BANJAR - Kantor Layanan (KL) Lazismu Mandiangin Bersama Pengurus Ranting Muhammadiyah (PRM) Mandiangin mengembangkan bibit porang dalam program Tani Bangkit. Program Tani Bangkit diresmikan pada Minggu, (28/2).
Tanaman tersebut dipilih karena memiliki nilai ekonomi yang dapat menambah penghasilan petani.
Hasbi Rivani, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kab Banjar dalam sambutannya mengatakan bahwa porang dapat menjadi tanaman perkebunan andalan KL Mandiangin.
“Diharapkan nantinya petani yang menanam porang dapat memanfaatkan bibit yang diambil dari kebun benih yang dikelola KL Lazismu Mandiangin ini,” ujar fulan.
Pada saat yang sama, Ketua PRM Mandiangin Ahmad Bijuri juga meyakini bahwa porang memiliki potensi sebagai sumber penghasilan tambahan. Menurutnya, porang dapat diolah menjadi tepung. Sama halnya dengan tepung berbahan baku singkong, tepung porang juga dapat digunakan untuk membuat aneka makanan.
“Bahkan saat ini sudah ada satu perusahaan, yakni PT AMS, yang berencana tanam porang dalam skala besar di daerah Kalsel,” ujar Lukman selaku ketua kelompok kerja kebun porang.
Lukman juga memaparkan petani yang sudah menanam porang dalam satu musim tanam, 6 sampai 8 bulan, sudah bisa menikmati hasil panennya berupa bibit baru atau disebut katak. Satu batang porang bisa menghasilkan minimal 3 bibit.
“Jadi cukup sekali beli bibit selanjutnya dapat dihasilkan bibit baru 3 kali lipat berupa biji katak,” jelasnya.
Menurut Lukman, kandungan glukomanan yang ada di umbi porang bagus untuk makanan, untuk kesehatan imun tubuh, bahan pembungkus kapsul, kosmetik, bahkan bisa dikembangkan juga untuk industri lainnya seperti lem untuk pesawat terbang.
Ia menyebut food test dengan menggunakan tepung porang (mengandung glukomanan) dan hasilnya terhadap kuliner diklaim sangat baik.
“Apalagi bisa menghemat bahan. Selain itu, tekstur makanannya lebih kenyal dan tampilan kulinernya lebih baik dibandingkan dengan menggunakan tepung biasa dan tidak perlu pakai pengawet,” katanya pula.
Reporter: Hendrabob/Yusuf