

Dalam rangka penyusunan RAPB 2023, Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar kegiatan bertajuk "Workshop Penyusunan RAPB" yang berlangsung secara daring. Acara ini diikuti oleh perwakilan dari 27 kantor wilayah Lazismu, masing-masing diikuti empat orang peserta yaitu dua orang staf keuangan, satu orang Wakil Ketua Badan Pengurus Bidang Keuangan, dan satu orang dari Badan Pengawas. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari pada Senin-Selasa (27-28/09).
Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin dalam sambutannya menyebutkan, persiapan dalam menyambut periode baru di Lazismu pada berbagai tingkatan perlu untuk dilakukan. Salah satu bentuknya adalah menyiapkan instrumen berupa RAPB. "Kita perlu menyiapkan berbagai instrumen untuk periode mendatang. Siapapun mereka yang akan memimpin Lazismu di berbagai level, pusat, wilayah, daerah, maupun kantor layanan, insyaAllah Lazismu ke depan akan makin baik. Bagian dari usaha itu adalah penyiapan berbagai instrumen," ujarnya.
Mahli kemudian menyampaikan bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) Keuangan Lazismu akan segera diluncurkan. SIM Keuangan ini akan sangat membantu dalam penyusunan RAPB Lazismu mendatang. "SIM Keuangan kita insyaAllah akan bisa diluncurkan dalam minggu-minggu ini, tinggal beberapa trial and error dan itu sudah kita cermati dari hari ke hari. Diharapkan akhir bulan ini, maksimal awal bulan depan SIM Keuangan ini akan siap. Tentu saja sangat membantu dalam kita menyusun RAPB Tahun Anggaran 2023 yang akan datang." terangnya.
Dalam pengantarnya, Ketua Badan Pengawas Lazismu PP Muhammadiyah, Muhammad Akhyar Adnan menegaskan bahwa masa perpanjangan dua tahun bagi pengurus Lazismu akibat pandemi yang menunda pelaksanaan Muktamar pada 2020 lalu dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya sebagai periode perbaikan tata kelola yang baik (good governance). Ia berharap agar tata kelola yang baik ini dapat diwariskan kepada pengurus Lazismu selanjutnya. "Periode ini merupakan periode perbaikan good governance. Sehingga mudah-mudahan good governance yang kita ciptakan ini menjadi legacy, menjadi kenang-kenangan indah bagi pengurus Lazismu ke depannya. Karena apa yang kita kerjakan akan menjadi catatan sejarah, baik yang bersifat bagus maupun buruk," tegasnya.
Akhyar kemudian memaparkan dalam materinya bahwa setiap manusia sejatinya adalah manajer atau pemimpin. Oleh karena itu, semua pun akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang dikelolanya. Oleh karena itu, perencanaan yang baik akan menentukan terhadap apa yang dikelola dalam Lazismu.
"Kita semua adalah manajer atau pemimpin. Setiap kita adalah pemimpin atau manajer dan kita akan diminta tanggung jawab. Manajer memiliki empat fungsi, ada fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi penggerakan, dan fungsi pengendalian. Apa yang kita sedang kerjakan merupakan fungsi kita sebagai perencanaan," papar Akhyar.
Perencanaan, menurut Akhyar, memiliki peran penting. Bentuk dari perencanaan tersebut adalah anggaran, yaitu perencanaan dalam bentuk angka. Di sinilah perencanaan disiapkan dalam RAPB. "Semua berawal dari perencanaan. Perencanaan begitu penting, anggaran adalah perencanaan dalam bentuk angka, itu esensinya. Jadi perencanaan tidak cukup dengan saya mau apa. Meski nanti pada akhirnya karena kita bicara angka, ya berapa angkanya. Itulah yang dibahas dan disiapkan dalam RAPB," ungkap Akhyar.
Akhyar pun mengutip Q.S. Al-Hasyr ayat 18. Dalam tafsirnya, ayat ini menegaskan pentingnya evaluasi diri atau muhasabah serta perencanaan. Ia pun berpesan agar amil Lazismu dapat membuat perencanaan yang baik agar tata kelola Lazismu pun dapat berjalan dengan baik. "Sukses tergantung pada perencanaannya. Makin bagus perencanaannya, makin bagus hasilnya. Dengan punya perencanaan kita akan punya tujuan yang jelas," pungkasnya.
Sementara itu Hilda selaku anggota Badan Pengawas Lazismu PP Muhammadiyah menjelaskan, anggaran memiliki arti penting pada setiap tahapan manajemen. Anggaran inilah yang akan menjadi rujukan dalam aktivitas di Lazismu. Realisasi dari anggaran tersebut kemudian dituangkan dalam penyusunan laporan keuangan yang mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 109.
"Anggaran diawali dari tahapan perencanaan, kemudian akan digunakan dalam proses-proses manajemen selanjutnya, sehingga sampai akhirnya kepada realisasi. Kalau untuk tahapan realisasi, dari realisasi kegiatan yang kita rencanakan, kemudian kita letakkan target-target dalam sebuah anggaran akan tercermin dalam laporan keuangan. Untuk laporan keuangan sudah ada standar, karena laporan keuangan pasti ke arah akuntansi. Kita sudah mengenal bahwa penyusunan laporan keuangan lembaga zakat sudah ada aturannya, diatur di PSAK 109," jelas Hilda.
Terakhir, Hilda berharap bahwa kegiatan ini akan dapat menunjang penyusunan laporan keuangan yang baik. Dengan demikian, ada keselarasan antara RAPB dengan laporan keuangan. "Karena kegiatan nanti ini muaranya adalah dalam pelaporan keuangan, kemudian nanti kita diaudit, sehingga pengukuran dan perencanaan berikutnya kita juga berharap nanti akan terjadi kesinambungan antara laporan keuangan dengan format anggaran kita, sehingga kita nanti akan mudah mengomparasikannya," tutupnya.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

