DUKUNGAN KEMANUSIAAN LAZISMU UNTUK PENGUNGSI ROHINGYA PADA HARI PENGUNGSI SEDUNIA

Ditulis oleh
Lazismu Pusat
Ditulis pada
5 Juli 2023
Kategori :

KABUPATEN PIDIE -- Kehadiran pengungsi Rohingya di Indonesia menjadi perhatian lembaga kemanusiaan dan lembaga amil zakat. Lazismu dan MuhammadiyahAid sebagai bagian dari Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) pada 25 September 2017, bersama lembaga lainnya yang berhasil masuk ke Cox's Bazar, sejak saat itu sudah mengirimkan bantuan kesehatan dan kemanusiaan. Derita pengungsi Rohingya tidak berhenti sampai di sana. Di Indonesia salah satu keberadaannya di Kabupaten Pidie, Aceh, yang sebelumnya sebagian dari mereka ada di Kota Lhokseumawe.

Menurut UNHCR Indonesia, selain di Kabupaten Pidie, pengungsi Rohingya juga ada di Medan, Pekanbaru dan Makassar. Interaksi mereka dengan masyarakat lokal juga menyisakan persoalan. Karena itu, UNHCR Indonesia mengharapkan dukungan dari pemerintah dan masyarakat lokal agar mereka mendapatkan kondisi yang aman, seperti di Kabupaten Pidie untuk memaksimalkan dukungan dibentuk Satuan Tugas Pengungsi.

Pada 1 Juli 2023, Lazismu bersama lembaga lain hadir dalam peringatan Hari Pengungsi Sedunia di Gampong Leun Tanjong, Kabupaten Pidie, Aceh. Kurang lebih 154 pengungsi Rohingya tinggal di bekas Yayasan Mina Raya melalui momen Hari Pengungsi Sedunia yang sebetulnya jatuh pada 20 Juni 2023. Salah satu perwakilan dari UNHCR yang ada di Indonesia, Faisal Rahman mengatakan, pada bulan Juli ini baru bisa diperingati mengingat kondisi yang ada dari pengungsi.

Semua pihak yang terlibat pun diundang untuk menghormati dan menyuarakan kesadaran masyarakat terhadap keadaan para pengungsi Rohingya di Kabupaten Pidie. Lazismu sendiri selama ini mendukung dan terlibat aktif dalam pendampingan bersama UNHCR dan YKMI serta lembaga lain. Pada bulan Ramadhan dukungan itu dilakukan oleh Lazismu Kota Lhokseumawe dan Lazismu Kabupaten Bireun, baik yang bersifat karitas maupun pemberdayaan.

Saat berdiskusi dengan Faisal Rahman diperoleh informasi bahwa komunikasi pengungsi dan masyarakat lokal secara sosiologis perlu dibangun agar lebih interaktif. Di samping untuk meminimalisir penolakan warga lokal, langkah integrasi program pemberdayaan perlu segera dilakukan agar dukungan publik bagi pengungsi dapat diwujudkan dengan berbagai pendekatan.

Karena itu, acara peringatan Hari Pengungsi Sedunia itu dikemas dengan halal bihalal yang menekankan tema persaudaraan dan kesiapsiagaan penanganan pengungsi Rohingya dalam semangat perdamaian dan kemanusiaan. Dalam halal bihalal itu, seni tari khas Aceh diperkenalkan kepada pengungsi Rohingnya. Tari yang dimainkan anak-anak Pidie dan anak-anak Rohingnya digelar apik dengan sambutan antusias dari tamu undangan dan tokoh lokal.

Manajer Program Kemanusiaan dan Lingkungan Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Nazhori Author yang hadir bersama dengan Aditya Reffiyanto dan Fajar Ardiansyah selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Bireun menilai upaya menguatkan dukungan dari masyarakat seperti yang didorong oleh UNHCR adalah penting untuk menjalin interaksi yang strategis dengan masyarakat lokal. Kolaborasi semua pihak sebagai bentuk sinergi program dapat dilakukan dengan melibatkan semua unsur. Seperti diketahui, Indonesia belum meratifikasi Konvensi 1951 yang memuat perihal pengungsi. Meski demikian tradisi masyarakat Indonesia untuk menerima dan menolong orang lain seperti pengungsi telah sejalan dengan hukum internasional yang berkaitan dengan orang-orang yang membutuhkan perlindungan internasional.

Saat bertemu dengan Fairuz, salah seorang juru bicara pengungsi, ia mengatakan bahwa keberadaan para pengungsi termasuk anak-anak diakuinya seperti tidak memiliki status kewarganegaraan. Dia mengaku kehadirannya di Indonesia penuh risiko. Fairuz tak punya pilihan, bersama warga Rohingya lainnya ketika mencari jalan untuk menyelamatkan diri dari Myanmar adalah keputusan yang ditempuh saat keluarga mereka mendapat tekanan dan bahkan ancaman mengerikan.

Namun demikian, Fairuz mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia dan semua pihak yang telah menerima keberadaannya di Bumi Serambi Mekah. Ia berharap dapat hidup bersama dengan masyarakat ketika kondisi saat ini telah membuat keberadaannya bersama yang lain telah mengubah impian hidupnya bersama keluarga.

Diketahui bahwa Bangladesh merupakan negara yang paling banyak menampung pengungsi Rohingya. Sebagian lagi para pengungsi Rohingya menyelamatkan diri ke Indonesia dan Malaysia. Sebagai pengingat, hampir semua warga Rohingya ditolak kewarganegaraannya sejak 1982. Di samping persoalan status kewarganegaraan, hak-hak dasar mereka seperti akses pendidikan dan kesehatan pun terabaikan.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]

Tag :
Bagikan Tulisan Ini :
LAZISMU adalah lembaga zakat nasional dengan SK Menag No. 90 Tahun 2022, yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. Lazismu tidak menerima segala bentuk dana yang bersumber dari kejahatan. UU RI No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

Alamat

Jl. Menteng Raya No.62, RT.3/RW.9, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
Jl. Jambrut No.5, Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430
info@lazismu.org
0213150400
0856-1626-222
Copyright © 2025 LAZISMU bagian dari Persekutuan dan Perkumpulan PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH
cross