Gagasan Inovasi Sosial, Memperkuat Daya Pikir dan Jelajah Amil Lazismu Mengembangkan Program Berkelanjutan

Ditulis oleh berita
Ditulis pada 15:52, 25/07/2024
Cover Gagasan Inovasi Sosial, Memperkuat Daya Pikir dan Jelajah Amil Lazismu Mengembangkan Program Berkelanjutan

JAKARTA -- Satu per satu lembaran program – program Lazismu dibuka untuk diidentifikasi sejauh mana dampak dan berkelanjutannya dapat memberikan nilai manfaat. Inovasi sosial merupakan tema gerakan zakat yang diusung Lazismu sejak 2021. Beberapa program sudah terlaksana, tinggal dilanjutkan karena bibitnya sudah ada.

Melihat realitas yang ada, pergerakan filantropi islam terus berkembang. Maka selayaknya Lazismu melihat ke dalam, kekuatannya sudah sampai di tahap apa, kata Direktur Kewirausahaan dan Inovasi Sosial, Edi Suryanto dalam pengantarnya di Workshop Panduan, Pelatihan LFA dan Asesmen Program Kampung Berkemajuan Inovasi Sosial Berbasis Kawasan, di Jakarta pada Kamis, 25 Juli 2024.

Diketahui bahwa Lazismu sebagai lembaga filantropi terbesar di dunia dari sisi jumlah kantornya. “Angka penghimpunan dan angka penyaluran masih perlu ditingkatkan mengingat nama besar muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai payung organisasi, karena itu perlu ada lembaga yang berperan sebagai penopang. Dan lazismu salah satunya yang dianggap sebagai motor gerakan itu,” jelasnya.

Inovasi sosial yang dijajaki Lazismu sampai saat ini, kata Edi Suryanto, merupakan satu gagasan lanjutan dari agenda aksi yang sudah dirumuskan dalam lima tahun terakhir. Lazismu sebagai bagian dari gerakan filantropi islam perlu memproyeksikan agenda perubahan yang lebih tertata dan sistematis.

Di hadapan para peseta workshop, Edi Suryanto memaparkan, inovasi sosial sebagai suatu pendekatan sosial harus didefinisikan. Beberapa sumber penelitian menyebutkan, definisinya adalah untuk memperluas kesejahteraan masyatakat dalam mengatasi berbagai masalah sosial yang berdampak, terukur dan berkesinambungan.

“Tujuan dari inovasi sosial itu, memperkuat daya pikir dan jelajah amil untuk menemukan solusi baru, meningkatkan kreativitas, serta menciptakan inovator muda yang dalam praktiknya nanti memperluas jaringan dan kemitraan, memperkuat basis kewilayahan dalam melakukan perubahan,” tuturnya.

Paling tidak ada catatan penting yang disampaikan pada hari ini, di antaranya, hemat saya, enam tahapan proses inovasi sosial, yaitu menemukan akar masalah, identifikasi untuk solusi, melibatkan banyak pihak, menguji coba teori dan praktik, ada unsur keberlanjutan sehingga bisa dipublikasikan dan diduplikasi supaya ada perubahan sosial.

Salah satu program Lazismu yang bisa dijadikan contoh adalah Edutabmu. Karena memenuhi unsur persyaratan inovasi sosial. Berangkat dari keterbatasan akses pendidikan saat pandemi dan banyak daerah kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar, maka muncul solusi Edutabmu tanpa jaringan internet yang sangat membantu penerima manfaatnya.

Keberhasilannya sudah diduplikasi atas program yang dijalankan di awal, duplikasi ini salah satu proses yang menjadi akhir program yang bisa dikatakan sebagai inovasi sosial. Contoh lainnya Bank ZISKA di Jawa Timur.

Belajar dari Bank ZISKA, upaya selanjutnya yang bisa disempurnakan adalah perlu ada opini dewan pengawas syariah (DSP). JIka ada opini DPS, maka bisa dijadikan program unggulan di masa yang akan datang.

Masih banyak program lain di wilayah dan daerah yang dikembangkan Lazismu seperti peternakan kambing perah di Banjar Negara, Jawa Tengah, kata Edi Suryanto memberikan contoh. Pada prinsipnya konsep ini berangkat dari kebutuhan pasar, pemberdayaan yang berhasil adalah akses pasarnya. Peternakan kambing perah di Banjar Negara selanjutnya harus disiapkan pasarnya.

Contoh program inovasi sosial berbasis kawasan lainnya adalah kolaborasi Lazismu dan Baznas. Di wilayah Serang, Banten, permasalahan yang muncul di sana adalah erosi pantai yang juga kerusakan lingkungan karena airnya payau, kemiskinan tinggi, pendidikan rendah, kesehatan rendah, akses pendidikan terbatas, dan akses kesehatan sulit.

Solusi yang diberikan Lazismu adalah memberikan bantuan dan pendampingan dengan menanam mangrove untuk mencegah erosi panta serta bantuan program pendidikan untuk santri. Saya pikir dari contoh – contoh ini bisa menjadi insight bagi Lazismu di seluruh Indonesia dalam mengemas program yang berkelanjutan.

[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah]