

JAKARTA -- Di suatu pemukiman padat, Endang Mintarja dan warga Kampung Sumur, Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur berjibaku membersihkan sebidang tanah yang ditumbuhi tanaman dan rumput liar. Kegiatan bersih-bersih ini dilakukan setelah Endang dan warga setempat melaksanakan rembug warga untuk memanfaatkan tanah yang akan dijadikan sebagai Kampung Hijau.
Kegiatan ini dicetuskan Endang bersama warga untuk menjawab persoalan yang kerap muncul, yaitu kebersihan lingkungan dan tidak adanya ruang terbuka hijau. "Ada banyak persoalan warga di sini, selain pertumbuhan penduduk, permukaan tanah yang menurun, serta terbatasnya lahan pertanian," ungkapnya.
Tujuan utamanya, ujar Endang, adalah untuk mengurangi dampak penyakit akibat lingkungan kotor. "Prinsipnya menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, asri, serta menambah produktivitas dan ketahanan pangan warga pemulung," jelasnya pada Senin (19/06).
Program Kampung Hijau merupakan kolaborasi Lazismu dan BSI Maslahat melalui Pilar Lingkungan, khususnya program Pelihara DaratMu yang bersinergi dengan Swara Peduli Indonesia. Pekan pertama pada bulan Juni tahun ini, Lazismu berkesempatan meninjau lokasi yang mayoritas warganya mencari nafkah sebagai pemulung.
Dalam amatan Lazismu di lapangan, yang menjadi nilai lebih dari program ini adalah Swara Peduli Indonesia dapat melatih warga yang sebagian besar hidup dalam impitan kemiskinan. "Sebagai pemulung, mereka sehari-hari bekerja mengumpulkan barang bekas dan rongsokan," kata Nazhori Author selaku Manajer Pilar Program Kemanusiaan dan Lingkungan Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Keberadaan Swara Peduli Indonesia pun dirasakan membawa banyak manfaat oleh warga setempat. Endang menyampaikan bahwa selama ini Swara Peduli Indonesia telah melatih sekita dua puluhan warga dalam pendampingan kelompok tani di lahan terbatas. Rencananya lahan terbatas itu akan dimanfaatkan dengan tanaman produktif seperti sayuran dan buah-buahan dengan pendekatan hidroponik.
"Warga diharapkan dapat mewujudkan kebutuhan pangan tambahan dan tanaman obat-obatan yang bisa dikonsumsi warga yang bernilai ekonomis serta diolah secara berkelompok ini," terang Endang.
Kelompok Tani binaan Endang ini juga akan menyiapkan reaktor biogas dan bank sampah organik. Karena itu, pendampingan dan peningkatan kapasitas warga pemulung menjadi kebutuhan literasi yang edukatif. Direncanakan sesuai jadwal program, kegiatan ini dapat berjalan hingga Agustus 2023. Semoga hasilnya dapat memberikan nilai tambah bagi warga yang mayoritas pemulung.
Terakhir, Endang mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Lazismu. Tidak lupa kepada BSI Maslahat yang telah mendorong dan memercayakan terlaksananya program ini kepada Swara Peduli Indonesia.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]

