Salurkan Bantuan Program Peduli Kesehatan, Lazismu Kota Madiun Ajak Donatur Ringankan Beban Balita Terdampak Atresia Ani
MADIUN --- Balita yang baru berusia 6 bulan ini secara fisik terlihat sehat. Di balik keceriaannya, ia tidak seberuntung balita lain yang lahir sempurna. Ia dilahirkan dalam kondisi tubuh yang tidak memiliki anus. Langkah medis dilakukan agar ia tetap sehat seperti balita pada umumnya.
Kelainan yang diderita balita malang itu dalam istilah kedokteran disebut Atresia Ani. Yaitu kelainan bawaan yang sudah terjadi sejak di dalam kandungan. Saat lahir di RS Soedono, ia langsung dirujuk ke RSUD Gambiran, Kediri, Jawa Timur untuk mendapatkan tindakan operasi.
Namun yang bisa dilakukan di RSUD tersebut hanyalah operasi pembuatan jalur pembuangan kotoran melalui usus. Sehingga selama ini ia selalu dibantu alat Colostomy untuk membuang kotorannya.
Hingga bulan Juni keluarga dari balita tersebut, sudah empat kali kunjungan medis di RSUD Gambiran untuk kontrol dan menunggu proses selanjutnya apakah bisa atau tidaknya dioperasi. Sayangnya, saat kontrol terakhir di RSUD Gambiran pada bulan Juni lalu, Ia dirujuk kembali ke rumah sakit yang lain yakni RSAL Ramlan dan RSUP Soetomo di Surabaya.
Yang pasti hingga hari ini, Lazismu Kota Madiun mendapatkan informasi dari keluarganya belum bisa untuk dilakukan tindakan operasi supaya ada jalan keluar kotoran. Sampai kabar ini diturunkan (13/8/2024) oleh Lazismu Kota Madiun, upaya menggalang dana bantuan dilakukan atas restu orangtuanya.
Winna Aprilia dan Dimas Prasetyo selaku orangtua balita itu tak sanggup melihat kondisi anaknya. Winna hanyalah seorang ibu rumah tangga, sementara ayahnya hanya pekerja serabutan. Beruntungnya Supadi yang juga kakeknya berkarya sebagai petugas kebersihan di Kantor Lazismu Kota Madiun.
Atas ijin kedua orangtuanya, Supadi melakukan surat permohonan bantuan kepada Lazismu setempat. Inisiatif ini diambil Supadi agar cucunya sehat dan normal.
Alhamdulillah mendengar kabar itu, surat permohonan bantuan Supadi direspons positif oleh Lazismu Kota Madiun. Melalui program kesehatan, layanan untuk mustahik hadir sebagai wujud meringankan beban balita malang itu.
Sudah empat kali, Lazismu memberikan layanan ambulans untuk proses rujukan, kata Mulyadi Ketua Badan Pengurus Lazismu Kota Madiun. “Empat kali pemberian paket bantuan alat Colostomy diberikan kepada balita itu,” paparnya.
Lazismu berharap bantuan ini dapat meringankan beban orangtuanya dalam mencapai kesembuhan buah hatinya. Mulyadi juga mengajak masyarakat pada umumnya dan para donatur untuk membantu balita itu agar kembali sehat dan normal.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]