

BANJARMASIN – Fikih zakat dan tata kelolanya beradaptasi dengan persoalan-persoalan zakat kontemporer yang muncul di tengah masyarakat. Butuh kepastian hukum dari hasil ijtihad untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut agar zakat sebagai ibadah dapat ditunaikan dengan tulus.
Cara pandang terhadap persoalan zakat kontemporer tersebut terungkap dalam Seminar dan Lokakarya Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang diselenggarakan Lazismu sebelum Rakernas 2026, dalam tajuk Transformasi dan Peran DPS Berdampak: Dari Kepatuhan Syariah Menuju Keunggulan Tatakelola dan Kredibilitas Global.
Acara tersebut berlangsung di Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin, Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada Kamis, (06/10/2025), yang dihadiri oleh perwakilan DPS dari Lazismu Wilayah seluruh Indonesia.
Dalam pengantarnya, Ketua Dewan Pengawas Syariah Lazismu Pusat, Dadang Syarifudin, mengatakan ada dua topik yang diangkat pertama materi substansi ilmu syariahnya dan lebih pada aspek administrasinya. Dari hasil riset DPS Lazismu, audit merupakan sarana untuk mengontrol proses penghimpunan dan pendistribusian nilai manfaat zakat yang sejalan dengan hukum syariah dan tata kelolanya.
“Setelah dipelajari dengan seksama aspek tata kelola secara administratif menjadi isu prioritas,” tandasnya. Hal itu terkait dengan soal pengelolaan zakat, infak dan sedekah secara konvensional secara langsung yang pada gilirannya ke depan ada tuntutan menggunakan sistem informasi.
Oleh karena itu, menurutnya, DPS dituntut memiliki wawasan pengetahuan. Tugas pokoknya lebih pada usul fikih wilayah ijtihad. Lazismu sebagai lembaga amil zakat (LAZ) memiliki hubungan terikat dengan majelis tarjih yang sudah mengeluarkan putusan hasil munas tentang fikih zakat kontemporer.
“Rumusan fikih zakat kontemporer itu ketika diimplementasikan membutuhkan ijtihad yang bersumber dari ijtihad para fukaha yang dalam perkembangannya juga membutuhkan pengetahuan komprehensif tentang objek yang dihukumi,” jelas Ketua Dewan Pengawas Syariah Lazismu ini.
Sementara itu pada topik kedua, mengulas tentang manajemen risiko. Pada aspek ini mengacunya pada kaidah fikih yang secara teori selesai. Tapi dalam Islam, lanjut Dadang, sejauh Muhammadiyah mengkajinya dalam konteks Islam Berkemajuan jika stagnan akan kering. Padahal kehidupan ini sangat dinamis. “Apalagi di era digital sekarang ini terjadi disrupsi di mana-mana maka kaidah fikihnya harus kita kritisi kembali,” ujarnya.
Ia menilai pengelolaan zakat infak dan sedekah tidak hanya mengacu pada zaman Rasulullah dan Umar bin Khattab. Jika dulu untuk menjawab persoalan langsung berkomunikasi dengan Rasul, sekarang untuk menjawabnya membutuhkan kajian komprehensif menurut bahasa fikihnya.
Di samping itu, dalam agenda ini juga diberikan wawasan dan pengetahuan audit syariah. Selanjutnya dilengkapi dengan lokakarya yang tujuannya untuk melahirkan output yaitu mensyahkan audit syariah terintegrasi antara tuntunan audit syariah finansial dan sosial.
“DPS Lazismu melalui rumusan semacam ini akan mengkreasikannya peta jalan strategisnya agar tidak jalan di tempat sehingga DPS Lazismu wilayah memahami dinamika interaksi fikih dan problem keumatan,” tuturnya. Semoga dalam forum ini kita bisa berkontribusi dalam mewarnai implementasi kepatuhan syariah dan peta jalannya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Ahmad Imam Mujadid Rais mengatakan kami juga mendorong DPS untuk melakukan kajian-kajian yang dibutuhkan DPS di seluruh Indonesia. Hal ini penting karena beragamnya pemahaman fikih di masyarakat.
“Sesuai prinsip kelembagaan bahwa visi misi Lazismu menjadi pemandu tata kelola zakat, infak dan sedekah untuk meningkatkan layanan dan pendayagunaan zakat yang inovatif dan produktif,” pungkasnya.
Mujadid Rais mencontohkan orang kelas menengah muslim akan bertanya di mana lembaga amil zakat yang dapat menjawab persoalan zakat, peran Lazismu menjawabnya dengan kepatuhan syariah dan regulasi. Maka kapasitas DPS Lazismu perlu ditingkatkan karena tantangan terus ada dan berubah sejalan dengan itu harus ada transformasi serta adaptasi dari pengawas syariah.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat]

BANJARMASIN – Sejak dibuka secara resmi pada awal November 2025, Lazismu Expo 2025, kini memasuki hari keenam. Pameran UMKM yang berlangsung dari 1 – 8 November 20205 di Lapangan Murjani Banjarbaru ini menghadirkan duapuluhan pelaku usaha mikro dan kecil menengah, sebagai bagian dari rangkaian acara pra-rakernas Lazismu 2026.
Ketua Panitia Expo dan Rakernas Lazismu 2025, pada Kamis, (6/10/2025), Andri Wahyudi, mengungkapkan pelaksanaan expo ini diadakan dalam sepekan dengan rangkaian kegiatan menarik, mulai dari Talk Show, Seminar, Pentas Seni, Lomba Kreatif dan lainnya.
"Peserta expo yang terlibat dalam sepekan ada dua puluhan dengan dilengkapi tenda stand terdiri dari amal usaha muhammadiyah dan masyarakat umum,” tandasnya. Pada expo kali ini, sambungnya, merupakan rangkaian kegiatan pembuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang akan dilaksanakan pekan ini di Asrama Haji Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Ketua PWM Kalsel, Ridhahani Fidzi, mengatakan pameran ini merupakan kepedulian Lazismu terhadap UMKM sebagai bagian dari penggerak roda perekonomian di bumi Lambung Mangkurat. Lebih dari itu, Lazismu sebagai unit pembantu pimpinan muhammadiyah turut menghidupkan spirit kewirausahaan yang menjadi konsen gerakan dakwah ekonomi.
Ia menilai pada even nasional lain sebelumnya, muhammadiyah selalu tidak lupa melibatkan peran nyata UMKM. “Tujuannya untuk mengembangkan potensi lokal agar mampu bersaing bahwa produk - produk lokal punya nilai ekonomi,” pungkasnya. Menurutnya pada momen seperti ini adalah lokasi yang tepat mengenalkan produk-produk lokal itu.
Ada beragam produk-produk lokal yang disajikan dalam pameran kali ini, seperti pakaian muslim, sepatu, kuliner dan lain sebagainya. Termasuk produk dari program – program Lazismu yaitu rendangmu serta program-program pemberdayaan yang dilakukan selama ini terutama Kampung Berkemajuan.

Tak kalah menariknya, pertunjukkan pentas seni budaya dari Kalimantan Selatan yang ditampilkan oleh Sekolah Alam Muhammadiyah Banjarbaru, dan komunitas seni dan budaya dari Banjarbaru dan sekitarnya.
Dalam expo tersebut gelaran Talkshow juga dipersembahkan sebagai wujud edukasi tentang filantropi, pasar modal dan mengenal investasi syariah berupa reksadana dan saham dari Bursa Efek Indonesia Kalimantan Selatan.
Sementara itu, mewakili pemerintah kota, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota Banjarbaru, Abdul Basid, menyampaikan terima kasih kepada Lazismu atas terselenggaranya pameran yang menghadirkan pelaku usaha mikro dan kecil menengah di Banjarbaru.
“Pastinya membantu UMKM lokal mewakili unsur pemerintahan kami berterimakasih dengan gelaran ini, apalagi seperti diinformasikan penempatan stand expo diberikan gratis sehingga pelaku usaha UMKM kian bersemangat," paparnya.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat]

BANJARMASIN – Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) menggelar Expo UMKM 2025 di Lapangan Murjani, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada 1 – 8 November 2025, bertepatan dengan rangkaian agenda pra-rakernas 2026.
Pembukaan acara Expo Lazismu tersebut dibuka Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Selatan, Ridhahani Fidzi yang juga dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota Banjarbaru, Abdul Basid, yang ditandai dengan prosesi pengguntingan pita.
Ketua PWM Kalsel, Ridhahani, mengatakan pameran ini merupakan kepedulian Lazismu terhadap UMKM sebagai bagian dari penggerak roda perekonomian di bumi Lambung Mangkurat. Lebih dari itu, Lazismu sebagai unit pembantu pimpinan muhammadiyah turut menghidupkan spirit kewirausahaan yang menjadi konsen gerakan dakwah ekonomi.
Ia menilai pada even nasional lain sebelumnya, muhammadiyah selalu tidak lupa melibatkan peran nyata UMKM. “Tujuannya untuk mengembangkan potensi lokal agar mampu bersaing bahwa produk - produk lokal punya nilai ekonomi,” pungkasnya. Menurutnya pada momen seperti ini adalah lokasi yang tepat mengenalkan produk-produk lokal itu.
Menyaksikan langsung acara ini, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota Banjarbaru, Abdul Basid, menyampaikan terima kasih kepada Lazismu atas terselenggaranya pameran yang menghadirkan pelaku usaha kecil menengah dan mikro di Banjarbaru.
“Pastinya membantu UMKM lokal mewakili unsur pemerintahan kami berterimakasih dengan gelaran ini, apalagi seperti diinformasikan penempatan stand expo diberikan gratis sehingga pelaku usaha UMKM kian bersemangat," paparnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Expo dan Rakernas Lazismu 2025, Andri Wahyudi, mengungkapkan pelaksanaan expo ini diadakan dalam sepekan dengan rangkaian kegiatan menarik, mulai dari Talk Show, Seminar, Pentas Seni, Lomba Kreatif dan lainnya.
"Peserta expo yang terlibat dalam sepekan ada dua puluhan dengan dilengkapi tenda stand terdiri dari amal usaha muhammadiyah dan masyarakat umum,” tandasnya. Pada expo kali ini, sambungnya, merupakan rangkaian kegiatan pembuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang akan dilaksanakan pekan ini di Asrama Haji, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat]

YOGYAKARTA -- Mencerdaskan generasi bangsa merupakan tanggung jawab bersama. Kesempatan memperoleh pendidikan bagi generasi muda impian semua orang. Ada banyak generasi muda yang menempuh pendidikan tinggi terkendala biaya hidupnya. Seperti para mahasiswa – mahasiswi tidak mampu mendapat dukungan penuh dari Lazismu UMY berupa beasiswa.
Tujuannya membantu meringankan beban mahasiswa melalui pemberian beasiswa living cost. Beasiswa ini sebagai bentuk kepedulian Lazismu UMY kepada mahasiswa yang tidak mampu dari berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah, Swasta, dan Negeri yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Muhammad Samsudin, Manajer Lazismu UMY menyampaikan bahwa bentuk pemberian beasiswa living cost melalui bahan kebutuhan pokok bisa dilakukan agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin bagi mahasiswa yang benar-benar membutuhkan.
“Lazismu UMY tidak pernah memberikan bantuan dalam bentuk fresh money, melainkan dalam bentuk barang. Hal ini ditempuh agar dalam penggunaannya sesuai dan tidak disalah-gunakan,” ujarnya. Untuk Beasiswa Living Cost ini, kata Muhammad, berupa bantuan yang diberikan dalam bentuk paket sembako berisi beras, minyak goreng, telur, dan mi instan.
Kegiatan Penyaluran Beasiswa Living Cost dan Donor Darah, diselenggarakan pada Senin, (27/10/2025) di halaman depan Gedung Ki Bagus Hadikusumo UMY. Sebanyak 125 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang berasal dari UMY, UAD, Unisa, hingga UNY dan UGM turut menjadi penerima beasiswa living cost pada kesempatan itu.
Ini kali kedua Lazismu UMY kembali membagikan beasiswa living cost untuk mahasiswa yang sebelumnya dilakukan pada acara family day pada bulam Mei lalu. “Kami ingin mahasiswa belajar tentang semangat berbagi. Ini bukan sekadar menerima sembako, tetapi bagian dari pendidikan filantropi,” paparnya.
Melalui kegiatan ini, sambung Muhammad, berharap mahasiswa dapat belajar hidup hemat, mandiri, dan semakin fokus pada studinya. Semua bantuan yang diberikan semoga membawa manfaat dan keberkahan, baik bagi penerima maupun para relawan yang menyiapkannya.
Sementara itu, penerima manfaat, Nisrina Athyra Karimah, mahasiswa dari Program Studi Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, mengaku sangat terbantu dari program Lazismu ini.
“Program ini sangat membantu, terutama mahasiswa rantau di Yogyakarta. Paket sembako berisi kebutuhan dasar yang benar-benar kami butuhkan untuk kebutuhan hidup saya sehari-hari,” ujarnya.
Nisrina berharap melalui program ini, Lazismu dapat terus menggelar sehingga bisa menjangkau mahasiswa lainnya yang mempunyai kebutuhan yang sama.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat/Lazismu UMY]

MEDAN -- Meningkatkan kapasitas dan profesionalitas amil adalah komitmen Lazismu. Beragam informasi kecakapan amil dalam meningkatkan kinerjanya layak diberikan dengan kadar yang berkualitas. Dalam rangka itu, Lazismu Kota Medan menggelar kegiatan Pelatihan Strategi Fundraising, pada Sabtu, (25/10/2025), di Aula Cemara Gedung BPSDM Sumatera Utara, Jalan Ngalengko No.1, Medan Timur, Kota Medan.
Mengusung tema “Dari Semangat ke Aksi: Membangun Kekuatan Penghimpunan Filantropi Umat yang Berdaya dan Berkelanjutan”, pelatihan ini diikuti oleh amil dan perwakilan Kantor Layanan Lazismu se-Kota Medan.
Pelatihan itu turut dihadiri oleh beberapa kantor daerah LAZISMU se-Sumatera Utara, antara lain dari Kabupaten Asahan, Kota Binjai, dan Kabupaten Langkat serta jajaran Badan Pengurus Lazismu Kota Medan.
Dukungan datang untuk kegiatan ini dari sejumlah tokoh penting, di antaranya, Ketua PDM Kota Medan, Maulana Siregar, Korbid Lazismu Kota Medan sekaligus Wakil Ketua PDM Kota Medan,Misman, Dewan Pengawas Syariah (DPS) Lazismu Kota Medan, Sudirman Suparmin, Mohd. Idris Dalimunthe, dan Kholissanni Nasution.
Dalam sambutannya, Ketua Lazismu Kota Medan, Muhammad Arifin Lubis,mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam membangun kemampuan amil agar semakin profesional, adaptif, dan mampu menjawab tantangan penghimpunan di era digital.
“Pelatihan strategi fundraising adalah bentuk sinergi dan upaya bersama untuk meningkatkan kapasitas amil agar dapat menggali ilmu serta memahami strategi penghimpunan dana secara efektif,” tandasnya.
Kami sengaja menghadirkan pemateri dari Lazismu terbaik nasional, yaitu dari Jawa Tengah, agar para amil di Medan bisa belajar langsung dari praktik terbaik di tingkat nasional. Ke depan, sambung Arifin, berharap kinerja penghimpunan dapat semakin meningkat dan bahkan menembus target yang telah ditetapkan.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ketua PDM Kota Medan, Maulana Siregar, yang memberikan apresiasi tinggi kepada Lazismu Kota Medan atas inisiatif penyelenggaraan kegiatan tersebut.
“Lazismu merupakan lembaga yang tumbuh dan berkembang karena semangat pengabdian serta profesionalitas para amilnya. Kegiatan seperti ini bukan hanya sekadar pelatihan, tetapi menjadi langkah nyata dalam memperkuat gerakan filantropi Islam yang berdaya, mandiri, dan berkemajuan,” paparnya.
Menurutnya, peningkatan kapasitas amil sangat penting agar Lazismu semakin dipercaya masyarakat, transparan dalam pengelolaan dana, serta mampu menjawab kebutuhan umat dengan program-program yang inovatif dan berorientasi pada pemberdayaan.
Pelatihan ini menghadirkan dua pemateri nasional dari Lazismu Jawa Tengah yang dikenal berpengalaman dan berprestasi di bidang penghimpunan dana dan kemitraan strategis.

Pada sesi pertama disampaikan Ronny Megas Sukarno, dengan tema “Komunikasi Efektif Fundraiser dalam Berkolaborasi dengan Kemitraan (Ritel dan Corporate)”. Dalam materinya, Ronny menekankan pentingnya kemampuan komunikasi yang empatik dan strategis bagi seorang fundraiser.
“Fundraiser bukan hanya penggalang dana, tetapi duta lembaga yang membawa nilai dan kepercayaan. Kolaborasi dengan mitra ritel dan korporat membutuhkan pendekatan komunikasi yang profesional, berbasis data, dan berorientasi pada keberlanjutan,” jelasnya.
Sambil berbagi pengalaman praktik sukses kolaborasi Lazismu Jawa Tengah dengan berbagai perusahaan dan ritel lokal dalam membangun kemitraan filantropi produktif, Ia menyuguhkan strategi memperluas jaringan.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Samsudin, Plt. Manager Area Lazismu Jawa Tengah, yang mengupas materi tentang “Fundraising Kantor Layanan: Segmentasi Donatur dan Strategi Pemasaran”. Dalam paparannya, Samsudin menekankan pentingnya segmentasi donatur sebagai dasar perencanaan strategi penghimpunan dana yang efektif.
“Setiap donatur memiliki karakter dan motivasi yang berbeda. Amil perlu memahami segmentasi ini untuk menentukan pendekatan yang tepat — baik melalui program kemanusiaan, pendidikan, maupun pemberdayaan,” tuturnya.
Dengan strategi pemasaran yang kreatif, kantor layanan bisa tumbuh menjadi pusat filantropi yang mandiri dan berdaya saing. Materi studi kasus dan praktik lapangan juga dibeberkan bagaimana kantor layanan di berbagai daerah mampu meningkatkan performa fundraising melalui inovasi digital, penguatan brand lokal, serta sinergi program dengan masjid dan sekolah Muhammadiyah.
Di penghujung acara, Korbid LAZISMU Kota Medan sekaligus Wakil Ketua PDM Kota Medan, Misman, dalam arahannya, menegaskan pentingnya menindaklanjuti hasil pelatihan dengan aksi nyata di lapangan.
“Pelatihan ini akan bermakna jika diikuti dengan implementasi. Kami berharap setiap amil mampu menerapkan ilmu yang diperoleh, mengembangkan strategi penghimpunan dana yang kreatif, profesional, dan berorientasi pada keberlanjutan program umat,” tutupnya.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat/Lazismu Kota Medan]

BANYUMAS – Menyoroti kehidupan santri di pesantren tidak lepas dari kegiatan harian yang dilakukannya secara terjadwal. Setiap pesantren memiliki kekhasan tersendiri dalam mengemas program unggulan yang menampilkan daya Tarik.
Di tengah kehidupan modern, pesantren dan santri menghadapi tantangan berat dalam merawat dan mengembangkan tradisi pesantren. Karena itu, dukungan masyarakat terhadap pesantren penting dilakukan terutama dorongan untuk terus tumbuh berkembang bagi para santri yang berprestasi.
Lazismu Banyumas memilih untuk tidak sekadar ikut berbicara, melainkan terjun langsung untuk memberikan dukungan bagi pesantren dan para santrinya. Melalui program Beasiswa Mentari, Lazismu kembali menyalurkan bantuan pendidikan untuk para santri berprestasi yang membutuhkan.
Kali ini, penyaluran beasiswa dilakukan di Pondok Pesantren Modern Zam-Zam Muhammadiyah Cilongok, salah satu pesantren modern di Banyumas. Ada 15 santri pondok pesantren tersebut yang menerima manfaat bantuan beasiswa.
Adapun total nilai bantuan beasiswa sebesar Rp 54.000.000, yang merupakan program rutin setiap semester untuk mendukung pendidikan formal maupun keagamaan para santri. Penyerahan dilakukan langsung di lingkungan pesantren pada, Kamis (23/10/2025).
Dalam kegiatan itu, para penerima beasiswa juga mendapatkan pendampingan berupa motivasi dan pembinaan dari Manajer Pendistribusian dan Pendayagunaan Lazismu Banyumas, Anjar Triadi, yang didampingi uru pendamping Ustaz Evan dan Ustaz Ali Masfuri.
Menurut Anjar Triadi, program ini langkah nyata Lazismu untuk memastikan komitmennya bahwa setiap anak bangsa memiliki kesempatan yang sama dalam menempuh Pendidikan, termasuk di jalur pesantren.
“Kami ingin memastikan semangat dan potensi para santri tidak terhenti hanya karena keterbatasan ekonomi. Justru dari pesantren lahir generasi kuat, berkarakter yang siap berkontribusi untuk masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Ustaz Ali Masfuri, seorang guru pendamping, menyampaikan apresiasinya atas perhatian Lazismu kepada para santri. “Bantuan ini sangat berarti. Banyak dari kalangan santri yang bersemangat belajar meski kondisi ekonominya terbatas,” katanya.
Dengan adanya beasiswa seperti ini, mereka bisa fokus mengejar prestasi dan menghafal Al-Qur’an tanpa terlalu memikirkan biaya, ujarnya. Program Beasiswa Mentari sendiri telah menjadi salah satu program unggulan Lazismu Banyumas dalam mendukung pendidikan santri dan siswa dari keluarga pra sejahtera.
Bantuan ini mencakup biaya pendidikan, kebutuhan belajar, serta dukungan moral agar para penerima semakin termotivasi untuk berprestasi. Melalui langkah ini, Lazismu Banyumas ingin menunjukkan bahwa di tengah sorotan publik tentang kehidupan pesantren, masih banyak kisah optimis dan perjuangan nyata yang tumbuh dari dunia santri tentang ketekunan, semangat belajar, dan kepedulian sosial.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat/Lazismu Banyumas]



[Tim Digital Lazismu]

Penulis : Joko Intarto (BP Lazismu PP Muhammadiyah)

[Tim Digital Lazismu]

