

Pacitan
– LAZISMU. Sumbangan terus
mengalir untuk bayi berusia enam bulan Dwi Chalista yang sakit infeksi
pencernaan. Kini kondisinya semakin membaik setelah di rawat ke RSUD dr Harjono
Ponorogo.
Dwi Chalista, anak dari buruh tani
miskin dari Dusun Godangrejo yang tidak mampu mengobatkan anaknya. Sakitnya
makin parah sehingga membuat anak itu sering pingsan. Pengurus Lazismu yang
mengetahui kondisi itu langsung mengantarnya ke rumah sakit.
Bayi dari Dusun Godangrejo, Ketanggung,
Sudimoro, Pacitan itu sudah dua belas hari dirawat di rumah sakit. Semula
dibawa ke RS Aisyiyah Ponorogo dari rumahnya oleh pengurus Lazismu. Karena
butuh penanganan lebih lanjut, dia dimasukkan ruang Pediatric Intensive Care
Unit (PICU) RSUD Ponorogo.
Sejak Rabu (19/6/19), selang oksigen
di hidungnya sudah dilepas. Dia sudah bisa bernafas sendiri dengan normal. Hal
ini membuat tim Lazismu Pacitan bergembira.
”Alhamdulillah, semoga doa dan upaya
kita untuk kesehatannya diijabah oleh Allah SWT,” kata Indah Kurnia Dewi, amil
Lazismu yang dari awal gigih membantu merujuk bayi mungil ini.
Kini bantuan terus berdatangan
setelah Lazismu menggalang dana. Kali ini dari siswa SDN Bungur, Tulakan.
Mereka mengumpulkan sumbangan setelah acara halal bihalal di sekolahnya, Jumat
(14/6/19) lalu.
Anak-anak ini menyumbang dengan uang
sakunya. Mereka memasukkan uang itu ke dalam kardus yang disediakan sekolah.
”Nyumbang sepuluh ribu boleh, Bu,” ujar Wahyu Ramadhan, siswa kelas 1.
”Boleh. Lebih juga boleh, yang minta
kembalian juga boleh,” jawab Sulis Widyawati, guru kelasnya yang ikut
mengedarkan tempat infak ke kelas.
Siswa lagi, Ikhwan, ia membawa uang
yang diperoleh saat unjung-unjung Lebaran. ”Kemarin sebagian sudah saya belikan
petasan. Ini sisanya saya sumbangkan,” kata Ikhwan, siswa kelas 3.
Kepala SDN Bungur, Mispani
mengatakan, penggalangan dana spontan ini upaya sekolah untuk mengajarkan jiwa
menolong pada sesama. ”Aksi seperti ini juga sebagai latihan untuk menumbuhkan
rasa kepedulian sosial siswa,” ujar nya.
Selesai diedarkan hasil kotak infak
dihitung. Terkumpul uang Rp 546.000. Semuanya diserahkan ke Lazimus untuk biaya
perawatan Dwi Chalista.
Minhatul Hani’ah, Bagian Keuangan
Lazismu Pacitan, menerangkan, penggalangan dana untuk perawatan Dwi Chalista
sudah terkumpul Rp 12 juta. ”Kami masih menggalang dana ini karena belum tahu
sampai kapan dia dibolehkan pulang,” kata Minhatul. (bp)
(Sumber: Pwmu.co)

