

Mojokerto – LAZISMU.
Tugas dan tanggung jawab guru dalam mencerdaskan generasi muda sangat berat. Di
tangan guru ujung tombak proses belajar mengajar berlangsung. Pahlawan tanpa
tanda jasa ini memiliki peran ganda. Di rumah untuk mendidik anak-anaknya dan
di sekolah mendidik siswa-siswinya.
Namun nasib guru siapa peduli. Peduli guru menjadi salah satu dari sekian banyak mimpi Lazismu kabupaten Mojokerto. Karena itu, perlu data dan informasi yang memadai untuk menjaga wibawa guru. Bersama Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kabupaten Mojokerto, Lazismu menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam kerja sama program peduli guru KB/TK Aisyiyah se-Kabupaten Mojokerto, Jumat (4/10/2019).
Bertempat
di kantor PDM kabupaten Mojokerto, penandatanganan MoU ini dihadiri oleh
perwakilan PDA, Wakil Ketua PDM bidang zakat, infak dan sedekah serta wakaf, dan
Ketua Ikatan Guru TK ABA (IGABA).
Sinergi
pendidikan kali ini menambah daftar program yang terealisasi dari total lima program
unggulan Lazismu kabupaten Mojokerto di tahun 2019. Meski beberapa kendala mewarnai
prosesnya, pada akhirnya program peduli guru yang sempat tertunda dapat
berjalan.
Manajer
Lazismu kabupaten Mojokerto, Khoirul Azmi Ridho, mengatakan, guru KB/TK
Aisyiyah se-Kab. Mojokerto mencapai 77 orang, sedangkan yang akan menerima
manfaat program peduli guru sejumlah 35 orang. “Bentuk pelaksanaan program
rutinnya berupa tambahan dana kesejahteraan untuk semua guru se-kabupaten
Mojokerto yang belum sertifikasi dan belum menjadi ASN,” katanya.
Di
masa mendatang, semoga program peduli guru ini menjadi program rutin setiap
bulan untuk menunjang tasaruf zakat di bidang pilar pendidikan, khususnya untuk
guru-guru pra-sejahtera. “Tiga bulan pertama, yakni sampai akhir 2019, diberlakukan
uji coba program, mana-mana yang perlu diperbaiki secara teknis atau
kesepakatan,” jelas Ridho.
Sepanjang
tiga bulan masa percobaan, dana zakat, infak, dan sedekah yang ditasarufkan
untuk program peduli guru lebih dari Rp 10 juta. Sehingga, Lazismu akan
berupaya maksimal mewujudkan kesejahteraan guru. Sebagai pendukung kesepakatan
kerja sama tersebut, Lazismu akan menyuplai majalah Matahati Lazismu untuk
seluruh guru TK/KB Aisyiyah se-Mojokerto.
“Mengingat begitu miris, ada guru yang masa
kerja sudah 17 tahun, namun hanya mendapat gaji Rp 50 ribu setiap bulan,”
ungkap Nurhadi, Koordinator bidang Lazis Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)
kabupaten Mojokerto. (kar/ich)

