

Gresik – LAZISMU. Ada banyak
kisah pilu yang terjadi di negeri ini. Bagi yang mengalaminya adalah bentuk
ujian sebarapa kuat menghadapinya. Bukan baru kali ini peristiwa kemiskinan
yang melahirkan ketakberdayaan menghantui manusia, setiap waktu senantiasa datang
mewartakan.
Hampir
seminggu yang lalu, kepiluan ini ditemukan pada seorang lelaki berusia 40 tahun
bernama Kasipun yang tinggal sebagai warga Desa Ketanen, Panceng, Kabupaten
Gresik.
Kasipun bersama keluarganya didapati kekurangan gizi. Tekanan hidup menghampirinya hingga tak mampu dilawannya. Beban berat menggelayuti pikirannya karena minimnya pengetahuan serta tekanan ekonomi yang tidak kunjung memperoleh solusi.
Seorang
aparat sipil bernama Raden Jamal, terketuk hatinya ketika melihat Kasipun harus
dirawat di RSUD Ibnu Sina, Gresik, pada Maret lalu. Rasa kemanusiaannya terusik
menyaksikan Kasipun lemah tanpa gizi yang memadai.
Dokter
mengabarkan Pak Kasipun tekanan darahnya tinggi. Kadar garam ditubuhnya berdasarkan
diagnosa juga tinggi, demikian Raden mengisahkan informasi dari dokter di rumah
sakit itu. Ditengarai Kasipun makan nasi hanya dengan garam. “Kondisi miskin
inilah yang membuat dirinya menjadi lemah,” ujar Raden.
Berdasarkan
penelusuran Raden, Kasipun memiliki istri dan dua anak. “Anak pertama berusia
15 tahun, lulus SD dan tidak mau bersekolah. Sekarang menganggur di rumah. Sementara
adiknya yang masih balita, kesulitan dalam berkomunikasi,” pungkasnya.
Sebagai
ibu rumah tangga, isterinya mengalami nasib yang sama. Pemahamannya tentang
hidup sehat masih minim. “Yang membuat sedih Raden, ketika diajak berkomunikasi
kadang tidak dapat direspons dengan jawaban yang pas,” sambungnya.
Kasipun bekerja serabutan sebagai kuli bangunan. Setelah sakit, tidak ada yang mengajaknya sebagai kuli karena fisiknya lemah. “Budi baik tetangganya kepada Kasipun sedikit banyak membantunya dengan bekerja sebagi pencari rumput untuk kambing tetangga,” kata Raden yang juga Ketua Ranting Muhammadiyah setempat. Keresahan
Raden Jamal tak berhenti sampai di rumah sakit. Tak berapa lama, raden menceritakan
apa yang telah disaksikannya kepada Lazismu Gresik. Kabar gembiranya, informasi
yang diceritakannya langsung dijawab Lazismu Gresik untuk mendampingi keluarga
Pak Kasipun.
Trauma
Bersekolah
Kemiskinan
yang melilit keluarga Kasipun tidak semata persoalan kecukupan gizi. Di luar
masalah itu, ada masalah lain yang dihadapi anak perempuannya yakni trauma
bersekolah.
Menurut
amil Lazismu Gresik, Liesna Eka tentang kabar anak pertama Pak Kasipun yang
trauma bersekolah dikarenakan anaknya sering disudutkan oleh teman-temanya saat
itu. Informasi ini diperoleh Liesna dari ibunya dan tetangga dekatnya.
“Dulu
waktu sekolah dasar, kecerdasan dia di bawah rata-rata anak-anak pada umumnya.
Baru bisa membaca saat kelas 4 SD. Keterlambatan kognitif dan psikomotorik
inilah yang kemudian menjadi buah penyudutan kawan-kawannya kepada anaknya Pak
Kasipun hingga merasa terpojok,” cerita Liesna.
Hingga
akhirnya setamat dari sekolah dasar, dia tidak mau melanjutkan sekolah ke
jenjang berikutnya karena trauma itu, sambung Liesna. Harusnya dia sudah masuk
kelas 2 SMP. Kondisi ini tentu harus segera dicari solusinya.
Liesna
mengatakan Nasyiatul Aisyiyah (NA) Lemah Ireng Panceng juga sudah tahu
informasi ini. Lazismu bersama NA ikut mendampingi keluarga Pak Kasipun. Dalam
waktu dekat akan dicari pendekatan secara psikologis. Hal ini diakui, Pimpinan
Ranting NA, Matsubah Noor, dan tahuan ajaran baru, Juni mendatang kita bantu untuk bersekolah lagi.
Menurutnya, anaknya sudah dibujuk, katanya akan dipikir kembali untuk bersekolah. Matsubah turut prihatin, jika keluarga Pak Kasipun sampai kekurangan gizi. “Rumah keluarga Pak Kasipun juga tidak memiliki MCK,” katanya.
Nasyiatul
Aisyiyah kemarin mendampingi. Diberikan motivasi sekolah lagi, serta mengecek kesehatan
keluarganya yang dilakukan oleh PDNA Gresik, Nurul Afianah, bidan yang juga tim
departemen sosial.
.jpeg?access_token=0c7f7062-659b-4029-8278-b632f7e5c344)
Berbagi Solusi
Sebagai
langkah nyata, Lazismu mendesak untuk segera menolong keluarga Pak Kasipun. Kehadiran
Lazismu sebagai misi dakwah pencerahan PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem)
Muhammadiyah.
Amil
Lazismu, Miftakhul Huda dan Khoirul Fitroh yang ikut mendampingi pada Jum’at kemarin
mengatakan memberikan tambahan gizi untuk keluaga duafa tersebut. “Pak Kasipun
bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan berbelanja di warung yang sudah
ditunjuk Lazismu untuk turut berpartisipasi menolong Pak Kasipun,” pungkasnya.
Pak Kasipun tinggal mengambil kebutuhan pangan yang diperlukan untuk memenuhi kucupan gizinya, tambah Miftah. Selain itu, Lazismu juga berupaya mengedukasi dan memberdayakan keluarga Pak Kasipun dengan memberikan 1 ekor kambing betina untuk diternak. Kebetulan kambing ini sedang mengandung yang kelak jika melahirkan dapat dirawat untuk membantu perekonomiannya.
Langkah
selanjutnya adalah Lazismu akan merenovasi hunian yang layak untuk Pak Kasipun.
Rumahnya tidak memiliki sanitasi, gentengnya banyak yang bocor, serta
berlantaikan tanah.
Untuk
itu, Lazismu yang diwakili Miftah mengajak masyarakat dan donatur pada
khususnya untuk bersama-sama membantu keluarga Pak Kasipun. Lazismu juga
mengucapkan terimakasih kepada donatur yang selama ini telah memercayakan
donasinya kepada kami. (lsn)

