1000 Guru Honorer Peroleh Bantuan Program Peduli Guru, Kolaborasi Lazismu dan UPZ Permata Bank Syariah

Ditulis oleh berita
Ditulis pada 17:37, 21/10/2024
Cover 1000 Guru Honorer Peroleh Bantuan Program Peduli Guru, Kolaborasi Lazismu dan UPZ Permata Bank Syariah

JAKARTA – Kesejahteraan guru merupakan bagian dari prioritas pilar program pendidikan Lazismu. Terutama guru yang berada di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal. Untuk itu, sebanyak 1000 guru dan pendidik honorer memperoleh bantuan program Peduli Guru.

Penyerahan bantuan insentif guru dilakukan secara simbolis kepada penerima manfaat oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais dan mitra kolaborasi Lazismu Unit Pengelola Zakat (UPZ) Bank Permata Syariah, dalam hal ini Kepala Divisi Syariah dan Consumer Banking Rinaldi Agustian Aziz, serta Izzul Muslimin dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang disaksikan langsung oleh Sekretaris Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Non Formal M. Khiorul Huda dan Ketua Majelis Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah PP Aisyiyah Fitni Wilis, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, pada Senin (21/10/2024).

Ahmad Imam Mujadi Rais dalam sambutannya mengatakan bersama kita menyaksikan banyak kisah perjuangan guru dan peran pentingnya. Karena itu, Lazismu dengan programnya memberikan apresiasi kepada guru yang telah mengabdi untuk mendidikan generasi masa depan.

“Kesejahteraan guru masih kurang mendapat perhatian, terlebih lagi guru yang ada di daerah tertinggal. Karya dan perjuangannya menjadi bentuk perhatian Lazismu karena guru adalah faktor penting dalam membangun perjalanan bangsa ini,” kata Mujadid Rais.

Ada 1000 guru yang tersebar di Indonesia, mendapat bantuan program Peduli Guru, hasil kolaborasi Lazismu dan UPZ Permata Bank Syariah, ungkapnya. Bantuan sebesar Rp 500 juta diberikan secara tepat sasaran bagi guru guru-guru honorer di lingkungan Muhammadiyah dan Aisyiyah. Masih ada pekerjaan rumah yang juga perlu diperhatikan, maka sinergi dengan semua pihak adalah penting, termasuk dengan UPZ Permata Bank Syariah untuk tergerak merespons persoalan guru.

Sebelumnya, lanjut Mujadid Rais, Lazismu juga memberikan bantuan kepada guru honorer yang mengalami tunggakan iuran BPJS Kesejatan yang berkolaborasi dengan USAID Catalyze. Lazismu berharap guru-guru penerima manfaat dapat merasakan nilai manfaat dari bantuan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada Permata Bank Syariah yang sudah berkolaborasi juga bersama Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah dan PP Aisyiyah.

Sejalan dengan program tersebut, Kepala Divisi Syariah dan Consumer Banking UPZ Permata Bank Syariah Rinaldi Agustian Aziz mengungkapkan kolaborasi bersama Lazismu merupakan komitmen kami di bidang pendidikan untuk memberikan jangkauan lebih luas bagi penerima manfaat. “Ekosistem Keuangan Islam yang inklusif yang menjadi bagian dari perbankan syariah diharapkan manfaatnya bisa lebih dirasakan oleh masyarakat,” katanya.

Informasi yang diperoleh dari Majelis Dikdasmen dan Aisyiyah pada hari ini memberikan inspirasi bagi kami. Komitmen untuk pendidikan adalah penting agar memajukan aspek pendidikan di masyarakat. Karena kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh masyarakat yang memperoleh akses pendidikan dengan mudah.

Dari beberaa kegiatan yang ada di Lazismu, UPZ Permata Bank Syariah senantiasa ikut berpartisipasi, mudah-mudahan ke depan akan selalu berkomitmen dan semakin solid untuk mendukung program - program Lazismu di bidang pendidikan lainnya. 

Sementara itu, Ketua Majelis Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah PP Aisyiyah Fitni Wilis, mengatakan, dalam sejarahnya, TK Aisyiyah merupakan lembaga pendidikan pribumi yang ada di Indonesia sejak tahun 1919. Artinya sudah 1 abad lebih kontribusi Muhammadiyah di bidang pendidikan.

“Ada 10 ribu lebih TK Aisyiyah yang terus memberikan layanan kepada anak – anak usia dini di seluruh Indonesia, di samping itu Aisyiyah juga punya kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan dari usia dini sampai tingkat menengah, ujarnya. 

Kami juga ingin menyampaikan bahwa guru-guru pendidikan anak usia dini yang belum baik kesejahteraannya masih jauh dari sejahtera. Namun, apa inti yang ingin disampaikan, sambung Fitni, dari apa yang sudah digaungkan oleh pemerintah juga menjadi perhatian kita terhadap guru-guru tersebut, Alhamdulillah hal ini mendapat dukungan dari Lazismu.

“Waktu, tenaga dan pikiran guru – guru ini untuk mengasuh anak kecil masih belum mendapat perhatian serius,” paparnya. Sementara anak usia dini adalah dasar untuk masa depannya yang sangat menentukan.

Di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, baru saja Aiyiyah atas dukungan Lazismu memperoleh apresiasi penghargaan dari Bappenas karena pendidikan anak usia dini di sana memberikan dampak positif terhadap masyarakat yang selama ini jauh dari akses pendidikan. Bukti nyata ini, kata dia, merupakan langkah pertama dari Aisyiyah dan rencananya akan mendirikan SD untuk perluasan dakwah.

Kami berharap guru-guru di daerah terpencil juga dapat ditingkatkan kapasitasnya untuk bersekolah lagi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Agar kualitas pendidikan turut meningkat dengan guru – guru yang memiliki kecakapan dalam mengajar. 

Dalam kesempatan itu, Miftahurrohman guru MI Muhammadiyah Cisarua yang sudah mengabdi selama 10 tahun mengucapkan terima kasih atas bantuan ini kepada donatur Lazismu. “Melalui program peduli guru ini saya dan kawan kawan guru yang lain sangat terbantu semoga semakin menambah motivasi untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak didik,” katanya. Hal senada disampaikan Nurhidah dari TK ABA Depok, bahwa dukungan semua pihak sangat kami nanti untuk menunjang program kegiatan belajar mengajar terutama untuk sekolah yang masih membutuhkan perhatian serius dalam sarana dan prasarananya.

Dalam agenda yang sama, Sekretaris PP Muhammadiyah, Izzul Muslimin, mengungkapkan sekolah muhammadiyah ada di seluruh pelosok Indonesia. Ssemua didirikan dengan mandiri. Dari semangat itulah muhammadiyah sebagai organisasi mengembangkan lembaga pendidikan.

Kendati masih ada sekolah yang menghadapi problem di daerah terpencil karena fasilitas yang tidak memadai. Lalu Muhammadiyah mendirikan sekolah di kawasan tertinggal sebagai panggilan karena di sana memang tidak ada sekolah.

“Itulah yang terjadi, maka dengan keberadaan guru yang harus mendapat perhatian di beberapa tempat, kita berharap apa yang dilakukan oleh para guru tetap sebagai spirit yang ke depannya perlu ada upaya ekosistem pendidikan yang bisa mengatasi ketimpangan dalam realitas pendidikan,” paparnya.

Perlu kekuatan bersama agar bisa menjadi gerakan nasional termasuk oleh Lazismu di seluruh daerah dan wilayah dan semua pihak yang ingin pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Hal itu, sudah dilakukan muhammadiyah mengelola dana abadi pendidikan. Melalui gerakan Infak Pendidikan, dana abadi ini harus terus digerakkan dan bisa didukung oleh para pemangku kepentingan dan manfaatnya bisa dijangkau secara lebih luas.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]