKARA -- Pandangan hidup manusia tentang air tidak sebatas pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana mengelola dan melestarikan air serta menjaga ketersediaannya merupakan prinsip dasarnya.

Adalah Tri Julia Wulandari, mahasiswi asal Indonesia yang menempuh studi Strata 1 di Erciyes University, Turki, tak bisa ke lain hati dari unsur air yang melengkapi daratan negara berjuluk Tanah Empat Musim itu.

Pengalaman hidup dan belajar Julia, di negara Gerbang Timur dan Barat ini membawanya kepada suatu gagasan riset tentang isu pengolahan dan manajemen air di bidang Environmental Engineering.

Pasalnya menurut Julia, Turki sebagai negara yang berada di posisi geopolitik strategis dalam perkembangannnya secara environmental menyisakan catatan dengan masih adanya limbah yang terkandung dalam air.

Menurut Julia limbah sudah menjadi kajian peneliti di banyak negara, termasuk di Indonesia. Perihal risetnya, Julia mengatakan, latar belakang gagasan penelitian ini berangkat dari air limbah di Turki dengan kandungan antibiotik yang besar.

“Air yang tercemar limbah harus di jernihkan. Salah satu proses penjernihannya dan juga mengurangi kandungan limbah itu melalui penelitian ini dengan penggunaan nanomaterial,” jelasnya kepada Tim Media Lazismu (16/4/2025).

Secara ringkas Julia memapaparkan bahwa peran dan fungsi nanomaterial dalam mengurai kandungan limbah dalam air, selanjutnya dalam proses penjernihan sebagai pengikat antibiotik.

Dari sisi akademis lanjutnya, parameter yang diukur adalah nanomaterial sebagai pengikat antibiotik dapat bekerja signifikan dan sejauh mana mampu mengurangi kandungan limbah dalam air.

Julia yang juga aktif sebagai Ketua Kantor Layanan Lazismu Turki ini mengungkapkan bahwa penelitian ini menghabiskan waktu selama tujuh bulan, terhitung dari Juni 2024 sampai dengan Februari 2025.

Alhamdulillah tekadnya membuahkan hasil, riset rekayasa di bidang lingkungan tersebut diganjar penghargaan dari Pemerintah Turki yang kemudian dikenal dengan Penghargaan Tübitak 2209-A. Suatu penghargaan bergengsi dari Pemerintah Turki yang diberikan kepada peneliti inovatif tingkat sarjana di berbagai bidang ilmu.

Ini adalah penelitian mandiri. Ia berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi Indonesia dan umat. “Semoga penelitian ini jadi pembuka jalan selanjutnya, bisa dikembangkan terus dan terus giat mencintai alam dan menjaganya serta jadi motivasi untuk terus berinovasi,” pungkas Julia yang juga Ketua Majelis Lingkungan Hidup PCIM Turki.

Julia mengaku penelitiannya itu juga sejalur dengan Prof Brian, yang sama sama meneliti nanomaterial. Di kondisi terpisah, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto yang sedang kunjungan kerja Ke Turki mengapresiasi dedikasi Julia dalam riset dan capaiannya itu.

Julia menurut Brian adalah sosok anak muda Indonesia yang berprestasi di kancah global. Capaiannya merupakan contoh nyata pentingnya dukungan terhadap riset dan inovasi pada jenjang pendidikan tinggi (Kompas, 11/4/2025).

Mendiktisaintek turut menhgajak mahasiswa Indonesia lainnya agar terus berusaha di bidang keilmuan dan tidak ragu menjadi seorang yang ‘gila belajar’ untuk kemajuan bangsa.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]