Dalam pertemuan itu, perbincangan panjang diawali dengan bahasan soal pengembangan media massa yang dilakukan Lazismu. Termasuk terbukanya lembaga amil zakat ini untuk pengembangan diri bagi mahasiswa.
Ada sosial media online, ada bulletin yang diterbitkan setiap bulan, ada radio streaming yang sudah siap online. Di tingkat wilayah Jawa Tengah ada beberapa website, dan di pusat ada majalah juga website. Semua siap bermitra dalam menyalurkan karya jurnalistik.
Jaringan media Lazismu tidak terbatas pada satu kota atau provinsi saja, tetapi terbuka secara luas melalui website yang dikelola oleh Lazismu wilayah dan pusat, bahkan bisa dilink ke portal media nasional Menara62.com dan juga TVMU untuk materi audio video.
Banyak hal yang bisa di pelajari dan dikembangkan, mulai dari materi sosial media online, penulisan reportase kegiatan dakwah, artikel yang terkait dengan dunia philantrofi, fotografi, tehnis penyajian berita dan sebagainya.
Jika tertarik di dunia radio, Lazismu sudah menyiapkan satu unit komputer dengan fasilitas peralatan siar, lengkap dengan software pengatur materi siar, dan internet kecepatan tinggi.
Di sini bisa dipelajari dan dipraktikkan cara penyusunan program siaran, pembuatan materi, tehnik radio online dan juga kode etik jurnalistik.
Saya tertarik dengan dunia filantrofi dan memutuskan untuk bergabung jadi relawan di Lazismu, ungkap Tuti mewakili immawati yang hadir. Jurusan kuliah boleh berbeda, namun memiliki minat yang sama, literasi dan media massa. (cs)