

Para fundraiser atau penghimpun dana sebanyak 50 orang mendapatkan pembekalan dari Lazismu Wilayah Jawa Tengah pada pelatihan yang berlangsung Kamis-Sabtu (1-3/12) di Hotel Candi Indah ini. Fundraising lembaga filantropi merupakan kegiatan pengumpulan dana zakat, infak, sedekah, dan sosial keagamaan lainnya (ZISKA) dari para muzakki atau munfiq (donatur) yang akan diserahkan kepada mustahik (penerima zakat). Dengan adanya pembekalan dalam pengelolaan ZIS ini diharapkan penyalurannya pun akan berjalan amanah dan efektif.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah Jawa Tengah, Dodok Sartono saat membuka kegiatan ini memaparkan bahwa ada beberapa pondasi Lazismu yang harus dipegang teguh dan diimplementasikan oleh amil-amil Lazismu. Di antaranya adalah kualitas program, servis atau pelayanan, serta tampilan dan inovasi yang harus selalu diperbaiki. Hal ini penting untuk meningkatkan jumlah penghimpunan.
"Standar kompetensi SDM kita bentuknya marketing atau fundraising di Lazismu, karena fundraising ini adalah tulang punggung utama Lazismu dalam indikator kinerja utama. Oleh karenanya kita selalu meningkatkan kapasitas SDM kita, strategi-strategi marketing baik online maupun offline sehingga ikhtiar kita untuk terus meningkatkan jumlah penghimpunan bisa tercapai," tegas Dodok.
Unsur pembekalan yang disampaikan dalam kegiatan Sekolah Fundraising meliputi materi Penanaman Jiwa dan Ruh Pribadi Muhammadiyah, Mentalitas Fundraiser, Spiritual Fundraiser, Fundraising dengan Hati, Jurus Meluluhkan Hati Donatur, Fiqh Praktis Fundraiser, SOP Fundraiser Lazismu, Groming Greating Fundraiser, dan Role Play Fundraiser. Selain mendapatkan pembekalan dalam bentuk materi, kegiatan Sekolah Fundraising ini juga mengajak para peserta untuk mengikuti praktik lapangan pada hari terakhir. Harapannya, para peserta dapat mengimplementasikan apa yang telah didapatkan selama pembekalan.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

