1000 ANAK YATIM PIATU BARU DI DIY, LAZISMU BERSAMA MPS DAN ALFAMART SERAHKAN BANTUAN

Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 16:45, 02/11/2021
Cover 1000 ANAK YATIM PIATU BARU DI DIY, LAZISMU BERSAMA MPS DAN ALFAMART SERAHKAN BANTUAN
YOGYAKARTA -- Pandemi yang telah berjalan lebih dari satu tahun menyebabkan dampak yang signifikan terhadap anak-anak. Sebagai harapan masa depan bangsa, anak-anak selayaknya mendapatkan perhatian. Banyak di antara anak-anak menjadi yatim, piatu, maupun yatim piatu akibat pandemi. Mereka mengalami kondisi yang sulit, bahkan dapat menjadi gelandangan akibat tidak adanya perhatian dari berbagai pihak.

Hal ini mendorong Lazismu untuk memberikan bantuan sebanyak 210 paket kepada keluarga anak yatim piatu pada hari Selasa (2/11) melalui acara Bantuan Paket Sembako untuk Yatim Piatu Terdampak Covid-19 yang dilakukan secara hybrid di Aula Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Mahli Zainuddin Tago, Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah DI Yogyakarta Cahyono, serta Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PWM DI Yogyakarta Ridwan Furqoni.

MPS PWM DI Yogyakarta mendata bahwa terdapat lebih kurang seribu anak menjadi yatim piatu baru yang tersebar pada lima daerah di wilayah DI Yogyakarta akibat ditinggal orang tua yang meninggal karena terpapar Covid-19. Pendataan anak yatim piatu baru akibat pandemi dilaksanakan secara terbuka dengan menggunakan form digital kemudian disebarluaskan melalui berbagai sarana, seperti halnya media sosial, organisasi, dan masyarakat umum. Setelah dilakukan pemilihan data kemudian dilakukan survei oleh relawan Muhammadiyah dengan mendatangi rumah masing-masing. Survei ini dilakukan berbasis cabang dengan pertimbangan lebih dekat terhadap domisili anak tersebut. Hasil dari pelaksanaan survei yang dilakukan untuk masa anak usia 0-18 tahun ini akan dilanjutkan ke tahap bantuan pengasuhan berkelanjutan berbasis cabang dengan memberikan santunan layak selama masih berada di usia anak.

Ketua MPS PWM DI Yogyakarta, Ridwan Furqoni menuturkan, pihaknya berharap agar anak-anak tersebut mendapatkan pengasuhan namun kenyataannya masih banyak yang belum mendapat perhatian. Meski demikian, masih ada banyak pihak yang membantu. "Data yang terkumpul di MPS mencapai kurang lebih seribu anak yatim piatu baru akibat pandemi. Berharap anak mendapatkan pengasuhan dari orang tua namun takdir Allah berbeda. Namun ada banyak pihak untuk terus membantu agar optimal dalam pengasuhan kepada anak sehingga tumbuh dewasa menjadi kader keumatan," ungkap Ridwan.

Senada dengan Ridwan, Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin Tago menegaskan bahwa anak-anak yang kehilangan orang tuanya harus didampingi. "Dalam proses tumbuh, anak harus kehilangan figur orang penting. Insyaallah anak akan menjadi tangguh dan kita harus mendampingi. Secara nasional anak kehilangan orang tua sebanyak tiga puluh ribu dan khusus DI Yogyakarta sebanyak seribuan anak," tegasnya.

Mahli juga mengungkapkan apresiasinya terhadap Lazismu Wilayah DI Yogyakarta serta MPS PWM DI Yogyakarta atas kerja keras yang telah dilakukan. "Apresiasi kepada Lazismu DIY dan MPS DIY yang sudah koordinasi dengan PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah) dan PCA (Pimpinan Cabang Aisyiyah) sehingga pekerjaannya menjadi ringan," ungkapnya.

Sementara itu, Cahyono selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah DI Yogyakarta berharap agar anak-anak yang terdampak pandemi kelak dapat mandiri, sejahtera, dan menunai prestasi. "Wabah Corona lebih banyak dirasakan oleh anak-anak dengan menerima ujian dari Allah. Insyaallah Allah akan menyayangi, membangun kemandirian, memberikan kesejahteraan dan prestasi di kemudian hari. Program yang direncanakan oleh MPS dan Lazismu akan terus dilanjutkan dan digerakkan," harap Cahyono.

Program pendampingan anak-anak yatim piatu sudah lama dilakukan oleh Muhammadiyah, namun masih banyak masyarakat yang sering salah paham bahwa ketika menemukan anak yatim piatu, hal yang perlu dilakukan adalah dengan memasukkannya ke lembaga pengasuhan anak atau panti asuhan, sementara di dalam regulasi dan fiqih anak menyebut bahwa pengasuhan terbaik adalah keluarga. Bilamana ada keluarga kurang memahami pengasuhan maka yang harus dilakukan adalah dengan memberikan motivasi penguatan atau pembekalan serta memberikan santunan awal terlebih dahulu. Apabila masih belum mampu maka sebaiknya dicarikan pengasuh pengganti dan jika masih mengalami kesulitan maka jalan terakhir yang dapat dilakukan adalah dengan memasukkan anak ke dalam lembaga pengasuhan anak atau panti asuhan.

Permasalahan anak-anak yatim piatu akibat terdampak Covid-19 ini perlu terus didorong dengan mengedepankan pengasuhan yang dilakukan oleh pihak keluarga sehingga mendapatkan fasilitas terbaik. Program pendampingan ini dilakukan bersama PCM, PCA dan Kantor Layanan Lazismu se-DI Yogyakarta. Ke depannya direncanakan akan dibentuk sebuah lembaga khusus yang fokus dalam pendampingan anak dengan bekerjasama melalui lembaga atau mitra lain.

Program Bantuan Paket Sembako untuk Yatim Piatu Terdampak Covid-19 ini merupakan kerjasama Lazismu dengan Alfamart yang berisi bantuan berupa makanan pokok, Al-Qur'an, dan daging kurban kemasan RendangMu. Program bantuan ini direncanakan akan terus dilakukan hingga mencapai seribu paket atau sebanyak jumlah anak-anak yang menjadi yatim piatu akibat pandemi Covid-19.

[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Rizal Firdaus]