Sragen – LAZISMU. Musim kemarau yang melanda sebagian daerah di Jawa Tengah, khususnya Sragen, mendapat perhatian dari masyarakat dengan mengantisipasinya jika musim hujan tak kunjung datang. Salah satu desa di kecamatan Tangen, Desa Dukuh, termasuk wilayah yang siap mengantisipasi kekeringan ini.
Bersama dengan warga, lembaga amil zakat nasional, Lazismu kabupaten Sragen bergerak dengan membuat sumur resapan. Upaya antisipasi ini, bagi Lazismu Sragen merupakan bagian dari program bantuan yang menyasar lokasi desa, yakni Dukuh Glagah, Desa Dukuh, Kecamatan Tangen, Sragen.
Secara resmi, serah terima simbolis sumur resapan buatan diserahterimakan dari Lazismu dan Pemuda Muhammadiyah Sragen kepada desa setempat, yang dihadiri perwakilan dari Kecamatan Tangen, aparat pemerintahan Desa Dukuh, Polsek dan Koramil Tangen (13/8/2020).
Program bantuan sumur resapan dilaksanakan bersama Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Sragen, dengan membuat enam titik sumur resapan di desa tersebut. Disampaikan oleh Direktur Lazismu Sragen, Ronny Megas, bahwa Lazismu setiap tahun telah melaksanakan program ini, tetapi sebelumnya dalam bentuk droping air bersih.
“Setiap tahun, wilayah Sragen menjadi langganan musim kemarau yang mengakibatkan sumur-sumur air rumah warga menjadi kering. Tahun ini Lazismu ingin memberikan yang terbaik dengan pendekatan berbeda, yaitu dengan membuat program jangka panjang berupa sumur resapan,” bebernya.
Ronny mengatakan, Lazismu telah melakukan droping air bersih sejak awal berdirinya Lazismu pada 2010. Selain bantuan air bersih, lanjut Ronny, Lazismu juga melakukan banyak kegiatan di antaranya memberikan santunan kepada warga yang duafa maupun anak yatim di desa itu.
Mengapa Lazismu Sragen memilih program jangka panjang dengan membuat sumur resapan. Karena Lazismu berupaya dengan kemampuan yang terbatas dapat memutus rantai kekeringan yang ada di Desa Dukuht. ”Dengan enam sumur resapan, diharapkan air dapat mengalir kedua lokasi di dua RT, di antaranya RT 30 dan RT 31, yang di dalamnya ada 80-100 kepala keluarga.
Pengadaan sumur resapan ini mengalokasikan anggaran sebesar Rp 45 juta. Dana tersebut kata Ronny, diperoleh dari hasil penghimpunan dana infak dan sedekah para dermawan yang mengamanahkannya melalui Lazismu Sragen.
Meski sumur resapan ini terbilang baru, dan manfaatnya belum bisa dirasakan dalam waktu dekat, tetapi dalam jangka waktu berikutnya semoga bisa mengantisipasi musim kemarau yang membuat warga kesulitan memeroleh air bersih.
Tak hanya memberikan bantuan sumur resapan buatan, Lazismu, sambung Ronny juga akan melakukan gerakan penghijauan dengan menanam kembali pohon-pohon yang dapat menyerap air seperti pohon beringin dan pohon jambu biji yang rencananya akan ditanam di sini.
Sebagai gerakan awal dan masih baru enam titik sumur resapan buatan, berikutnya di waktu yang lain, Lazismu Sragen punya target bisa memberikan bantuan kembali dengan membuat 20 sampai 30 titik sumur resapan buatan. Ronny melanjutkan, di daerah Glagah, ada 15 sumur namun saat kekeringan melanda hanya dua sumur yang menyisakan air. (lsr)