Jujuk Menjahit Kain Kembali dan Bangkit Bersama Lazismu
SIDOARJO – Usaha menjahit yang dijalankan Zuriyah (53), selama setahun belakangan ini mulai berjalan lancar kembali. Dampak Covid-19 yang lalu telah melumpuhkan usahanya hingga mati suri.
Pada hari Jum’at, 1 November 2024, Lazismu Sidorajo berkesempatan menemui Zuriyah di rumahnya, Desa Gerbang, Kecamatan Sidoarjo, Jawa Timur. Ia menyeritakan kisahnya saat terpuruk.
Zuriyah yang karib disapa Jujuk, mengatakan, memulai usaha menjahit sejak usia 24 tahun, setelah memutuskan undur diri sebagai karyawan konveksi busana muslim. Di tengah perannya sebagai ibu rumah tangga, Jujuk menerima orderan menjahit, ungkap Ketua Pimpinan Ranting Aisyiyah ini.
Ketika Covid melanda, kondisi usahanya mati suri dan suaminya yang bekerja di pabrik karton di Mojosari, meninggal dunia karena covid. Ujian berat Jujuk untuk menghidupi keluarganya begitu berat. Itulah kondisi yang dirasakannya, tidak ada penghasilan untuk memenuhi kebutuhan.
Sepinya orderan mengakibatkan modal dan stok bahan kain yang dimilikinya perlahan habis.
“Dulu sebelum covid, memiliki tiga karyawan, sekarang pekerjaan jahitnya dikerjakan sendiri,” katanya.
Ditambah lagi dengan tantangan teknologi yang canggih, masyarakat sudah terbiasa dengan belanja online, sehingga mau tidak mau saya juga harus menyesuaikan agar usaha tetap jalan," jelasnya.
Zuriyah menyediakan kain untuk dibuat baju muslim termasuk seragam pengajian. “Alhamdulillah dalam prosesnya, usahanya mulai berjalan lagi sejak tahun 2023 lalu menerima bantuan modal usaha dari Lazismu," pungkasnya.
Dengan mendapatkan bantuan modal dari Lazismu Sidoarjo, usahanya kini mulai banyak oderan, bisa membeli bahan-bahan jahitan dan kain untuk dijahit menjadi busana muslim sesuai pesanan pelanggan. Dengan sistem memasarkan secara online, melalui jaringan pertemanan dan juga group donatur Lazismu.
Zuriyah merupakan salah satu penerima manfaat Program Pemberdayaan UMKM Binaan Lazismu Sidoarjo katagori Keluarga Yatim. Program ini hasil kolaborasi Lazismu Sidoarjo dan Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Bank Mega Syariah.
Rata-rata sebulan menerima pesanan 40 setel baju muslimah, dengan harga jual Rp.130.000. Pelanggan bisa memilih hanya jasa menjahit saja atau menjahit dengan kain sekalian.
Di sela kesibukan bisnisnya, Bu Jujuk masih aktif untuk mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, seperti menjalankan amanah sebagai Ketua Ranting Aisyiyah Gebang, PKK Kelurahan dan bunda paud setiap hari Senin.
Belajar daru keterpurukan itu membuat ketahanan ekonominya kian terasah. Prinsip hidupnya menjadi perempuan mandiri, berusaha bangkit dan yakin bisa berkembang.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Yekti]