USAHA WARUNG MILIK TUNANETRA MENDAPATKAN SUNTIKAN BANTUAN LAZISMU DAN BANK MEGA SYARIAH

Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 14:46, 29/05/2024
Cover USAHA WARUNG MILIK TUNANETRA MENDAPATKAN SUNTIKAN BANTUAN LAZISMU DAN BANK MEGA SYARIAH

KABUPATEN SIDOARJO -- David Lesmana merupakan seorang penyandang disabilitas. Lelaki berusia 43 tahun ini tidak bisa melihat. Bukan sejak lahir, namun setelah operasi mata yang pernah dijalaninya mengalami jalan buntu.

Amil Lazismu Kabupaten Sidoarjo, Yekti Pitoyo yang telah mengunjungi kediaman David pada Sabtu (25/05) di Jalan Kenongo RT. 05, RW. 02, Desa Kenongo, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo menceritakan, penglihatan bapak tiga anak itu mulai berkurang pasca operasi yang dijalani pada tahun 2014. Operasi tersebut dilakukan karena matanya minus 16. Hingga tahun 2016, ia sama sekali tidak bisa melihat dan hanya menangkap cahaya saja.

"Dulu ketika penglihatannya masih normal beberapa kali pindah pekerjaan. Pernah menjadi sopir, kerja di mesin bubut, juga pernah jadi tukang las," terang Yekti.

David hanyalah tamatan SMP. Dengan kondisi tersebut, perkerjaan apapun ia lakoni. Seperti menjadi sopir, tukang las, hingga bekerja menjalankan mesin bubut. Pekerjaan terakhir yang berhenti dijalani akibat kecelakaan kerja, cedera tangan mengakibatkan dua jari tengah dan manis terpotong.

Meski kehilangan penglihatan, ungkap Yekti, David tidak patah arang. Sejak tahun 2017, ia dan istrinya kemudian mengelola usaha makanan di depan rumahnya. Warung bernama Lumintu tersebut buka setelah waktu maghrib hingga subuh. Menu yang dijual adalah masakan khas Warung Tegal (warteg) misal nasi kuning, nasi campur, rawon, aneka lauk pauk seperti ayam goreng, perkedel, tempe, dan lainnya.

"Kelebihan warung makannya dibandingkan yang lain adalah harga terjangkau, pilihan menu yang beraneka, dan pembeli bebas mengambil sendiri lauk pauknya. Warung David tidak pernah menolak pembeli apabila ingin membeli nasi atau lauk saja. Pelanggan pun semakin banyak, bahkan dari luar kota seperti Mojokerto dan Pasuruan," ungkap Yekti.

Warung Lumintu awalnya hanya menghabiskan beras sebanyak 2 kilogram. Seiring dengan berjalannya waktu, warung ini semakin laris sehingga rata-rata sehari menghabiskan beras hingga 15 kilogram. Dengan semakin meningkatnya pelanggan, warung tersebut otomatis membutuhkan tambahan peralatan. David berkeinginan untuk memiliki kompor bros dua tungku. Kompor ini merupakan kompor gas khusus yang digunakan untuk usaha makanan. Api dari kompor tersebut memiliki api yang menyembur sehingga dapat mempercepat proses memasak sehingga mampu menangani pesanan dalam jumlah besar.

Melalui bantuan program Pemberdayaan UMKM Binaan Lazismu Kabupaten Sidoarjo. David mendapatkan bantuan dalam kategori Keluarga Disabilitas. Program ini merupakan Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Bank Mega Syariah yang dijalankan oleh Lazismu Kabupaten Sidoarjo.

"Dengan kondisi penglihatannya, David tetap semangat menjalankan bisnisnya. Setiap pukul tiga dini hari bersama anak pertamanya, ia kulakan ke pasar berjalan kaki dengan dituntun. Kebetulan jarak rumah dan pasar sekitar 500 meter," tutup Yekti.

[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Yekti Pitoyo]