IMAM PRASOJO BEBERKAN NILAI SOSIAL DAN EKONOMI ZAKAT YANG DIKEMBANGKAN LAZISMU UNTUK TERNAK KAMBING PERAH TERINTEGRASI

Ditulis oleh
Lazismu Pusat
Ditulis pada
21 Februari 2023
Kategori :
KABUPATEN BANJARNEGARA – Lokasi peternakan kambing perah terintegrasi di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah kondisinya sudah hampir selesai.  Di lokasi itu, kandang sudah berdiri megah, tempat cacah pakan ternak, tempat perah susu kambing, hingga alur pembuangan limbah kandang kambing berupa biogas terus dikerjakan untuk melengkapi kebutuhan prioritas pemberdayaan dengan konsep Hebi Farm.

Kemajuan dalam tahap pendirian peternakan terintegrasi ini disaksikan langsung oleh Lazismu Pusat, saat Direktur Utama Lazismu Pusat Edi Suryanto dan M. Saleh Al-Farabi selaku Manager Divisi Pendayagunaan bidang ekonomi dan kesehatan berkunjung ke lokasi pada Sabtu, 19 Februari 2023, yang masih di lingkungan  MBS Wanayasa.

Makna peternakan terintegrasi di sini adalah bahwa ada dampak sosial dan ekonomi yang dapat digali dari potensi yang ada di daerah Wanayasa. Diketahui bahwa mayoritas warga di Danayasa adalah bertani, salah satunya budidaya kentang. Di samping persoalan lingkungan yang belakangan terakhir mulai dikhawatirkan oleh pemerintah Kabupaten Banjarnegara perihal sedimentasi di waduk Mrica dan dampaknya bagi masyarakat ketika sungai Serayu ikut terdampak.

Demikian disampaikan oleh Sosiolog Universitas Indonesia, yang juga asli Banjarnegara, yakni Imam Prasojo saat berkunjung ke lokasi kandang ternak kambing di MBS Wanayasa. Latarbelakang berdirinya Hebi Farm, sebetulnya terkait dengan kondisi lingkungan yang sudah tidak ramah. Yaitu sedimentasi di waduk Mrica yang dapat mengancam kehidupan, terutama sektor pertanian. Karena itu, lanjut Imam Prasojo, perlu ada alternatif selain pertanian untuk menggali potensi ekonomi warga salah satunya beternak kambing.

Jadi diperkirakan dampaknya tidak terlalu lama, jika tidak segera direspons untuk mengurangi risiko. Apalagi 5 bupati yang ada di kresidenan Banyumas menyurati Presiden bagaimana caranya, pemerintah pusat juga memberikan perhatian bersama untuk melakukan upaya menahan arus sedimentasi ini agar tidak sebesar sekarang.

"Kita sadar bahwa yang dilakukan adalah dengan alih pertanian misalnya tanam alpukat ras, kopi, jeruk, dan lain sebagainya sebagai permintaan. Probelemnya untuk masa panennya terlau lama dan siapa yang akan menjamijn ekonomi mereka," jelas Imam.

Di sini, lanjutnya, kita mencari solusi pelan-pelan, apa kira-kira penghasilan yang relatif cepat selain pertanian. Cara lain, terang Imam adalah cari usaha yang setiap hari bisa hasilkan uang, solusi itu adalah  kambing perah.

Kambing perah yang berkualitas adalah kambing sanen, jika beranak bisa diperah setiap hari, dengan nilai manfaat dari satu ekor kambing yang menghasilkan 2 liter setiap hari. Nah, potensi inilah yang menjadi pilihan relatif kecil risikonya, dan alhamdulillah mendapat dukungan dari Bank Indonesia dan Lazismu yang akan menyediakan hewan ternaknya.

Lantas bagaimana nilai ekonominya, Imam menjelaskan harus ada kemandirian ekonomi dari warga sendiri. Bila dihitung dengan cermat, nilai ekonomi dari kambing sanen yang dikelola dengan benar proyeksinya akan sangat menguntungkan untuk dua tahun pertama. 

Dari hal pakan ternaknya, juga ada nilai ekonominya bagi warga. Karena dengan kondisi Wanayasa yang kaya akan tanaman untuk pakan ternak bisa ditambah dengan bibit rumput seperti kaliandra dan rumput lainnya yang direkomendasikan, sehingga secara tidak langsung rumput-rumput tambahan ini bisa untuk mencegah longsor. "Tinggal bagaimana mengelola tanamam ini yang bisa jadi pakan ternak kambing yang berkualitas," tuturnya.

Secara gotong-royong, budidaya pakan ternak ini di desa bisa menjadi kekuatan dalam menggali potensi ekonomi di Wanayasa. Artinya, sambung Imam, kandang kambing ternyata lebih potensial dan kandang kambing ini juga harus sehat dan bersih.

Ini perlu ditindaklanjuti dimulai dari cara perahnya juga ada edukasi dan tata laksananya, sehingga tidak sembarangan. Dan harus ada pakan yang terjamin untuk kambing jenis sanen. Semoga ini menjadi pusat ekonomi yang menggerakan warga di desa, khususnya kecamatan Wanayasa. Jika dikelola dengan baik, tempat ini juga bisa menjadi lokasi gudang pakan ternak, sehingga rumput yg dicacak itu bisa bertahan lama.

Dalam kondisi yang lain, Imam mengatakan bahwa lokasi kandang juga ada di lingkungan sekolah milik Muhammadiyah, secara sosial dari gerakan dakwahnya akan sangat membantu terutama untuk spirit al-maunya. Di dalamnya ada semangat kemandirian dan gerakan saling membantu.

Di samping itu, terlibatnya Lazismu dalam peternakan kambing perah terintegrasi ini akan semakin memperkuat bahwa program ini dari sisi sosial ekonomi dapat beririsan dengan program-program zakat di Lazismu, tutupnya.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]

Tag :
Bagikan Tulisan Ini :
LAZISMU adalah lembaga zakat nasional dengan SK Menag No. 90 Tahun 2022, yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. Lazismu tidak menerima segala bentuk dana yang bersumber dari kejahatan. UU RI No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

Alamat

Jl. Menteng Raya No.62, RT.3/RW.9, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
Jl. Jambrut No.5, Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430
info@lazismu.org
0213150400
0856-1626-222
Copyright © 2025 LAZISMU bagian dari Persekutuan dan Perkumpulan PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH
cross