

Bandung - LAZISMU. Dalam sesi berbagi pengalaman Amil Camp Lazismu II 2019, Rabu 23 Oktober, 2019 Lazismu Kantor Layanan Lamongan punya cara tersendiri untuk menggalang dana kemanusiaan. Meski sempat mengalami penolakan, namun amil Lazismu Lamongan tidak menyerah sampai di situ saja.
Irfan perwakilan KL Lazizmu Lamongan mengatakan, selain memperkuat data inti, program seperti filantropi cilik juga digencarkan. Selain itu ada juga kampanye tas lazismu kemudian puisi amal yang bekerja sama dengan rumah baca dan komunitas lain.
"Meski
amil Lazismu Lamongan hanya empat orang, tetapi kita dibantu oleh Amil
Bayangan," paparnya.
Dia
melanjutkan, pihaknya juga menggandeng komunitas Tongklek. Komunitas ini
keliling kampung sambil menabuh gendang dengan tujuan untuk menggalang dana,
lalu ada juga drum band sekolah yang keliling kampung. "Perolehan dananya
lumayan, 10 juta hingga 20 juta," imbuhnya.
Selanjutnya,
selain menggandeng komunitas juga ada festival tanggal tua yakni menjual baju
bekas layak pakai, selain itu ada juga sedekah sampah. Tak terlewat kampanye
sehat juga menjadi jurus Lazismu Lamongan dalam menggalang dana.
"Gerebek
pasar juga cara kami menjaring dermawan. Dari tiga pasar yang dilancarkan
program ini, kita hanya dapat empat dermawan," ungkapnya.
Dia
mengakui, memang dalam hal kesadaran berinfak dan zakat, daerah Lamongan
memiliki kekurangan. Namun dalam hal penggalangan dana untuk bencana daerah ini
terbilang cepat dalam hal pengumpulan. (arsy)

