Banjarmasin. Hanafi adalah seorang penjual voucher handphone yg membuka lapaknya di depan rumahnya, tepatnya di Jalan Mutiara Raya Sei Andai Banjarmasin. Setiap hari, penyandang disabilitas yang hidup di rumah sewa bersama isteri dan dua anaknya ini beradu dengan waktu, mengadu nasib menunggu pembeli datang ke kiosnya. Beberapa waktu belakangan, rutinitasnya sebagai penjual voucher handphone tergangggu akibat wabah Corona. Nasib dan penghasilnya pun menurun drastis akibat warga tidak bepergian untuk berbelanja di kiosnya.
“Pemerintah larang jangan keluar rumah, kerja dari rumah, tetapi mau
bagaimana, jualan di depan rumah juga sepi," ungkap pria berusia 32 tahun
ini, kepada Lazis kota Banjarmasin, Sabtu (13/9/2020).
Meskipun penghasilannya dari menjual kartu perdana dan voucher tak
seberapa, namun setiap hari penyandang
disabilitas ini selalu bersemangat dan gigih bekerja walaupun hanya dengan
satu tangan dan tidak memiliki kedua kaki. Ia tak mengenal lelah dan berkeluh
kesah menjalani hidup.
Di balik perjuangannya, Hanafi merupakan kepala keluarga. Ia memiliki dua anak yang masih kecil. Selain membiayai hidup keluarganya, hasil penjualannya juga harus disisihkan untuk membayar sewa rumah sederhana yang ditempati di wilayah kelurahan Sei Andai, Kota Banjarmasin.
Sebelum wabah Covid-19 meluas di Indonesia, dalam sehari ia bisa mendapatkan
laba bersih hingga Rp100 ribu. Namun, kini pendapatannya merosot, bahkan terkadang dalam sehari
ia hanya mendapatkan hasil Rp15 ribu atau bisa tidak sama sekali.
Pasalnya, selain warga enggan keluar rumah, warga juga takut melakukan
kontak fisik. Belum lagi di era yang serba online, setiap orang bisa dengan
mudahnya mengakses informasi dari ponselnya.
Dari penghasilannya yang tak seberapa di tengah covid-19, ia harus mengajukan bantuan modal ke Lazismu kota Banjarmasin Agar dapat terus berjualan voucher handphone meskipun daya beli orang berkurang.
Walaupun persaingan berjualan voucher semakin ketat, bukan menjadi
penghalang buat Hanafi untuk tetap berdagang vocher di kiosnya. Sebab, hanya
inilah pekerjaan yang membuat ia bisa bertahan menghidupi keluarganya.
Selama wabah corona, penyandang disabilitas ini mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Selama ini Saya dapat bantuan sembako dari KL Lazismu Al Ummah dan sekarang di bantu pihak Lazismu Kota Banjarmasin untuk tambahan modal kalau pemerintah sama sekali belum dapat. Mereka hanya datang mengambil kartu keluarga tetapi sempai sekarang, bantuan tak pernah ada," tutupnya.