MESIR -- Hari Sabtu (27/01) dimanfaatkan oleh Advance EMT Muhammadiyah yang berada di Mesir untuk menikmati Kota Kairo. Namun tidak sekadar bersantai, tim juga berupa menggali berbagai hal yang akan berhubungan dengan tugas kemanusiaan untuk Palestina. Sabtu merupakan hari libur, warga Kairo memadati jalan. Toko, rumah makan, tempat wisata, dan berbagai lokasi tampak ramai oleh pengunjung dari berbagai usia.
Kairo adalah saksi sejarah peradaban manusia, demikian pula Mesir pada umumnya. Di sini terdapat bermacam artefak sejarah perjuangan pergolakan antara yang hak dan batil. Piramida, Sphinx, makam para wali, makam panglima perang, sungai nil, terusan Suez, dan lain sebagainya menjadi representasi linimasa yang dilalui oleh Mesir. Tempat-tempat yang tidak akan pernah terlupakan dalam sejarah menjadi pemandangan yang dijumpai oleh tim sepanjang hari menyusuri Kairo.
Saat ini Mesir menjadi salah satu negara yang kerap dikunjungi oleh warga dari berbagai belahan dunia, baik untuk menuntut ilmu, berniaga, maupun berwisata. Bahkan, Mesir menjadi salah satu negara yang dianggap paling melindungi para pengungsi Palestina. Advance EMT Muhammadiyah, sebuah tim utusan Muhammadiyah yang mendapatkan dukungan dari Lazismu ini mencoba untuk mendapatkan informasi lebih mendalam tentang hal tersebut.
Masing-masing anggota tim kemudian berbagi peran dengan baik. Sabtu tersebut dihabiskan dengan membuka jejaring melalui berbagai kalangan demi mendapatkan informasi terkait nasib warga Palestina yang tersebar di Mesir. Layaknya sedang mendaki gunung maka tim harus bisa membaca semua peta jalur pendakian. Bahkan, bila hanya tersedia 3 peta jalur pendakian maka tim harus bisa membuka jalur baru dengan peta yang berbeda.
"Perspektif ini pula yang kami terapkan dalam menjalani misi kali ini," sebut Umam selalu koordinator Advance EMT Muhammadiyah menanggapi usaha keras yang dilakukan timnya.
Peta jalan bagi dukungan untuk Advance EMT Muhammadiyah adalah berupa sederet nama lembaga lengkap dengan kontaknya. Tidak cukup sampai di situ, tim pun harus rajin mendengarkan dari berbagai kalangan, baik yang sudah masuk ke dalam daftar tunggu maupun mereka yang ditemui selama bertugas di Mesir. Seorang kawan lama, lanjut Umam, berseloroh. "Kalau kamu sudah berkehendak memberikan bantuan untuk Palestina, maka bersabarlah karena situasi dan kondisi tidak sedang baik-baik saja saat ini. Kemungkinanmu hanya 10 sampai 20 persen," ujarnya sembari memberikan gambaran betapa sulitnya untuk mencapai puncak perjuangan aksi kemanusiaan ini.
Meski demikian, Umam menyebut bahwa sekecil apapun, kesempatan dan peluang tetap ada. "Bagi kami 10% atau 20% adalah sebuah kesempatan dan peluang. Seperti mereka yang hari ini bisa berkesempatan berkunjung ke Mesir. Negeri bersejarah," tegas Umam yang disambut senyuman anggota tim lainnya.
Advance EMT (Emergency Medical Team) Muhammadiyah merupakan tim awal yang bertugas untuk memberikan bantuan kemanusiaan berupa layanan kesehatan. Tim ini berada di bawah koordinasi Lembaga Resiliensi Bencana atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Sebelumnya, Muhammadiyah telah mengirimkan berbagai bantuan, baik melalui Pemerintah Republik Indonesia maupun bekerja sama dengan mitra lokal di Mesir dan Palestina. Melalui Lazismu, bantuan ini dapat diwujudkan untuk membantu rakyat Palestina.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]