AMBON - Ratusan warga di Kota Ambon mengungsi akibat banjir yang terjadi pada hari Sabtu (3/10) malam. Banjir yang terjadi di Kecamatan Sirimau, Nusaniwe, Teluk Ambon, dan Baguala ini mengakibatkan ratusan rumah rusak berat dan sebagian rusak ringan.
Pada hari Minggu, warga yang mengungsi di rumah saudara-saudara mereka kembali ke rumah untuk membersihkan sisa-sisa banjir dan mengambil barang-barang berharga untuk dibawa kembali ke pengungsian. Pasalnya, sebagian rumah yang rusak parah tersebut belum bisa ditempati kembali dalam waktu dekat.
Banjir terjadi sekitar pukul 18.00 waktu setempat dan mulai surut sekitar pukul 01.00 dinihari. Ketinggian air mencapai 3 meter. Hal ini disebabkan hujan yang tidak berhenti selama beberapa hari terakhir. Muhammad Thahir, Sekretaris MDMC Maluku mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam hal tersebut. Ia mengabarkan ada 3 orang luka ringan.
“Yang lebih parah itu kerusakan rumah. Kalau di kawasan ini kan sudah sering banjir, sehingga masyarakat sudah waspada sehingga tidak ada korban jiwa. Namun ratusan rumah disini rusak parah. Kerugiannya mencapai ratusan juta. Daerah Batu Merah itu hampir semua rumah rusak parah,” ujar Thahir melalui sambungan telepon.
Thahir menyebut bahwa pemerintah belum turun ke lokasi untuk memberikan bantuan. Bahkan, bantuan yang diberikan MDMC berasal dana pribadi dan dana warga Muhammadiyah yang dikumpulkan secara cepat dan sukarela.
“Dalam kondisi pandemi, mata pencaharian mereka jadi hilang. Apalagi ditambah banjir. Maka harus segera ada bantuan. MDMC Cuma bisa bantu satu pick up, dan itu masih sangat kurang. Sebagian besar korban yang belum mendapatkan bantuan,” imbuhnya.
MDMC memberikan bantuan makanan bagi korban yang membersihkan sisa-sisa banjir. Namun, bantuan tersebut masih belum merata. Ia berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk membantu korban memberikan kebutuhan pokok sekaligus memberikan bantuan untuk membangun kembali rumah yang rusak. (Yusuf)