GUDANG LOGISTIK LAZISMU, SOLUSI SAAT KONFLIK BERKECAMUK DI SUDAN
SUDAN -- Konflik bersenjata yang terjadi di negeri Sudan sangat dirasakan oleh Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di sana. Keadaan saat situasi mencekam meninggalkan kenangan tersendiri, meskipun mereka telah dievakuasi dan kini berhasil pulang ke tanah air. Seperti yang diceritakan oleh Dimas Muhammad Hanif Arkaan, salah satu amil Kantor Layanan (KL) Lazismu Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Sudan.
Dimas menuturkan, pada Sabtu (15/04) suara tembakan terdengar jelas dari bangunan Markas Dakwah Muhammadiyah Sudan. Beberapa kali terlihat pesawat tempur juga mengeluarkan tembakan dengan suara yang sangat nyaring. Kondisi ini sangat menakutkan WNI di Sudan, termasuk para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di negeri tersebut. Saat itu Bandara Internasional Khartoum telah diambil alih oleh pihak paramiliter, ditambah dengan pemadaman listrik di sebagian besar wilayah Sudan.
Dengan kejadian pertempuran yang semakin memanas disertai maraknya pencurian di daerah Khartoum dan juga menipisnya bahan makanan yang dimiliki beberapa WNI, KL Lazismu PCIM Sudan kemudian beriktiar untuk menginisiasi gudang logistik. "Gudang tersebut berisikan bahan pangan dan kebutuhan mendesak lainnya, yang akan didistribusikan kepada warga Indonesia yang membutuhkan. Sasaran utama pendistribusiannya ialah warga Indonesia di daerah Arkawet dan Makmuroh," terang Dimas.
Setelah melakukan survei di beberapa tempat yang memungkinkan untuk berbelanja bahan logistik, akhirnya Lazismu memutuskan untuk membelinya di sebuah toko bernama 'Alquds'. Lokasinya yang tidak jauh dari Markas Dakwah Muhammadiyah dan relatif aman menjadi alasan utama memilih toko tersebut. Bahan-bahan yang dibeli berupa beras, tepung, gula, minyak, teh, air mineral, makanan ringan, sabun mandi, sabun cuci baju, dan pasta gigi. Lazismu juga berusaha untuk membeli obat-obatan, namun karena tempat yang menyediakan kebutuhan tersebut belum bisa diakses, obat-obatan pun akhirnya masih mengandalkan stok yang lama.
Pendistribusian logistik ini, lanjut Dimas, dilakukan sehari setelah bahan-bahan tersebut terkumpul. Sasarannya adalah para mahasiswa, khususnya yang sudah berkeluarga. Tercatat ada tiga keluarga yang dibantu melalui gudang logistik ini. Amil Lazismu kemudian menyalurkan logistik tersebut ke beberapa titik di kawasan Arkawet dan Makmuroh, sehingga total lebih dari 80 orang yang telah dibantu.
"Gudang logistik ini pun juga membantu para syaikh dan juga beberapa warga yang membutuhkan, total ada sekitar 30 warga Sudan yang terbantu. Selain itu Lazismu juga mengirimkan makanan ringan dan juga bahan makanan untuk berbuka puasa bersama kepada teman-teman mahasiswi yang sedang diungsikan ke Muktamarat Hall. Total lebih dari 80 orang bisa terbantu," ungkap Dimas.
Gudang logistik ini akhirnya menjadi solusi Muhammadiyah Sudan dalam memecahkan masalah yang terjadi saat konflik berkecamuk. Harapannya, semoga dengan penyaluran bantuan tersebut bisa meringankan beban mereka yang membutuhkan akibat situasi konflik di Sudan.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Dimas Muhammad Hanif Arkaan]